Anak Pelacur India Menempuh Pendidikan Di Amerika

Nasional / 8 February 2010

Kalangan Sendiri

Anak Pelacur India Menempuh Pendidikan Di Amerika

Lestari99 Official Writer
6111

Avijit Halder mungkin adalah salah seorang anak yang beruntung. Bagaimana tidak, ibunya hanyalah seorang pelacur dan ia sendiri lahir dan dibesarkan di sebuah kompleks pelacuran di kota Kalkuta, India. Namun nasibnya berubah ketika kisahnya diangkat menjadi sebuah film dokumenter Born Into Brothels, film yang mengangkat kisah kehidupan delapan anak para pekerja seks India dan memenangkan piala Oscar di tahun 2005. Film ini diproduksi tahun 1999 oleh dua sutradara Amerika, Zana Briski dan Ross Kauffman.

Kedua sutradara tersebut kemudian mendirikan yayasan amal bernama Kids With Camera dan membantu kedelapan anak-anak yang kisahnya diangkat dalam film tersebut untuk mendapatkan pendidikan. Selain belajar secara resmi, anak-anak ini juga didorong untuk mengembangkan kegemaran mereka pada fotografi. Foto-foto hasil karya mereka bahkan mendapatkan banyak perhatian dan telah dipamerkan di Kalkuta dan New York. Avijit adalah bintang dari pameran-pameran foto itu dan ia diundang untuk ikut dalam kontes fotografer berbakat di Amsterdam, Belanda.

Kisah hidup Avijit dari kawasan pelacuran di Kalkuta ke New York memang merupakan kisah yang menyentuh hati. Ketika Avijit mendapat tawaran untuk belajar di Amerika, ia langsung mengambil kesempatan itu tanpa berpikir dua kali. Avijit melamar sendiri ke sekolah-sekolah di Amerika yang diinginkannya sampai akhirnya ia diterima. Avijit pun berangkat dari kompleks pelacuran Sonagachi di Kalkuta, India, ke Amerika pada tahun 2005. Lembaga Kids With Camera membiayai kuliahnya di sebuah sekolah di New Hampshire.

Di tahun 2007, Avijit memutuskan untuk menjadi seorang pembuat film sebagai karir sementara dengan mengikuti seminar di New York University. Awalnya Avijit ragu apakah ia bisa menempuh pendidikan di tempat itu, namun dengan bantuan keuangan dari Kids With Camera dan New York University, saat ini Avijit menempuh pendidikan gelar sarjana di Kanbar Institute of Film and Television. Dengan cepat Avijit belajar membuat film dan gaya hidup Amerika. Avijit berencana membuat buku berisi kumpulan foto-foto bidikannya di India dan Amerika. Saat ini ia juga sedang mendalami bahasa Spanyol dan Prancis.

Sambil kuliah, Avijit mengambil kerja paruh waktu untuk menabung agar bisa mengunjungi keluarganya di India. Nenek Avijit tidak paham dengan apa yang sedang diperjuangkan Avijit di Amerika, sedangkan ayahnya sedang menjalani rehabilitasi dari kecanduan.

Avijit boleh bersyukur atas kondisinya saat ini, karena tidak semua anak-anak yang diangkat dalam film dokumenter Born Into Brothels beruntung seperti dirinya. Seorang tokoh anak wanita dalam film dokumenter tersebut pada akhirnya memilih untuk kembali ke pelacuran di Sonagachi. Sang sutradara film, Kauffman, sudah berusaha membujuk agar sang anak perempuan tersebut membatalkan niatnya namun gagal. Ia tetap memilih untuk menjadi seorang pelqacur.

Selain kedelapan pemeran dalam film dokumenternya, yayasan ini juga membantu anak-anak lain dan berhasil membiayai seorang anak perempuan bernama Kochi untuk menempuh pendidikan di Amerika. Lembaga amal ini juga membuka sebuah sekolah di Kalkuta bernama Hope House bekerjasama dengan Buntain Foundation.

Avijit saat ini begitu bersemangat untuk membuat film tentang anak perempuan yang setelah dewasa kembali ke dunia prostitusi. Apa yang dilakukannya diharap dapat membuat perubahan bagi tempat kelahirannya dan membuka pandangan banyak orang bahwa ada kehidupan lain di luar sana yang nyata dan ada di sekeliling kita.

Sumber : bbc
Halaman :
1

Ikuti Kami