Zakaria Botros Menyebarkan Injil Tanpa Takut Di Mesir

Internasional / 2 December 2009

Kalangan Sendiri

Zakaria Botros Menyebarkan Injil Tanpa Takut Di Mesir

Lestari99 Official Writer
13095

Seorang penginjil Mesir, Bapa Zakaria Botros, adalah salah satu tokoh yang paling kontroversial di Timur Tengah. Zakaria adalah seorang pendeta koptik yang telah lahir baru dan memimpin ribuan orang dari latar belakang lain kepada Kristus melalui media internet dan televisi - dan kelompok militan begitu menginginkan kematiannya karena hal ini.

Zakaria mungkin menjadi orang yang paling dibenci di Timur Tengah. Zakaria menggunakan metode ‘in your face style' dalam penginjilannya melalui TV dan internet.

"Anda tidak dapat berkhotbah langsung kepada mereka mengenai kepercayaan Anda karena mereka akan langsung menolaknya," ujar Zakaria menjelaskan gaya penginjilannya. "Yang harus Anda lakukan adalah ‘membangunkan' mereka. Dan metode yang saya gunakan adalah metode yang singkat dan tajam. Sama halnya seperti setruman listrik."

Sentakan ini membuat saudara-saudara yang berasal dari latar belakang lain secara kritis memeriksa iman mereka sendiri. Lalu mereka mulai mengajukan pertanyaan kepada para pemimpin agama mereka. Dan ketika mereka tidak mendapatkan jawabannya, mereka pun mulai mempertanyakan keyakinan mereka. Zakaria mengatakan sebenarnya sebagian dari keyakinan iman mereka memang sulit untuk diterima.

Program televisi mingguan yang tayang selama 90 menit, Truth Talk, mengudara setiap hari Jumat pada jam tayang utama di seluruh Timur Tengah. Program ini disiarkan di saluran satelit Al-Hayat dan disaksikan oleh hampir 60 juta orang Arab.

Diskusi internet Zakaria yang bertajuk Pal Talk disiarkan secara online selama enam jam setiap hari Selasa dan kamis.

Zakaria baru saja merayakan ulang tahunnya yang ke-75 dan mengatakan bahwa ia menghadapi begitu banyak kesulitan dan tantangan selama perjalanan hidupnya.

Kejadian yang paling mempengaruhi perjalanan imannya adalah pembunuhan tragis yang dialami kakaknya lebih dari 60 tahun yang lalu.

"Kakak saya bukan hanya sekedar orang Kristen, tetapi dia adalah orang beriman - Kristen sejati," kenang Zakaria.

Zakaria mengisahkan bahwa kakaknya saat itu baru berusia 20-an ketika ia mulai bercerita tentang Kristus kepada siapa pun yang mau mendengarkan. Namun akhirnya ia dibunuh oleh sekelompok militan yang berkuasa pada saat itu di tahun 1947. Mereka memotong lidahnya dan memenggal kepalanya. Kejadian ini menjadi sebuah peristiwa yang terasa amat berat untuk dilalui Zakaria.

Zakaria saat itu masih berusia remaja dan warisan yang diperoleh dari kakaknya adalah sebuah Alkitab. Zakaria mengatakan catatan kecil yang ditulis kakaknya pada halaman-halaman Alkitab telah membantunya untuk mengenal Kristus.

Awalnya Zakaria berpikir bahwa perbuatan baik dapat membantunya untuk masuk surga. Namun akhirnya pikiran itu pun lenyap ketika ia mempelajari tulisan-tulisan Cyril - seorang uskup Yerusalem yang hidup di abad keempat - dan Zakaria percaya bahwa penebusan dan keselamatan itu hanya ia peroleh dari kasih karunia. Zakaria pun jatuh berlutut dan berdoa secara pribadi.

Setelah itu Zakaria terjun ke ladang pelayanan lain - melakukan pelayanan penjara dan melayani mereka yang berasal dari latar belakang lain sampai akhirnya ia diasingkan dari Mesir pada tahun 1989.

Zakaria memulai program internet Pal Talk-nya ketika ia tinggal di Inggris dan memulai siaran televisinya pada tahun 2003. Hari ini, Zakaria sedang bersembunyi. Teroris Al-Qaeda telah menawarkan hadiah 60 juta dolar bagi siapapun yang dapat membawa kepalanya. Hal ini membuat Zakaria berhati-hati tapi ia tidak takut.

"Karena saya percaya bahwa hidup saya ada di tangan Allah dan Dia melindungi saya dan dalam perlindungan-Nya tidak ada rasa takut," ujar Zakaria. "Yesus berkata jangalah kamu takut dan ada 366 janji di dalam Alkitab yang berbunyi, janganlah takut," ujarnya.

"Orang mungkin hanya melihat program di TV, tapi yang saya lihat adalah bagaimana tangan Tuhan bekerja atas mereka semua melalui siaran surga ini," ujarnya. "Saya melihat dengan iman apa yang Tuhan lakukan terhadap orang-orang Mesir di hari-hari ini."

"Saya akan sangat berbahagia jika hidup saya berakhir di bumi karena itu artinya saya akan memulai kehidupan yang kekal bersama dengan Yesus kristus yang saya cintai," tambah Zakaria.

Sumber : cbn.com / LEP
Halaman :
1

Ikuti Kami