Mirza Menangis Memberikan Bunga ke Sri Mulyani

Nasional / 6 May 2010

Kalangan Sendiri

Mirza Menangis Memberikan Bunga ke Sri Mulyani

Budhi Marpaung Official Writer
5316

Berita tentang pengunduran diri Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan membuat sejumlah orang bersedih. Salah satu diantaranya adalah Chairuddin Mirza, pegawai Telkom Indonesia yang sudah diperkerjakan di Kemenkeu selama 3 tahun ini.

Saat Ibu Menteri mengunjungi Kanwil Perbendaharaan Kemenkeu yang berlokasi di jalan Otista, Kamis (6/5), Mirza yang ketika itu mengenakan jaket berlogo Kemenkeu terlihat ingin hendak menghampiri Sri Mulyani. Namun, ketatnya penjagaan membuat ia tidak dapat melakukannya.

Dengan memegang sebuah buket bunga indah di tangannya, ia menunggu Sri Mulyani dengan sabar hingga acara di tempat tersebut selesai. Saat yang ditunggu-tunggu telah tiba, orang nomor satu di Kemenkeu itu telah keluar dari sebuah ruangan di lantai 6, tetapi lagi-lagi ia harus gigit jari karena Ibu Menteri keluar menggunakan lift khusus ke lantai 4.

Tak patah arang, Mirza kemudian mengejarnya ke lantai gedung dimana Sri Mulyani akan lewat. Seperti sebuah ujian, untuk ketiga kalinya pada hari yang sama usaha Mirza untuk memberikan buket bunga kepada Sri Mulyani harus terganjal karena Sri Mulyani berjalan melewati pintu keluar yang berbeda.

Tekad yang bulat membuat Mirza terus bersemangat mengejar ibu Menteri dan akhirnya waktu itu tiba juga. Saat Sri Mulyani hendak masuk memasuki mobil, tubuhnya berhenti dan melihat ke arah pria yang memanggil namanya. Buket bunga diterimanya. Pundak Mirza juga ditepuknya dua kali.

"Terima kasih Mirza, terima kasih bunganya, tidak ada yang ditinggal," ujar Sri Mulyani.

Saat bertatap muka, Mirza menyatakan harapannya agar Sri Mulyani kembali ke Indonesia.

"Bu, saya mengagumi ibu, saya berharap ibu kembali lagi ya ke Indonesia," kata Mirza.

"Iya, sudah. Pasti-pasti," jawab Sri Mulyani.

Pertemuan singkat antara pimpinan dan anak buah tersebut akhirnya berakhir. Mobil yang membawa pergi Sri Mulyani pun berlalu dari gedung Kanwil Perbendaharaan Kemenkeu.

Kepada wartawan, Mirza menyatakan apa yang dilakukannya ini adalah bentuk simpati terhadap perjuangan Sri Mulyani dalam menegakkan reformasi birokrasi.

"Saya hanya beberapa kali membantu beliau memasang infokus. Kadang pada rapat jam 2 atau jam 3 malam. Di saat anak buahnya sudah kelelahan, beliau tanpa rasa lelah masih tetap bertahan di ruang rapat. Saya tidak punya kepentingan memberikan bunga. Ini dari hati saya yang paling dalam. Beliau seorang wanita yang kuat dan Menteri Keuangan yang hebat memberikan contoh reformasi pada kita semua. Asalkan kita bisa berpikir jernih, kepergian beliau merugikan kita semua," ujarnya.

Untuk menjadi dikenal dan dikenang banyak orang, tidak perlu melakukan pencitraan yang berlebihan. Pengakuan Mirza terhadap Sri Mulyani menunjukkan bagaimana kredibilitas dan kapabilitas yang dimiliki Sri Mulyani mampu memikat hati orang-orang di sekitarnya.

Sumber : detik finance
Halaman :
1

Ikuti Kami