Apakah Benar Allah di Pihak Kita?

Kata Alkitab / 9 June 2010

Kalangan Sendiri

Apakah Benar Allah di Pihak Kita?

Lois Official Writer
4567

Mungkin Anda sering membaca pertarungan di Yerikho dalam Yoshua 5:13 – 6:27 dalam Kitab Perjanjian Lama. Apakah Anda membaca sesuatu yang aneh di sana? Dalam Yoshua 5:13-14a dikisahkan bahwa Ketika Yoshua dekat Yerikho, ia melayangkan pandangnya, dilihatnya seorang laki-laki berdiri  di depannya dengan pedang terhunus di tangannya. Yoshua mendekatinya dan bertanya kepadanya, “Kawankah engkau atau lawan?”. Jawabnya, “Bukan, tetapi akulah Panglima Balatentara Tuhan. Sekarang aku datang.”

Panglima tersebut adalah pembawa pesan Tuhan (biasanya dipanggil dengan sebutan malaikat). Beberapa pendapat mengatakan bahwa Dia merupakan Yesus yang muncul dalam masa Perjanjian Lama, yang muncul dalam rupa manusia. Tapi yang aneh di sini adalah Panglima itu menjawab “Bukan…” Tidak di pihak manapun?

Apakah hal ini tidak aneh bagi Anda? Bagaimana mungkin Tuhan tidak berada di pihak Israel yang merupakan umat pilihan-Nya? Dia berkata Dia adalah Tuhan mereka dan yang membawa mereka keluar dari masalah-masalah berat. Bagaimana mungkin Dia berada di posisi netral antara umat-Nya dan musuh-Nya? Hal ini tidak masuk akal.

Namun dalam catatan kaki yang ada di Alkitab versi NIV dikatakan, “Yoshua dan Israel harus tahu posisi mereka – bukan tentang Allah ada di pihak siapa tapi mereka yang harus bertarung di pihak Tuhan.”

Kita tentu harus ‘bertarung’ di pihak Tuhan. Orang-orang selalu menyarankan bahwa jangan ada perkelahian, bahwa orang Kristen adalah orang yang netral yang tidak mengambil posisi atau ketetapan tertentu. Namun, Yesus disalibkan dengan fakta yang sangat jelas. Dia disalibkan karena Dia memegang suatu prinsip. Prinsip-Nya yang paling nyata adalah Dia Anak Allah.

Yesus memegang prinsip ketika Dia marah dan merobohkan dagangan orang Israel di rumah Tuhan. Dia tahu bahwa itulah yang harus Dia lakukan agar orang Israel tidak mencemarkan rumah Tuhan.

Tapi seperti yang dikatakan dalam ayat di atas, bahwa semuanya diserahkan kepada kita apakah kita akan ‘berperang’ dalam Tuhan. Ketika Anda melihat pelecehan terjadi, apakah Anda mau bersuara dan menyatakan kebenaran. Ketika Anda melihat korupsi di kantor Anda, perbuatan dosa yang dilakukan oleh orang lain, apakah Anda hanya akan diam dan tidak mengambil tindakan apapun?

Jadi, daripada melihat apakah Tuhan di pihak kita dalam segi politik, agama atau berbagai aspek dalam kehidupan, kita harus fokus pada perkataan Tuhan yang selalu menyatakan kebenaran. Hal yang lumrah apabila kita berdiri dan berperang untuk kebenaran, dan bukan kebenaran itu yang berdiri bagi kita. Kita bisa salah, tapi Tuhan tidak.

Sekaranglah saatnya. Jadilah orang yang percaya kepada Yesus dengan prinsip-prinsip yang teguh dan penuh kebenaran. Tunjukkan pada dunia siapa itu Yesus, siapa Yesus yang Maha Pengasih itu tapi juga Maha Mulia. Tunjukkan kebenaran sejati yang ada dalam Yesus, maka orang lain akan memuliakan-Nya melalui Anda.

Sumber : crosswalk/lh3
Halaman :
1

Ikuti Kami