Seks itu indah, pasti Anda setuju dengan hal ini. Tuhan yang menciptakan hasrat sehingga pria dan wanita bisa bersatu dalam pernikahan. Tuhan menciptakan seks sebagai bahasa yang paling intim dari cinta kedua insan manusia.
Seks juga bisa dijadikan barometer untuk mengukur kedalaman hubungan suatu pasangan – keberadaan atau juga absennya hubungan seks bisa mengindikasikan tingkat komitmen dan keintiman dalam berbagai area pernikahan Anda.
Agar hubungan intim dengan pasangan bisa saling memuaskan, masing-masing harus merasa dibutuhkan, diinginkan, diterima dan dicintai apa adanya. Namun, pria dan wanita memiliki cara pandang mengenai seksualitas. Perbedaan cara pandang ini seringkali menimbulkan rasa frustrasi, kecewa dan salah paham.
Untuk mengetahui perbedaan cara pandang ini, berikut ada daftar perbandingan bagaimana pria dan wanita memandang seks:
Perbedaan Seksualitas |
||
|
Pria |
Wanita |
Orientasi |
Fisik Terkotak |
Hubungan Holistik |
Stimulasi |
Penglihatan Penciuman Berpusat pada tubuh |
Sentuhan Sikap Tindakan Kata-kata Berpusat pada pribadi |
Kebutuhan |
Dihormati Dikagumi Secara fisik diperlukan Tidak di pandang rendah |
Pengertian Cinta Dibutuhkan secara emosional Waktu |
Respon seksual |
Tidak ada periode Cepat bersemangat Yang memulai (biasanya) Sulit untuk mengalihkan perhatian |
Teratur dalam periode tertentu Lambat Responden Perhatian mudah terganggu |
Orgasme |
Propagasi spesies Lebih cepat dan intens Berorientasi secara fisik Orgasme diperlukan untuk kepuasan |
Propagasi kesatuan Lebih lama, dan mendalam Berorientasi emosional Puas walaupun kadang tanpa orgasme |
Pria dan wanita diciptakan berbeda untuk saling melengkapi satu sama lain. Pria lebih berorientasi pada fisik, dan wanita lebih fokus pada emosional. Respon pria terhadap seks adalah acyclical, yaitu setiap saat dan dimana saja, sedangkan wanita memiliki siklus dan memiliki saat-saat tertetu dimana dia tertarik pada seks.
Jika pria dan wanita tidak memahami perbedaan pada diri pasangannya, maka dapat timbul konflik. Bagi para pria penolakan adalah penghinaan, dan bagi wanita sang suami dirasanya tidak pernah bisa mengerti emosinya.
Untuk menjembatani perbedaan itu, maka Anda berdua harus terbuka, dan mengkomunikasikan kebutuhan seksual maupun penolakannya dengan baik. Berdoalah bersama, dan mintalah Tuhan memberikan kasih satu sama lain sehingga tidak hanya menuntut hak masing-masing dan mementingkan kepentingan diri sendiri namun bisa saling memberi dan menjawab kebutuhan pasangan. Perbedaan itu indah, karena disana Anda bisa saling melengkapi.
Sumber : Familylife.com