Produsen Elektronik Indonesia Optimis Menghadapi FTA

Nasional / 12 January 2010

Kalangan Sendiri

Produsen Elektronik Indonesia Optimis Menghadapi FTA

Daniel Official Writer
3043

Pemberlakuan perdagangan bebas ASEAN-China(FTA) sempat menimbulkan sejumlah kekhawatiran produsen-produsen dalam negeri, namun sepertinya hal tersebut tidak membuat produsen elektronik menjadi kecil hati justru mereka sangat optimis bisa bertahan dari serbuan produk-produk elektronik China.

Menurut  Asisten GM Home Appliances Sharp Electronics Indonesia Andry Adi Utomo, selama dolar menguat, pihaknya tidak terlalu khawatir dengan barang-barang China. Karena biaya produksi di Indonesia dan China sama, misalnya untuk bahan baku plastik atau tembaga harganya relatif sama. "China membutuhkan waktu paling cepat lima tahun dan dukungan dana luar biasa besar jika ingin benar-benar bersaing dengan produk yang sudah ada di dalam negeri. Sharp saja butuh waktu 30 tahun untuk membangun semuanya," ujarnya di Jakarta, kemarin.

Selain itu diperlukan dukungan pemerintah dengan memberikan keringanan pajak apabila memproduksi di Indonesia, juga mendapat prioritas dalam jalur distribusi dan dihilangkannya biaya-biaya siluman. Para produsen sedang menunggu realisasi rencana pemerintah untuk menerapkan Standard Nasional Indonesia(SNI) karena hal ini akan menghambat masuknya barang-barang baru dari China. Andry menambahkan FTA justru akan menolong merek-merek besar dari sisi turunnya jumlah barang black market. Selama ini barang black market yang kebanyakan dari Malaysia dan Singapura telah menggerus pasar produk Sharp 10-15%.

Menurut Andry, tahun ini pasar elektronik Indonesia bisa tumbuh sekitar 10% bahkan bisa mencapai 15% jika tidak ada gangguan keamanan atau politik. Apalagi penetrasi produk elektronik di Indonesia juga terhitung masih kecil. Seperti lemari es masih sebesar 22%, mesin cuci dan mesin pendingin ruangan masih di bawah 10%, padahal ada 50 juta keluarga di Indonesia.

Pada 2010 Sharp menargetkan pertumbuhan produk elektroniknya sebesar 115%. Produk televisi LCD diharapkan bisa naik 200%. Lemari es 115%, mesin cuci 150% dan AC bisa naik sebesar 160%.

Ia menambahkan kondisi ketidakstabilan suplai listrik berpengaruh pada penurunan penjualan sebesar 50%. Padahal bagi Sharp Corp, Indonesia menjadi salah satu negara tujuan penjualan terbesar di dunia dengan berada di urutan ke-3, setelah China dan India.

Sumber : inilah.com
Halaman :
1

Ikuti Kami