Rakyat Indonesia Krisis Kepercayaan Terhadap Pemerintah

Nasional / 13 November 2009

Kalangan Sendiri

Rakyat Indonesia Krisis Kepercayaan Terhadap Pemerintah

Lestari99 Official Writer
3694

Lingkaran Survei Indonesia mengadakan riset yang menunjukkan kepercayaan publik pada 100 hari pertama pemerintahan baru dari DPR maupun Presiden menurun dengan drastis. Direktur Eksekutif LSI, Denny J.A mengungkapkan 58 persen media mempersepsikan DPR dengan negatif, terutama setelah DPR melakukan rapat dengar pendapat dengan Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri. Bukannya mencoba mencari kebenaran, Komisi III DPR justru dianggap menjadi Humas Polri.

Hasil riset juga menunjukkan persepsi negatif media terhadap Presiden meningkat dari 53,8 persen pada minggu lalu menjadi 64 persen pada minggu ini. Keterangan ini merupakan hasil riset terhadap lima koran nasional, yaitu Kompas, Koran Tempo, Media Indonesia, Republika dan Seputar Indonesia yang dilakukan 3-9 November 2009.

Menurunnya persepsi negatif terhadap Presiden dipicu oleh empat alasan. Pertama, presiden dianggap hanya mengeluarkan wacana tanpa melakukan tindakan yang nyata atas kasus perseteruan KPK vs Polri. SBY hanya mengeluarkan kecaman ketika namanya tercatut dalam rekaman tapi SBY tidak pernah melaporkan Anggodo kepada pihak kepolisian. Hal ini menambah luas rumor kecurigaan bahwa presiden terlibat.

Kedua, adanya rumor yang menyebutkan bahwa pelemahan KPK dimaksudkan agar kasus dana Bank Century tidak terungkap, dan hal ini semakin diperkuat dengan adanya kesaksian dari Williardi Wizard yang mengaku ditekan untuk melakukan rekayasa menjerat Antasari Azhar, mantan Ketua KPK.

Ketiga, Partai Demokrat menjadi salah satu partai besar yang tidak ikut dalam hak angket Bank Century. Padahal fraksi lain termasuk yang bergabung dalam koalisi ada yang mendukung hak angket tersebut. Adanya rumor bahwa dana Bank Century mengalir ke tim kampanye salah satu pihak semakin sering disuarakan pengamat, LSM dan orang partai sehingga dapat dipastikan posisi Presiden semakin tidak diuntungkan.

Keempat, sikap Presiden begitu bertolak belakang ketika tim pencari fakta yang dibentuknya memberikan rekomendasi atas proses hukum kasus Bibit-Chandra sehingga publik merespon sikap Presiden tersebut secara negatif. Tim Delapan merekomendasikan agar kasus Bibit-Chandra dihentikan karena tidak cukup bukti, namun rekomendasi ini dikembalikan kepada Polri dan Kejaksaan Agung yang justru menjadi pihak yang dicurigai dalam kasus ini.

Apakah memang Presiden terlibat? Apakah memang ada konspirasi besar di balik ini semua? Yang pasti Tuhan sanggup memegang hati setiap pemimpin sehingga tugas kitalah untuk terus mendoakan para pemimpin dan masa depan bangsa ini agar Kerajaan Allah turun dan kehendak-Nya jadi.

Sumber : tempointeraktif
Halaman :
1

Ikuti Kami