Pembunuhan Merajalela, Umat Kristen Di Irak Berunjuk Rasa

Nasional / 1 March 2010

Kalangan Sendiri

Pembunuhan Merajalela, Umat Kristen Di Irak Berunjuk Rasa

Lestari99 Official Writer
4133

Kekerasan terhadap orang Kristen di Mosul, Irak Utara, terus merajalela. Dalam dua minggu terakhir, sudah delapan orang Kristen tewas dalam sejumlah serangan dan kekerasan yang terjadi di Mosul. Insiden pembunuhan itu pun mendorong Paus Benediktus menghimbau pemerintah Irak agar melindungi kaum minoritas.

Ratusan umat Kristen di Irak pun turun ke jalan dan berunjuk rasa memprotes sejumlah pembunuhan tersebut. Mereka mendesak agar pemerintah bertindak terhadap pelaku serangkaian aksi pembunuhan yang terjadi atas orang Kristen. Aksi unjuk rasa yang terjadi pada hari Minggu (28/2) waktu setempat  berlangsung di Hamdaniyah, sekitar 35 kilometer sebelah timur Mosul dan juga di kota Baghdad. Para pengunjuk rasa di Hamdaniyah banyak membawa ranting pohon zaitun. Mereka dipimpin oleh sejumlah pendeta termasuk Uskup Chaldean, Shlemon Warduni. Sejauh ini belum ada tindakan apapun dari pemerintahan Irak.

Uskup Chaldean, Shlemon Warduni juga menyerukan kepada Amerika Serikat, PBB dan Uni Eropa agar ‘membela hak-hak umat Kristiani di Mosul'. PBB menyatakan lebih dari 680 keluarga Kristen mengungsi dari Mosul sejak terjadinya berbagai serangan. Para pengunjuk rasa sambil membawa bendera Irak meneriakkan ‘Hentikan pembunuhan umat Kristen!' dalam rapat umum di Lapangan Ferdus.

Wartawan BBC Hugh Sykes di Baghdad mengatakan, militan Islam mengaitkan orang Kristen dengan apa yang mereka sebut sebagai "Perang Salib" akibat invasi Pasukan AS ke Irak di tahun 2003. Tahun 2004, lima gereja Kristen dibom di Baghdad. Sebagian umat Kristen dan pendetanya juga telah diculik dan dibunuh. Dua tahun lalu, uskup Agung Katolik Chaldean di Mosul, Paulos Faraj Rahho diculik dan dibunuh.

Pembunuhan yang terjadi baru-baru ini merupakan bagian dari insiden kekerasan terhadap umat Kristen di Irak. Dan insiden pembunuhan terbaru ini terjadi menjelang pemilihan anggota parlemen Irak tanggal 7 Maret 2010 mendatang.

Sumber : bbc
Halaman :
1

Ikuti Kami