Perjuangan Untuk Berubah

Kata Alkitab / 3 March 2010

Kalangan Sendiri

Perjuangan Untuk Berubah

Lestari99 Official Writer
6215

Perjuangan untuk berubah merupakan sesuatu yang harus kita semua hadapi. Permasalahannya adalah mengapa kita harus berubah? Karena memang itu adalah sesuatu yang perlu kita lakukan dan memang itu hal yang harus kita lakukan terus-menerus. Tentu saja konteks perubahan yang saya maksud adalah perubahan ke arah yang lebih positif, bukan ke arah sebaliknya.

Perjuangan untuk berubah itu bukan sesuatu yang mudah. Diperlukan kedisiplinan dan tekad yang kuat untuk berubah. Terkadang pada saat awal perubahan, sangat mudah untuk berubah. Tetapi setelah waktu mulai berjalan, mulai tantangan datang.

Hal-hal yang perlu kita ingat sehubungan dengan perubahan:

1. Berubah oleh karena pembaharuan budi.

Roma 12:2, Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.

Berubah menjadi seperti dunia yang dimaksud adalah perbuatan kedagingan (Galatian 5:19-21a). Sementara perubahan oleh pembaharuan budi yang dimaksud adalah yang menghasilkan buah Roh (Galatia 5:22-23b).

Untuk berubah dari orang yang penuh kedagingan menjadi orang yang menyangkal diri, sehingga dapat menghasilkan buah Roh itu sangat diperlukan perubahan dalam hal budi kita, dalam hal pikiran kita.

Saat kita mengikuti Tuhan, roh kita diperbaharui dan bahkan kita diberi Penolong (Roh Kudus) dalam diri kita (Yohanes 14:16), yang selalu mengingatkan kita akan kebenaran. Hanya saja, tubuh dan jiwa kita tidak diubahkan. Ya, kita masih tetap memiliki tubuh jasmani dengan segala keterbatasannya dan begitu pula jiwa kita.

Perjuangan yang terberat untuk berubah adalah pada level jiwa. Roh memiliki sifat penurut, sehingga tidak sulit untuk mengatur roh kita. Daging itu lemah dan mudah terseret pada hawa nafsu duniawi, namun kunci perubahan pada tubuh kita adalah di jiwa, spesifiknya adalah di pikiran kita. Oleh karena itu disebutkan supaya kita berubah oleh pembaharuan budi kita.

2. Berubah, yaitu dengan berjaga-jaga dan berdoa.

Matius 26:41a, Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan.

Berkaitan dengan penjelasan akhir di atas, kita sebagai manusia memiliki keterbatasan. Kita tidak selalu kuat. Adakalanya kita juga menjadi lemah. Hal yang bisa kita usahakan dalam perjuangan kita untuk berubah adalah dengan terus berjaga-jaga dan berdoa. Berjaga-jaga yang dimaksud adalah dengan mengisi pikiran kita dengan firman Tuhan setiap saat. Saat pikiran kita dipenuhi oleh firman Tuhan, firman tersebut akan menguatkan kita, menyegarkan kita, dan membangkitkan kita kembali dari kondisi kita yang lemah.

Berdoa merupakan bentuk komunikasi kita dengan Allah Bapa kita. Pernahkah Anda saat mengalami masalah kemudian Anda berbincang-bincang dengan seseorang? Walaupun permasalahan Anda tidak terpecahkan, saat Anda berbagi permasalahan Anda dengan orang itu, Anda merasa setidaknya beban Anda sedikit berkurang. Pernah mengalami itu?

Manusia diciptakan Tuhan sebagai makhluk sosial. Artinya adalah manusia membutuhkan pihak yang lain dalam hidup. Saat kita berbagi dengan seseorang yang terbatas saja, kita dapat merasa lebih baik, apalagi saat kita berbagi dengan Allah yang Maha Besar! Itulah mengapa doa menjadi sesuatu yang sangat penting saat kita dalam kondisi lemah.

3. Berubah, yaitu untuk meninggalkan kehidupan yang lama (bertobat) dan juga memiliki karakter seperti anak kecil.

Matius 18:3, lalu berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.

Bertobat merupakan suatu kunci perubahan. Bila kita tidak memiliki sikap hati yang penuh pertobatan, maka mudah sekali bagi kita untuk kembali lagi ke kehidupan kita yang lama. Bertobat merupakan suatu bentuk komitmen dan tekad yang perlu diwujudkan dalam tindakan.

Ingat kisah seorang anak kecil dengan 5 roti dan 2 ikannya? Seorang anak kecil dengan kepolosan dan ketulusannya memberikan lima roti dan dua ikan miliknya, padahal pasti ia juga lapar. Seorang anak kecil tidak memikirkan perkara mungkin atau tidak mungkin. Secara polos ia hanya percaya dan melakukan hal yang dia bisa.

Sebagai orang dewasa, kita seringkali tidak memiliki kepolosan dan ketulusan semacam itu. Seringkali kita memikirkan dengan akal kita, mungkinkah sesuatu hal ini terjadi? Bahkan saat kita menghadapi situasi saat kita perlu berkorban, sulit bagi kita melakukannya. Ini adalah tantangan bagi kita, untuk berubah menjadi memiliki karakter anak kecil yang polos dan tulus.

4. Berubah merupakan proses yang tidak pernah berakhir.

Kolose 3:10, dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya;

Berubah itu bukan permasalahan sehari dua hari, seminggu dua minggu, sebulan dua bulan. Perubahan merupakan suatu proses yang terus-menerus.

Saat kita merasa telah berhasil berubah, saat itu adalah titik kita harus berubah lagi ke arah yang lebih baik lagi. Terus dan terus. Saat kita berhenti, itu adalah saat kita jatuh. Ingat: jangan pernah puas oleh satu keberhasilan perubahan, tapi teruslah berubah.

Jangan lupa untuk bersyukur atas setiap perubahan yang telah diizinkan Tuhan, tetapi teruslah berusaha untuk berubah dan berubah ke arah yang lebih baik. Jangan cukup puas di satu titik saja.

Jadi, siap berjuang untuk berubah? Amin.

Sumber : Santi Erawaty
Halaman :
1

Ikuti Kami