Hidup Anda Tergantung Psikologi Anda

Psikologi / 18 November 2009

Kalangan Sendiri

Hidup Anda Tergantung Psikologi Anda

Tammy Official Writer
3485
Ubah Nasib AndaHidup ini selalu berjalan ke depan. Umumnya kita menginginkan perubahan di dalam hidup kita masing-masing. Perubahan sendiri adalah isu yang paling dekat dengan persoalan hidup manusia. Hanya saja, walaupun paling dekat, tetapi hubungan kita dengan perubahan seringkali tidak jelas dan memiliki paradoks. Buktinya, yang kita takuti justru perubahan meski kita menginginkan perubahan. Yang tak kita maui adalah mengubah diri, walaupun sebenarnya kita selalu berdoa dan mengharapkan agar ada perubahan dalam diri kita.

Audit kembali janji perubahan Anda
Jika melihat hukum kehidupan, jika ada hal kebaikan yang benar-benar kita inginkan, tapi tak berjalan sesuai rencana berarti ada sesuatu yang perlu kita audit ulang. Hal-hal yang perlu diaudit, antara lain:
Pertama, menjalani proses. Jika kita ingin melihat ada perubahan dalam hidup kita, maka kita harus berubah. Supaya perubahan itu terjadi, kita harus menjalani proses perubahan. Umumnya, sebelum kita melihat perubahan yang menyenangkan, kita akan diuji dengan beberapa hal yang kurang menyenangkan. Ujian itu dimaksudkan untuk membuktikan tingkat kesabaran, kesungguhan, dan karakter Anda. Apakah kita hanya sekedar mengkhayalkan perubahan atau menjalani prosesnya.

Kedua, struktur langkah. Jika meminjam istilah manajemen, obyek yang ingin kita ubah itu dikelompokkan menjadi dua, yaitu: a) Yang mudah diubah, dan b) Yang sulit diubah. Ingin mengubah nasib tak bisa dipahami seperti Anda ingin berhenti dari kebiasaan merokok. Untuk berhenti merokok mungkin hanya butuh tekad dan tindakan. Tetapi mengubah nasib tidak cukup hanya itu. Dibutuhkan tekad, sikap mental, tindakan, pengetahuan, keahlian, lingkungan, dan itu berjalan secara kontinyu, tidak on-off.

Ketiga, menemukan kesesuaian. Semua orang bisa menciptakan perubahan, asalkan menggunakan kreativitasnya untuk melihat dirinya dan lingkungannya. Karena hampir semua perubahan fundamental itu menghadapi keterbatasan, entah materi, finansial, orang yang kita kenal, atau keterbatasan yang muncul dari keadaan eksternal tertentu. Keterbatasan itu sejatinya tidak menuntut kita mundur (kecuali kita memilihnya), melainkan menuntut upaya untuk menemukan format perubahan yang benar-benar "gue banget" untuk diri Anda sendiri.

Jangan lemahkan diri Anda sendiri
Anda bisa saja menyerah, entah karena Anda memutuskan untuk menyerah atau Anda dilemahkan oleh faktor eksternal. Tapi jika melihat faktor ketidak-puasan manusia, manusia itu kebanyakan suka menindas diri sendiri, entah kepada dirinya atau kepada orang lain, dan suka mengingkari nikmat yang sudah dimiliki. Misalkan, kita sudah merasa mati langkah untuk mengubah diri padahal tak ada satu pun yang menghalangi kita untuk mengembangkan diri. Kita bebas cari informasi, bertanya ke siapa saja, belajar dengan cara apa saja, dan seterusnya. Tak ada yang menghalangi atau melarang kita, terutama dari otoritas di atas kita misalkan orang-tua. Jangan sampai kita menjadi orang yang terkendala. Kita ingin jadi pengusaha, tapi tidak punya modal. Begitu dikasih modal, kita menyerah lagi karena kekurangan koneksi. Begitu diberi koneksi, kita menyerah lagi, karena merasa tidak semudah itu mengelola koneksi, dan seterusnya.

Ada ungkapan, hidup kita menjadi payah bukan karena ada banyak orang yang menjahati kita, tetapi dikarenakan ada sekian pemikiran kita yang melemahkan kita sendiri (otomatis menindas diri sendiri, red).

Ubah Nasib AndaMiliki modal psikologis untuk mengubah hidup
Paulo Coelho, penulis buku-buku best-seller, mengatakan agar lebih baik kita pernah gagal dan terus mengagendakan perubahan, ketimbang kita gagal karena tidak pernah menginisiatifkan perubahan, entah karena ketakutan atau memiliki banyak alasan. Tetapi, agar memiliki hasil yang lebih baik, kita perlu memperbaiki modal psikologis demi mendapatkan berbagai modal yang diinginkan.

Dari semua pembahasan di atas, ada beberapa modal psikologi yang kita bahas: kreatif alias banyak akal, percaya diri alias meyakini bahwa kitalah yang bertanggung-jawab atas nasib kita, memperbaiki pengelolaan stress (menggunakan ketidakpuasan untuk perubahan), membangun koneksi, menambah keahlian dan kesalehan, memunculkan komitmen intrinsik, memiliki motivasi yang tinggi, dan kesediaan untuk belajar, baik secara generatif ataupun adaptif.

Tetapi dengan memiliki semua modal itu, tidak berarti kesulitan akan hilang. Ini tidaklah realistis. Tetapi ketahuilah, jika kita memiliki modal yang semakin bagus, bantuan yang "tidak terduga-duga" justru akan semakin mudah datang. Itulah sebabnya kenapa banyak studi yang akhirnya menyimpulkan bahwa faktor penyebab kegagalan tertinggi dalam perubahan bukanlah hambatan, keterbatasan, atau kesulitannya. Melainkan sikap mentalnya.

Ingin ubah nasib Anda? Yuk, terus berlatih ubah sikap mental Anda.

Sumber : e-psikologi.com
Halaman :
1

Ikuti Kami