Marthalena Napitupulu, Kreasi Ulos Mendatangkan Sukses

Entrepreneurship / 25 December 2009

Kalangan Sendiri

Marthalena Napitupulu, Kreasi Ulos Mendatangkan Sukses

Lestari99 Official Writer
7659

Marthalena Napitupulu (60) adalah seorang Batak sejati. Ia begitu mencintai hasil budaya daerahnya sendiri, seperti ulos misalnya. Terinspirasi dengan kesuksesan kain batik, Martha yakin ulos memiliki potensi serupa. Berawal dengan melihat menumpuknya kain ulos di lemari telah memotivasinya untuk mejadikan kain ulos sebagai komoditas kerajinan. Satu persatu ulos yang tersimpan dikeluarkannya dari lemari. Tanpa rasa sungkan, Martha pun mulai menggunting kain tenunan asal Batak tersebut sesuai selera.

Ulos yang didapatkannya dari hadiah pernikahan dijadikannya sebagai modal. Martha mulai menggeluti usaha ini sejak tahun 1988. Martha menggunting dan membentuk hiasan dinding dari ulos. Ketika hasil karyanya ternyata memiliki nilai jual, Martha semakin termotivasi untuk mengembangkan usahanya. Berbagai bentuk kerajinan ulos pun telah dihasilkannya, baik dalam bentuk taplak meja, baju, bed cover, tas, topi, sandal, tempat Alkitab, tempat handphone dan lain-lain.

Di bawah bendera Martha Ulos, hasil karya jemaat HKBP Sudirman, Jakarta, ini pun dipasarkan. Lebih maju lagi Martha menjadikan rumahnya sebagai show room. Selain itu Martha juga membuka show room lainnya di pusat perbelanjaan Sarinah, Jakarta. Tujuannya hanya satu, Martha ingin memasarkan ulos seluas mungkin sehingga bukan hanya orang Batak saja yang memakai ulos.

Istri dari Amir Sirait ini memilih tenunan dari Tapanuli menjadi materi dasar tenunan ulosnya. Masing-masing daerah di Tapanuli memang memiliki motif tenunan yang berbeda-beda. Ulos Porsea misalnya, berbeda motif dengan ulos Simalungun. Demikian juga dengan ulos Tarutung, ulos Toba atau ulos Sadum. Masing-masing memiliki keunikan dan kekhasannya tersendiri.

Berbagai macam pameran diikuti Martha untuk memasarkan produknya, baik pameran yang diprakarsainya sendiri maupun pameran yang diselenggarakan oleh pemerintah. Martha juga turut dalam berbagai pameran yang diselenggarakan di mancanegara. Sampai saat ini sudah 26 negara yang dikunjunginya untuk memasarkan produknya.

Pameran yang diikuti Martha telah membuka wawasannya untuk berkembang. Banyak ide muncul ketika ia menyaksikan hasil karya dari berbagai negara. Tanpa sungkan-sungkan Martha pun melakukan barter dengan sesama peserta, setelah itu ia memodifikasi sendiri produk yang dihasilkannya. "Biasanya produk itu terbuat dari kain sehingga saya dengan mudah menambahkan motif ulos di dalamnya," ujar Martha.

Martha Ulos pernah mengadakan pameran yang mendapat kunjungan mantan Presiden B.J. Habibie. Sejumlah pejabat negara dan duta besar negara asing meminati produknya. Pameran demi pameran yang diikutinya terus memotivasi Martha untuk terus berkarya.

Martha begitu merindukan agar potensi ulos terkuak dan dikenal. Sehingga bukan hal sepele bagi Martha ketika ia mengikuti sebuah pameran dan ternyata produknya tidak banyak terjual.

Kerajinan ulos yang dijalaninya rupanya menjanjikan. Ibu dari Charles Bonar Sirait ini bisa menjalankan usahanya dengan mempekerjakan 7 karyawan dan 150 penenun. Laba bersih yang diraihnya dalam satu bulan mencapai Rp 25 juta. Dukungan moral maupun modal selalu diperolehnya dari sang suami tercinta.

"Memang ada suka dan dukanya, namun dalam diri saya ada perasaan tidak pernah capek dan tidak mau berhenti. Malah rasanya saya ingin cepat bangun dari tidur untuk menuangkan ide-ide yang bermunculan," ujar Martha dengan penuh antusias.

Sumber : ebahana
Halaman :
1

Ikuti Kami