Korban Gempa Haiti Temukan Cara Mengekspresikan Rasa Sakit

Internasional / 7 February 2010

Kalangan Sendiri

Korban Gempa Haiti Temukan Cara Mengekspresikan Rasa Sakit

Budhi Marpaung Official Writer
4504

Sementara gempa yang terjadi pada 12 Januari lalu telah memakan korban jiwa orang-orang Haiti, tetapi hal itu juga telah mengubah para korban yang selamat secara emosional.

Beberapa dari mereka mengekspresikan rasa sakit lewat cara-cara tertentu.  

Kelaparan dan Terluka

Hanya 30 mil dari kota yang tenang Fond Parisien, sebuah barisan orang-orang yang sudah tidak memiliki tempat tinggal mengantri untuk mendapatkan makanan. Tersentuh melihat luka fisik dan emosional orang-orang ini, beberapa artis Hollywood telah melangkah untuk membantu mereka sembuh.

"Saya datang seminggu yang lalu dengan Sean Penn dan dua belas dokter dari New York," kata Allison Thompson, seorang perawat yang bekerja di Divisi Airborne ke-82, Amerika Serikat.

Dia berkeliling ke berbagai tempat pengungsian untuk mencari dan membantu mereka yang masih memerlukan bantuan medis.

"Orang-orang tidak bisa sampai ke rumah sakit yang berada di daerah utama," kata Allison. "Mereka duduk di sana sampai membusuk. Kemarin kami menemukan dua orang yang mengalami patah tulang. Kami mengobati sekitar 16 orang yang mengalami patah lengan dan kaki, bahkan hanya di daerah ini."

Sementara itu, Patientville Club yang merupakan daerah hijau dan dipenuhi oleh orang-orang kaya di negara itu sebagai tempat bermain golf, sekarang daerah tersebut dipenuhi 50.000 tenda, yang didalamnya terdapat banyak orang yang secara ekonomi sangatlah miskin.

Melukis Tangan Allah Yang Penuh Berkat

Namun, diantara cerita sedih itu ada satu kisah yang memperlihatkan secercah harapan dimana ada seorang pria bernama Louissant Billistin menjadi seorang pendeta yang menyampaikan kotbahnya dari tenda ke tenda.

"Ke mana pun saya pergi saya ingin berkhotbah untuk Yesus," kata Louissant. "Misi saya adalah untuk berkhotbah bagi Yesus. Saya seorang hamba Tuhan."

Selain berkotbah, ia juga adalah seorang seniman. Diilhami oleh kejadian gempa yang terjadi di negaranya itu, Louissant pun membuat sebuah lukisan yang menunjukkan bagaimana tangan Tuhan yang penuh berkat tetap ada di tengah-tengah gempa bumi yang dahsyat itu.

"Oh, Tuhan tolong saya," doanya. "Bantu keluarga saya. Ibuku ada di sini, kakakku. Mereka tidak mati. Saya juga tidak mati."

Menurut Louissant, kehidupan berarti ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk menyampaikan harapan kepada anak-anak di Haiti dimana beberapa dari mereka sudah belajar untuk menyembah Allah. Apakah Anda tergerak untuk membantu agar impian Louissant Billistin ini dapat terwujud? Mari berpartisipasi dalam Jawaban Kasih Haiti .

Sumber : cbn.com/bm
Halaman :
1

Ikuti Kami