Pernikahan yang Bahagia Bukanlah Kebetulan

Marriage / 26 February 2010

Kalangan Sendiri

Pernikahan yang Bahagia Bukanlah Kebetulan

Budhi Marpaung Official Writer
4142

Pernikahan yang bahagia antara seorang pria dan wanita tidaklah terjadi begitu saja. Seperti layaknya Anda hendak meraih kesuksesan dalam karir, demikian juga seharusnya seseorang bekerja keras membuat pernikahannya berhasil. Rahasia sukses dalam setiap usaha adalah perencanaan, dan perencanaan yang sukses bergantung pada pengetahuan. Ketika Anda sudah memiliki informasi yang akurat dan memadai barulah Anda dapat merencanakan sukses.

Ketika masih kecil, orangtua sering berkata kepada kita agar belajar yang rajin agar dapat meraih cita-cita yang tinggi dan mendapatkan penghasilan yang besar. Sadar atau tidak perkataan ini melecut hati kita untuk tetap bersekolah dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi. Sesekali kebosanan belajar datang, tetapi itu tidak mengubah pandangan kita untuk terus menimba ilmu di gedung pendidikan tersebut.

Sayangnya, pada saat dewasa dan memutuskan untuk berumah tangga, persiapan yang dimiliki masing-masing pasangan sangatlah kurang maka tidak heran perceraian kerap terjadi, begitu masalah datang ke rumah tangga mereka. Hubungan mesra ketika pacaran berubah drastis menjadi neraka kehidupan bagi pria-wanita yang telah terikat dalam janji pernikahan.

Oleh karena itu, agar mahligai pernikahan Anda tetap kuat dan kokoh hingga maut memisahkan, Anda harus memilki terlebih dahulu pondasi atau dasar untuk membangun yang bahagia dan berhasil, yakni:

1. Kasih. Kasih dalam pernikahan lebih dari sekedar perasaan atau emosi; kasih adalah PILIHAN.

2. Kebenaran. Setiap suami dan istri yang bersungguh-sungguh harus mengukur pernikahan mereka menurut standar yang tidak berubah-ubah dari prinsip-prinsip yang ditemukan di dalam Firman Allah.

3. Kepercayaan. Tidak ada yang merusak pernikahan lebih daripada kepercayaan yang dilanggar.

4. Komitmen. Komitmen adalah sumber kehidupan pernikahan,

5. Rasa Hormat. Siapa pun yang menghendaki rasa hormat harus memperlihatkan rasa hormat kepada orang lain dan hidup dengan cara yang layak dihormati.

6. Penundukkan diri. Penundukkan diri adalah kesediaan untuk melepaskan hak kita atas diri sendiri, untuk dengan bebas menyerahkan tuntutan kita untuk selalu mendapatkan yang kita mau.

7. Pengetahuan. Dengan sumber daya yang sekarang tersedia, dan karena begitu banyak yang dipertaruhkan, maka sekarang ini tidak ada dalih untuk ketidaktahuan tentang pernikahan.

8. Kesetiaan. Kesetiaan dalam pernikahan berarti bahwa kesehatan, kebahagiaan, keamanan, dan kesejahteraan pasangan Anda mendapat tempat yang lebih penting di dalam hidup Anda ketimbang apa pun yang lain selain hubungan Anda sendiri dengan Tuhan.

9. Kesabaran. Kunci penting dalam mengatasi konflik dan menyesuaikan perbedaan adalah kesabaran.

10. Stabilitas keuangan. Kesulitan keuangan adalah salah satu penyebab utama gagalnya pernikahan.

Selain batu-batu fondasi ini, ada beberapa ciri "Kesanggupan Menikah" yang harus kita pertimbangkan dimana kualitas kepribadian dan karakter yang akan meningkatkan pembangunan pernikahan yang kuat. Myles Monroe mencatat dalam bukunya The Purpose and Power of Love & Marriage, ada 8 ciri "Kesanggupan untuk Menikah" yang perlu dicek oleh mereka yang akan dan telah menikah:

    1. Kesanggupan beradaptasi.
    2. Empati.
    3. Kesanggupan untuk menangani masalah.
    4. Kesanggupan untuk memberi dan menerima kasih.
    5. Stabilitas emosional.
    6. Kesanggupan berkomunikasi.
    7. Persamaan di antara kedua pasangan.
    8. Latar belakang yang serupa.

Walaupun memang penting, batu-batu fondasi saja belumlah lengkap. Batu-batu fondasi ini hanya membentuk dasar tempat struktur yang lengkap harus dibangun di atasnya. Batu fondasi berupa kasih, kebenaran, kepercayaan, komitmen, rasa hormat, penundukkan diri, pengetahuan, kesetiaan, kesabaran, dan stabilitas keuangan bukanlah tujuan itu sendiri. Semuanya adalah dasar untuk membangun dan memperlihatkan permata indah yang kita sebut pernikahan. Sukses dan kebahagiaan bukanlah kebetulan, melainkan hasil dan imbalan dari perencanaan yang sungguh-sungguh, pengejaran yang giat, dan pertumbuhan yang sabar.

Sumber : Myles Munroe; The Purpose and Power of Love & Marriage; Penerbit Immanuel
Halaman :
1

Ikuti Kami