Kehilangan Pegangan Hidup Ketika Mama Pergi

Family / 15 December 2009

Kalangan Sendiri

Kehilangan Pegangan Hidup Ketika Mama Pergi

Lestari99 Official Writer
5330

"Waktu saya lagi di rumah sendirian, saya mulai memanggil roh ini dan saya mulai berkomunikasi dengan dia. Seperti ada yang menemani," ujar Ferdinan membuka kesaksiannya.

Sejak SMP, oleh ayahnya Ferdinan dipercayakan untuk diurus oleh tantenya. Saat tinggal bersama tantenya, tekanan batin kerap kali mewarnai hari-hari Ferdinan.

"Tante saya orangnya sangat disiplin, dan kegiataan saya itu sangat padat. Pagi hari saya sekolah dan sepulangnya dari sekolah sudah harus bantu-bantu di warung. Tidak ada waktu sama sekali untuk bermain dengan teman-teman," kisah Ferdinan.

Sampai suatu hari Ferdinan pun mendapatkan peringatan keras dari tantenya.

"Waktu itu malam Minggu dan saya terlambat pulang. Akhirnya hari Minggu pagi tante sudah mengomel, sudah marah-marah, dan tumben-tumbenan saat itu tante marah sekali kepada saya. Selama ini kalau tante marah, saya hanya simpan semuanya di dalam hati. Tapi saat itu, tidak tahu bagaimana, kemarahan yang tersimpan itu pun akhirnya memuncak. Tapi saya tidak bisa balik melawan atau membantah tante karena takut. Sampai-sampai di otak saya terlintas pikiran, ‘Coba masih ada mama, pasti tidak akan begini'," ujar Ferdinan.

Masa kecil Ferdinan dilalui dengan penuh kebahagiaan. Orangtua Ferdinan, terutama sang mama, selalu membuat anak-anaknya merasakan kehangatan seorang ibu.

"Sebelum berangkat sekolah, kami sarapan bersama. Kasih sayang mama benar-benar luar biasa kurasakan. Tapi ternyata hal itu hanya untuk sesaat," ujarnya dengan nada pedih.

Kebahagiaan itu hanyalah seumur jagung. Sang mama menghadap Yang Maha Kuasa karena penyakit yang dideritanya. Kejadian itu membuat Ferdinan sangat terpukul.

"Ini benar-benar tidak mungkin dan saya benar-benar tidak bisa menerimanya. Saat itu saya tidak berhenti menangis dan saya tidak peduli dengan keadaan sekeliling, saya hanya bilang, ‘Mama, bangun Ma! Bangun Ma!'. Saya benar-benar tidak siap untuk ditinggal mama. Setelah mama meninggal, papa yang mungkin frustrasi akhirnya menitipkan saya pada kakak dari mama," kisah Ferdinan.

Akibat perkataan-perkataan tantenya yang selalu menusuk hati, Ferdinan pun akhirnya memutuskan untuk menantang maut. Ia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Ferdinan benar-benar merasa sendirian di dunia ini dan yang ia butuhkan hanyalah kasih sayang seorang ibu. Ferdinan hanya berpikir, mugkin dengan cara ini ia bisa kembali bertemu dengan ibunya.

Tapi yang terjadi malah sebaliknya, setelah Ferdinan nekat meneguk obat serangga, perasaan takut begitu menguasai hatinya. Dengan sisa tenaga yang dimilikinya, Ferdinan mencoba untuk berdiri dan keluar sampai akhirnya ia bertemu dengan omnya. Ferdinan segera dilarikan ke rumah sakit dan dalam kondisinya yang kritis, tiba-tiba Ferdinan menemukan secercah harapan yang selama ini ia dambakan.

"Papa datang dan papa langsung minta maaf. Papa bilang mulai saat ini kita akan tinggal bersama lagi," tutur Ferdinan.

Mendengar perkataan ayahnya, hati Ferdinan dipenuhi kelegaan karena Ferdinan merasa inilah yang ia harapkan. Ferdinan benar-benar haus akan kasih sayang. Sekembalinya dari umah sakit, Ferdinan pun tinggal bersama ayahnya. Namun, harapan untuk mendapatkan kasih sayang tak kunjung ia dapatkan.

"Papa memang perhatian sama saya, tapi perhatian itu dilakukannya dengan memberikan kebebasan. Saya memang bisa hidup bebas dari tante, tapi saya tidak merasakan kasih sayang yang seutuhnya dari papa," ujar Ferdinan.

Tak puas dengan sikap ayahnya, Ferdinan pun bergaul dengan teman-teman yang menguasai ilmu hitam. Sampai akhirnya, Ferdinan pun dapat berbincang-bincang dengan roh halus. Ferdinan pun sempat mencoba untuk memanggil ibunya tapi tidak berhasil. Memang ada roh yang mendatangi dirinya tapi bukan roh ibunya.

Sampai suatu hari, teman Ferdinan datang memberikan suatu kabar yang selama ini ia harapkan. Ia menceritakan tentang Yesus kepada Ferdinan.

"Selama ini saya benar-benar kosong, tanpa pengharapan sama sekali. Dan ketika teman saya mendoakan saya, tiba-tiba ada perasaan layak, berani, bangga, karena ternyata selama ini saya punya Tuhan Yesus. Selama ini saya tidak menyadari bahwa Tuhan itu luar biasa. Dan saya mulai mendapatkan sukacita yang melebihi apapun juga. Dan sukacita itu benar-benar membuat hatiku terasa sangat damai saat itu. Saya merasa benar-benar bebas dan menjadi orang yang baru. Sudah tidak ada lagi yang namanya dihantui oleh roh-roh ini, saya sudah yakin sekali akan kebesaran Tuhan dalam hidupku," kisah Ferdinan dengan wajah berbinar.

Beberapa hari kemudian, Ferdinan pun mengikuti sebuah ibadah dan ia mendapat sesuatu yang akan mengubah hubungannya dengan sang ayah.

"Tiba-tiba ada satu suara di hati saya yang benar-benar membuat saya yakin bahwa itu adalah suara Tuhan. Suara itu berkata, ‘Kamu harus pulang ke rumah hari ini. Kamu harus bertemu dengan papa kamu'," tutur Ardian.

Ardian pun tak dapat menahan tangisannya ketika ia mendengar suara itu. Ferdinan segera pulang ke rumah dan menemui ayahnya. Saat itu Ferdinan meminta maaf kepada ayahnya karena merasa ia masih suka mengecewakan ayahnya. Rekonsiliasi pun terjadi di antara mereka. Dan satu hal yang luar biasa, ayah Ferdinan sampai berkata bahwa di hari itu ia seperti menemukan sebuah harta karun yang tak ternilai.

Selain mengalami pemulihan dengan sang ayah, hubungan Ferdinan dengan tantenya pun semakin membaik. Akhirnya Ferdinan menemukan arti kasih yang sesungguhnya.

"Sebenarnya sosok Tuhan Yesuslah yang saya butuhkan," ujar Ferdinan dengan wajah penuh sukacita sambil menutup kesaksiannya. (Kisah ini ditayangkan 15 Desember 2009 dalam acara Solusi Life di O'Channel).

Sumber Kesaksian :
Ferdinan Sinurat
Sumber : V090209170328
Halaman :
1

Ikuti Kami