Abby : Pelaut Remaja yang Hilang di Hindia

Nasional / 11 June 2010

Kalangan Sendiri

Abby : Pelaut Remaja yang Hilang di Hindia

Lois Official Writer
3271

Kekuatiran akan keselamatan Abby Sunderland, seorang pelaut remaja yang berusia 16 tahun meningkat setelah dinyatakan hilang saat badai di Samudra Hindia. Remaja pemberani tersebut berusaha melakukan pelayaran solo keliling dunia. Keluarganya kehilangan kontak telepon satelit dengannya, Selasa pagi, sebelum secara manual mengaktifkan dua lampu suar darurat tak lama setelah itu.

Pihak berwenang di Reunion Island mengatakan bahwa sudah ada satu kapal nelayan, satu kapal patroli, dan satu kapal dagang yang dialihkan jalur pelayarannya ke lokasi nelayan muda tersebut, yang diduga berada sekitar 3000 kilometer di sebelah tetangga pulau di Samudra Hindia itu.

Australian Maritime Safety Authority (AMSA) juga telah menyewa satu pesawat jet penumpang Qantas untuk terbang ke daerah tersebut. pesawat itu dijadwalkan akan lepas landas dari Perth, Jumat pagi dan akan sampai di daerah keberadaan kapal Abby pukul 03.00 GMT (10.00 WIB).

“Segera setelah pesawat itu berada di posisi, kami berharap mereka akan dapat melihat kapal layar Abby dan melakukan kontak dengan dia melalui radio,” kata juru bicara AMSA Carly Lusk kepada ABC Radio. Ia menggambarkan kondisi di daerah tersebut sangat buruk karena saat ini daerah tersebut memiliki angin dengan kecepatan 90 kilometer per jam.

Abby memulai pelayarannya dari California Januari lalu di tengah kecaman bahwa pelayarannya terlalu berbahaya, dia akan berada di Samudra Hindia selama musim dingin penuh badai di Belahan Bumi Selatan. Kapal layarnya yang sepanjang 12 meter “Wild Eyes” dilengkapi dengan satu tempat tidur kecil, alat pemanas air, lemari penyimpanan makanan. Dia juga membawa pakaian kering, pakaian penyelamat, rakit penyelamat, dan tas yang berisi perlengkapan darurat.

Kakak laki-laki Abby, Zac (18) yang menyelesaikan pelayaran solonya sendiri keliling dunia tahun lalu mengatakan adiknya telah menghadapi badai yang sangat dahsyat ketika keluarganya terakhir kali berbicara dengan dia Kamis, sekitar pukul 05.00 GMT (Jumat, pukul 02.00 WIB). “Ia berada di tempat yang jauh dari mana-mana, berharap semuanya baik-baik saja. Tak ada yang benar-benar dapat kami ketahui secara pasti saat ini,” katanya.

Sumber : kompas/lh3
Halaman :
1

Ikuti Kami