Apakah Imam Masih Perlu Selibat?

Internasional / 15 March 2010

Kalangan Sendiri

Apakah Imam Masih Perlu Selibat?

Puji Astuti Official Writer
5117

Hal ini menjadi pertanyaan yang besar bagi para Imam Katolik mengingat kasus phedofilia dan pelecehan seksual yang terjadi Jerman, Austria, Belanda dan Irlandia. Beberapa uskup dan imam menginginkan Vatikan untuk menilik aturan yang dibuat pada ke-12 itu, namun Paus Benediktus menegaskan kembali hal ini.

"Yang diinginkan pria dan wanita hari ini dari kita adalah menjadi imam sampai akhir, dan bukannya yang lain," demikian ungkap Paus di depan 700 peserta Konfrensi Vatikan tentang ke imaman.

Tetapi Uskup Agung Salzburg,Alois Kothgasser tidak sependapat sepertinya, "Waktu telah berubah, dan komunitas juga, dan gereja harus mempertimbangkan tipe kehidupan seperti apa untuk mengatasinya atau hal apa yang perlu diubah."

Senada dengan hal ini, Kardinal Chritoph Schoenborn dari Wina menulis dalam newsletter keuskupan bahwa gereja harus mengajukan pertanyaan-pertanyaan sulit tentang skandal pelecehan yang terjadi diantara para imam.

"Itu termasuk masalah selibat dan pengembangan pribadi para imam," tulisnya.

Uskup Hamburg Auxiliary, Hans-Jochen Jaschk mengatakan dalam  sebuah radio Jerman bahwa seorang imam yang tidak menjalani kehidupan seksualitasnya bukan berarti hal tersebut sudah di nonaktifkan, tetapi dirinya tidak setuju selibat dijadikan alasan untuk melakukan pelecehan seksual.

Hal ini di dukung oleh Professor Klaus Beier, Kepala Institut Ilmu Sexology dan Pengobatan Seksual di Rumah Sakit Charite Berlin, bahwa pedofilia berkembang di masa pubertas dan tidak dipengaruhi oleh selibat. 

Tetapi dia menambahkan bahwa "Selibat menarik para pedofilia ke pelayanan Gereja Katolik."

Jadi, masihkah para imam perlu selibat atau tidak dalam mengatasi permasalahan pelecehan seksual? Sepertinya hal ini akan menjadi pembahasan yang panjang di Vatikan dan kalangan gereja Katolik Roma.

Sumber : Reuters
Halaman :
1

Ikuti Kami