Jacobs Bersaudara, Sempat Bingung Untuk Makan

Entrepreneurship / 25 February 2010

Kalangan Sendiri

Jacobs Bersaudara, Sempat Bingung Untuk Makan

Budhi Marpaung Official Writer
3692

Bagi Anda yang saat ini mengalami masalah dengan meraih kesuksesan maka John dan Bert Jacobs adalah orang-orang yang tepat yang perlu Anda baca kisahnya. Dua pemuda asal Amerika Serikat ini mengalami banyak penderitaan sebelum mereka bisa membawa perusahaan mereka, Life is Good menjadi salah satu perusahaan terkemuka di negeri berjuluk Pam Sam tersebut.

Pada tahun 1989, John dan Bert yang menyenangi dunia merancang gambar mulai menekuni bisnis kecil-kecilan yakni menjual T-shirt di pekan raya musiman dan di kampus-kampus. Bahkan demi mencari tambahan sesuap nasi, keduanya harus bepergian selama berminggu-minggu menjual produk mereka.

Rumah yang mereka jadikan markas disebut "dive" - sebutan untuk tempat kotor dan berantakkan. Dinding rumah mereka digunakan untuk menggambar konsep-konsep. Enam tahun sudah tidak terasa Jacobs bersaudara ini menjual T-shirt buatan mereka dan itu masih terlihat ada perkembangan yang berarti.

Namun, pertemuan mereka dengan teman-teman mereka mengubah segalanya. Saat pertemuan itu kedua adik kakak tersebut meminta tamu-tamu yang datang memberikan kritikan pada lukisan dinding mereka dan menambahkan komentar-komentar. Diskusi itu pun akhirnya berbuah manis.

Keesokkan pagi, sebuah pemikiran baru tercetus. Sebuah lukisan pria yang sedang tersenyum yang dibuat oleh Bart meyakinkan mereka untuk membuat T-shirt bergambar seperti yang ada di lukisan tersebut. Didorong naluri bisnis, mereka pun berani menghabiskan 78 dollar untuk membuat empat puluh delapan T-shirt bergambar pria beraut muka tersenyum dan tulisan "Life is Good". Mereka kemudian menjual T-shirt itu di pekan raya jalanan di Cambridge, bersama dengan beberapa T-shirt lain. Hanya dalam waktu empat puluh lima menit setelah gerai dibuka, empat puluh delapan T-shirt itu habis terjual.  

Besarnya animo pembeli terhadap produk mereka, membuat John dan Bert terus memproduksi T-shirt itu. Mereka pun akhirnya menamai pria tersenyum di dalam gambar itu Jake. Perlahan tapi pasti, keuntungan setiap tahun semakin berlipat-lipat dan sejalan itu gambar-gambar Jake yang unik mereka pasang di produk mereka. Sekarang merek "Life is Good" ada di mana-mana, dari topi, bola sepak, piring makanan anjing, hingga cangkir kopi.

Rasa kemanusiaan yang tinggi tetap tertanam di dalam hati Jacobs bersaudara. Setelah mengecap keberhasilan, mereka sepakat untuk mendirikan sebuah Yayasan yang mereka beri nama Yayasan "Life is Good". Yayasan ini mendistribusikan uang yang berhasil mereka kumpulkan secara nasional melalui festival-festival "Life is Good" kepada organisasi-organisasi terbaik yang melayani anak-anak yang sedang menghadapi tantangan-tantangan yang tidak adil.

Sumber : Donny Deutsch; The Big Idea; Penerbit Gramedia
Halaman :
1

Ikuti Kami