Gereja Katolik Bantu Bebaskan Tahanan Politik Kuba

Internasional / 20 June 2010

Kalangan Sendiri

Gereja Katolik Bantu Bebaskan Tahanan Politik Kuba

Budhi Marpaung Official Writer
3171

Seorang pria lumpuh yang pernah menjadi tahanan politik di Kuba sekarang telah berkumpul kembali dengan keluarganya berkat bantuan Gereja Katolik yang ada disana.

Ariel Sigler, 44, menjadi lumpuh di penjara Kuba ketika menjalani hukuman 25 tahun akibat dituduh telah melakukan pengkhianatan.

Pemerintah setempat melepaskannya setelah pada Sabtu (12 Juni) lalu, Gereja Katolik melakukan negoisasi.

Sigler ditangkap pada tahun 2003 bersama dengan 74 aktivis dan wartawan Kuba lainnya saat di negara tersebut sedang terjadi kekacauan hebat akibat ulah pemberontak.

Pembabasan Sigler sendiri terjadi setelah Kardinal Katolik Jaime Ortega meminta Presiden Kuba Raul Castro untuk membebaskan sejumlah tahanan dari 180 tahanan politik di pulau tersebut.

Pemerintah setuju untuk melepaskan Sigler dan memindahkan 12 tahanan lainnya ke penjara lebih dekat dengan rumah mereka sehingga keluarga dapat memenuhi kebutuhan mereka dengan lebih.

Suami Berta Soler adalah salah satu tahanan politik yang direlokasi. Dia merupakan pemimpin gerakan "Ladies in White".

"Saya mengira bahwa dia akan menjadi yang terakhir yang akan dipindahkan," kata Berta Soler. "Yah, Tuhan menempatkan tangan-Nya yang kuat dan sekarang mereka telah memindahkan dia."

Sementara itu, Siglar mengatakan bahwa masih terdapat jalan panjang untuk membuat Kuba menghargai perbedaan pendapat politik.

"Saya akan terus berjuang untuk kebebasan saudara-saudara saya yang berada di penjara sehingga mereka dapat bergabung kembali dengan keluarga mereka," kata Sigler.

Gereja Katolik Kuba sendiri mengaku akan berusaha mengupayakan kebebasan para tahanan politik yang masih di penjara dan menyatukan mereka dengan keluarga mereka kembali.

Mantan pejabat Departemen Luar Negeri AS Roger Noriega dalam wawancara dengan CBNNews, Selasa (16/6), mengatakan komunitas Katolik Kuba memiliki peran yang sangat penting untuk menangani masalah hak asasi manusia di sana.

"Anda benar-benar membutuhkan dasar moral seperti itu dalam masa transisi ini sehingga Anda dapat mengeluarkan racun ketidakpercayaan dan kebencian terhadap diri sendiri dan akhirnya dapat membenci rezim komunis yang selama ini berkuasa," ujarnya. "Jadi saya pikir bahwa Gereja Katolik memiliki peran yang sangat diperlukan untuk bermain di negara ini."

Noriega juga menambahkan bahwa Gereja Katolik harus lebih vokal terhadap pemerintah Kuba.

Mari kita berdoa bagi perubahan di negara Kuba yang selama ini dikuasai oleh rezim pemerintah komunis. Berdoa agar injil kekristenan dapat masuk kesana dan banyak orang yang dimenangkan kepada Kristus. Untuk gereja yang hendak melakukan perubahan disana, tolong doakan agar Tuhan memberikan kekuatan dan menyertai apa mereka lakukan selama ini. Percayalah, dengan doa-doa yang kita panjatkan kepada Tuhan saat ini, Kuba pasti akan mengalami perubahan yang besar.

Sumber : cbn.com
Halaman :
1

Ikuti Kami