Herawati, Merintis Usaha Kerajinan Rotan Dari Nol

Entrepreneurship / 20 December 2009

Kalangan Sendiri

Herawati, Merintis Usaha Kerajinan Rotan Dari Nol

Daniel Official Writer
5170

Memiliki sebuah toko di Jalan Sungai Lewara 31, Palu, Sulawesi Tengah, Herawati Yusuf (42) membuka Usaha rotan "Subur" yang khusus membuat, menjual, serta menerima pesanan segala bentuk barang kerajinan rotan. Tahun 2009, usaha rotan ini memasuki tahun ke-23. Mewarisi usaha dari sebuah tempat kecil di kolong rumah, kini tempat itu sudah menjelma menjadi sebuah toko. Ada pula dua gudang tempat bekerja di tempat lain. Awalnya hanya dua pekerja, saat ini sudah 25 pekerja dengan upah Rp 35.000- Rp 50.000 per hari. Pesanan yang hanya 1-2 set per bulan kini sedikitnya 75 set. Bahan baku rotan yang dihabiskan sedikitnya 500 kg per pekan.

Pada mulanya, usaha ini milik mertua Herawati. Usaha ini dihibahkan kepadanya karena sang mertua membaca bakat bisnis pada dirinya. Padahal, usianya waktu itu relatif muda, baru 19 tahun.  Untuk sebuah usaha kecil rumahan, yang sebagian besar masih mengandalkan kerja tangan, bisa bertahan dan berkembang hingga hampir dua dekade tentu saja tidak mudah.

Toko dan rumahnya pernah dua kali tertimpa musibah kebakaran. Kebakaran pertama, tahun 1991, sirna seluruh isi toko, bahan baku, dan apa pun yang di rumah. Bermodal tenda di bekas rumah yang terbakar, Herawati kembali memulai usahanya. Kegigihan dan sifat tidak cengeng berbuah manis. Usahanya jalan.  Namun kebakaran kembali dia alami tahun 1996, tetapi Herawati lagi-lagi tangguh. Apa yang dilakukan pascakebakaran pertama dilakukan kembali. Memulai lagi semuanya dari nol dengan gigih.

Menambah modal usaha dengan mengajukan kredit kepada bank atau memasukkan proposal kepada pemerintah pernah dijalankannya, tetapi hasilnya nihil. Beruntung suaminya yang pegawai negeri di Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Donggala bisa mengambil kredit dengan jaminan sebagai PNS dan slip gaji. Kredit pertama Rp 8 juta bisa dikembalikan. Datang lagi kredit berikutnya Rp 18 juta hingga yang terakhir Rp 60 juta.

Kalau usaha Herawati bertahan kian subur, tentu bukan semata-mata karena bantuan modal melalui kredit. Tak kalah pentingnya karena ketabahan, kegigihan, dan semangat mempertahankan usahanya. Pesanan kini tak hanya dari sekitar Palu, tetapi juga dari seluruh Sulawesi Tengah. Juga datang dari Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Kalimantan Timur, Jakarta, dan Papua.  Di tengah ketatnya persaingan usaha kerajinan rotan di Palu, Herawati bisa menjaga pelanggan lamanya tetap bertahan sembari menggaet pelanggan baru. Herawati tidak pernah beriklan di media mana pun. Cukup dari mulut ke mulut.

Kejujuran dan ketepatan waktu adalah prinsipyang selalu dipegangnya untuk mempertahankan pelangan-pelangannya. Selain itu Herawati juga kreatif membuat desain. Dia rajin mengumpulkan gambar apa pun dari majalah, buku, atau sumber lain yang bisa membuka wawasan soal corak dan ragam produk kerajinan rotan. Boleh dibilang Herawati mengurus usaha kerajinan rotan ini dari A-Z. Mulai dari memilih bahan rotan, bolak-balik toko dan gudang memantau pekerja, melayani pembeli, mengurusi makan para pekerja bila tukang masak berhalangan, hingga pembukuan. Bahkan, dia terlibat urusan finishing.

Sumber : kompas.com
Halaman :
1

Ikuti Kami