Menjadi Kaya Dalam Dua Sisi Kehidupan

Investment / 27 November 2009

Kalangan Sendiri

Menjadi Kaya Dalam Dua Sisi Kehidupan

Puji Astuti Official Writer
2794

Sebagai anak yang lahir di tahun 80-an, saya bertumbuh dengan menonton Robin Leach. Dia membawakan acara berjudul "Lifestyles of the Rich and Famous." Saya menyukai aksen Inggrisnya, namun lebih lagi saya suka bagaimana dia menyajikan para selebrities yang sangat kaya dengan gaya hidup mereka.

Sewaktu saya muda, saya terkesan dengan semua orang yang bisa membeli apa saja yang mereka mau. Sekarang, saya terkesan dengan orang yang bisa mendapatkan apa saja yang ia mau namun memilih untuk tidak melakukannya, karena menyadari bahwa hal itu tidak abadi.

Rasul Paulus meminta pada muridnya Timotius seperti ini (1 Timotius 6:17-19): Peringatkanlah kepada orang-orang kaya di dunia ini agar mereka jangan tinggi hati dan jangan berharap pada sesuatu yang tak tentu seperti kekayaan, melainkan pada Allah yang dalam kekayaan-Nya memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati. Peringatkanlah agar mereka itu berbuat baik, menjadi kaya dalam kebajikan, suka memberi dan membagi dan dengan demikian mengumpulkan suatu harta sebagai dasar yang baik bagi dirinya di waktu yang akan datang untuk mencapai hidup yang sebenarnya.

Mungkin ketika Anda membaca ayat ini Anda berkata bahwa Anda bukanlah orang kaya. Tapi, mari kita tarik garis lurus dulu. Apa yang menjadi definisi "kaya" menurut Anda? Kebanyakan kita merasa tidak kaya karena melihat ada orang yang lebih kaya dari diri kita. Tapi Anda harus berhenti dulu dan memikirkannya baik-baik. Menurut Global Rich List (Daftar Orang Kaya Dunia), jika pendapatan Anda 350.000.000 pertahun, maka Anda masuk dalam 4% orang kaya di dunia. Jika pendapatan Anda di atas 500.000.000 pertahun, Anda berada dalam daftar 1% orang kaya di dunia. Jika Anda menjalani hidup dengan baik saat ini dan tidak berkekurangan, Anda bisa dikatakan kaya. Paulus sedang membicarakan kita.

Yang menarik, Paulus tidak berkata "Hendaklah orang-orang kaya untuk tidak menjadi kaya." Dia tahu bahwa tidak ada yang salah dengan menjadi kaya. Tapi dia memberi perintah bagaimana orang kaya harusnya bersikap. Sebagai orang kaya kita tidak boleh arogan karena kekayaan itu tidak abadi. Kesombongan seringkali menjadi tanda bahaya yang datang bersamaan dengan kekayaan.

Tidak ada yang salah dengan kemakmuran, namun Tuhan ingin agar kita tidak menaruh kepercayaan pada harta kita. Tuhan tahu kecenderungan hati manusia yang akan lebih mempercayai kekayaannya dari pada Dia. Dia menjaga kita dari bahaya, Tuhan ingin kita menaruh harapan kita pada-Nya.

Tuhan meminta kita kaya dalam perbuatan baik. Banyak orang memberi persembahan karena berpikir gereja membutuhkan uang. Tidak. Alasan utama Anda memberi adalah karena Anda harus menjadi seorang "pemberi yang murah hati." Ini adalah cara Tuhan menjaga Anda untuk tidak tamak akan kekayaan. Tuhan akan menyediakan apa yang menjadi kebutuhan pelayanan-Nya yang ada di bumi ini sekalipun Anda tidak mau memberi.

Yesus berkata, Anda tidak bisa mengabdi pada dua tuan, Tuhan dan mamon. Tuhan tidak berkata, Anda tidak bisa melayani Tuhan sekaligus iblis. Dia bicara tentang uang karena tahu bahwa hal tersebut adalah saingan-Nya yang nomor satu. Anda hanya bisa memilih salah satu. Pilihlah hidup kekal itu.

Mungkin saat ini Anda mendapati bahwa Anda masih belum menjadi seperti yang Anda inginkan. Namun buatlah keputusan bahwa Anda akan memilih apa yang benar dan memiliki dampak bagi kehidupan kekal.

Sumber : Crosswalk
Halaman :
1

Ikuti Kami