Limbah Industri Jadi Bahan Buat Tol

Nasional / 4 April 2010

Kalangan Sendiri

Limbah Industri Jadi Bahan Buat Tol

Lois Official Writer
3645

Limbah slack baja, yang merupakan sisa dari proses pembuatan baja, masuk dalam kategori limbah B3 atau berbahaya. Industri baja meminta agar limbah slack bisa dimanfaatkan untuk proyek infrastruktur ketimbang dibiarkan di dalam gudang. Hal ini juga membuat industri baja kesulitan dalam menampung slack dalam gudang mereka.

Ketua Umum Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA) Fazwar Bujang, yang merupakan Dirut Krakatau Steel, juga meminta agar limbah slack dikeluarkan dari kategori limbah berbahaya.

“Di mana-mana, di negara lain, limbah slack tidak masuk limbah berbahaya. Jadi kami minta limbah slack dikeluarkan dari kategori limbah B3, karena merepotkan industri,” kata Fazwar.

Menurut Fazwar, slack bisa dimanfaatkan untuk pengerasan jalan, mengeruk pantai ataupun untuk pelebaran jalan tol. Jika slack ini bisa dimanfaatkan, anggota asosia bersedia memberikan secara cuma-cuma limbah tersebut.

Saat ini produksi slack di Indonesia baru sekitar 800 ribu ton, jika dibandingkan dengan Jepang yang mencapai 20 juta ton. Setiap ton produksi baja menghasilkan 20 persen limbah slack.

“Kalau Krakatau Steel sih punya izin penumpukan di gudang, tapi kalau produsen lain tidak sehingga harus mengolahnya terlebih dahulu sesuai ketentuan pemerintah.” Kata Fazwar menambahkan. Untuk mengolah limbah tersebut, dibutuhkan ongkos yang tidak sedikit.

Karena itu, industri baja berharap bahwa limbah tersebut dapat dimanfaatkan. Dilihat dari keuntungan, hal ini dapat menguntungkan bagi pemerintah dan bagi industri itu sendiri. Pemerintah dapat memperoleh bahan pembuatan jalan secara gratis dan industri tidak pusing dengan limbahnya.

Sumber : vivanews/lh3
Halaman :
1

Ikuti Kami