12 Orang Pemain Sepakbola Eritrea Menghilang di Kenya

Nasional / 17 December 2009

Kalangan Sendiri

12 Orang Pemain Sepakbola Eritrea Menghilang di Kenya

Puji Astuti Official Writer
2951

Polisi Kenya sedang mencari 12 anggota tim sepak bola nasional Eritrea yang menghilang ketika akan pulang setelah bersaing dalam turnamen regional di Nairobi, demikian ungkap seorang jurubicara Senin (14/12).

Pemain yang hilang  hampir setengah dari 25 pemain dan pelatih Eritrea yang dikirim ke Cecafa Cup, sebuah turnamen untuk bangsa-bangsa dari Afrika timur dan tengah. Tim penyelenggara Nicolas Musonye diperingatkan polisi ketika hanya 13 anggota tim berangkat setelah turnamen selesai pada Minggu (13/12).

Tak satu pun dari 12 orang yang hilang memiliki visa untuk tetap di Kenya, demikian jurubicara kepolisian nasional Kenya, Eric Kiraithe.

"Orang-orang itu terakhir terlihat pada hari Minggu setelah turnamen berakhir," kata Kiraithe. "Mereka telah meminta pengawalan polisi dari dan ke stadion untuk pemain, tapi punya waktu luang setelah permainan dan melarikan diri dari hotel mereka."

Kiraithe mengatakan orang-orang itu mungkin akan ditemukan segera.

Awalnya pemerintahan Eritrea menyangkal bahwa ada pemainnya yang hilang. Tapi Menteri Informasi Ali Abdu mengatakan kepada BBC pada Selasa lalu mereka akan mendapatkan "menyambutan baik" ketika kembali meski telah "mengkhianati" negara mereka, hal ini menurut kelompok hak asasi manusia disebut sebagai tindakan  represif.

Tim Eritrea hilang dalam perempat final Piala Cecafa, dengan kemenangan kembali pada Uganda. Musonye mengatakan hal itu bukan kali pertama pemain Eritrea berusaha menghindari pulang ke rumah: Sebuah kejadian serupa terjadi selama turnamen 2006 - 2007 di Tanzania.

"Untuk Piala Cecafa berikutnya, kami telah memutuskan untuk memiliki pengawalan polisi untuk tim Eritrea setiap waktu," kata Musonye.

Polisi tidak menerima permintaan suaka dari mereka, dan kecuali mereka memiliki visa yang tepat, mereka akan dikirim kembali ke Eritrea ketika ditemukan, demikian ungkap Kiraithe.

Konsorsium Pengungsi Kenya, sebuah organisasi nirlaba yang memberikan bantuan hukum gratis dan perwakilan untuk pencari suaka dan pengungsi, tidak mau berkomentar kepada CNN tentang hal ini. Namun seorang pejabat berbicara dengan syarat anonim kepada Canadian Press bahwa 12 pemain telah meminta bantuan mereka, dan kasus mereka untuk suaka akan disampaikan kepada Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi.

Eritrea berada di bawah pemerintahan Presiden Isaias Afwerki, pemerintah yang telah dipenjarakan para kritikus dan semakin otoriter dalam kontrol atas ekonomi, media dan agama, menurut laporan PBB dan organisasi hak asasi manusia.

Amerika Serikat menuduh Eritrea mempersenjatai kelompok perlawanan Islam yang berusaha untuk menggulingkan Somalia yang didukung PBB dalam pemerintahan transisi. Eritrea menyangkal tuduhan,

Eritrea memenangkan kemerdekaan dari Ethiopia pada 1993, dan kedua negara selama dua tahun perang memperebutkan perbatasan hingga akhir 1990-an. Pasukan Eritrea juga bentrok dengan pasukan dari negara tetangganya  Djibouti tahun 2008.

Sumber : CNN
Halaman :
1

Ikuti Kami