Dililit Utang, Dilepaskan Oleh Kasih Karunia

Family / 28 October 2009

Kalangan Sendiri

Dililit Utang, Dilepaskan Oleh Kasih Karunia

agnes.faith Official Writer
7785

Sejak SMA, Yoyok bekerja di pabrik garam milik kerabatnya untuk membiayai adik-adiknya dan meringankan beban orangtua. Setelah beberapa lama ternyata pabrik tersebut bangkrut. Yoyok harus melepaskan pekerjaannya sebagai marketing. Karena ia sudah tidak tahu lagi akan pergi kemana, akhirnya Yoyok memutuskan untuk merantau ke Jakarta.

Menurut orang desa, Jakarta adalah tempat yang menjanjikan. Semuanya dapat ditemukan di Jakarta termasuk kehidupan yang layak. Ternyata ia menghadapi kenyataan lain. Sesampainya di Jakarta ia harus tinggal bersama dengan teman-temannya yang notabene adalah anak-anak jalanan. Pekerjaan Yoyok saat itu hanya memasarkan garam dari warung ke warung.

Selain itu ia juga mencari pekerjaan. Ternyata ada kantor yang mau menerimanya sebagai sales marketing. Sewaktu ia bekerja disana, ia mendapat perlakuan yang tidak sesuai. Ia dijadikan selayaknya office boy. Namun ia tetap taat dan melakukan pekerjaannya.

Prinsipnya adalah harus menjadi yang terbaik. Karena cita-citanya adalah ingin membiayai adik-adiknya kuliah. Ia berkeinginan untuk memiliki usaha sendiri. Setelah itu, ia memutuskan keluar dari pekerjaannya dan bergabung dengan kerabatnya di bisnis spare part. Pada  awalnya semua berjalan lancar. Namun akhirnya bangkrut juga.

Kebangkrutan ini menyisakan utang Rp 100 juta lebih yang harus ditanggung Yoyok. Ia sangat terkejut akan hal ini. Seumur hidupnya ia baru kali ini menghadapi utang sebanyak ini. Betapa bodohnya ia tidak mengetahui bahwa ternyata modal yang mereka ambil adalah dari rentenir.

Ditengah permasalahannya, ia justru memutuskan untuk menikah dengan kekasihnya yang sudah 8 tahun menjalin hubungan dengannya. Ia percaya bahwa pernikahan ini akan menolongnya. Pada saat bimbingan pra nikah, ia menyadari bahwa ia harus semakin dekat dengan Tuhan.

Dengan keterbatasan yang ada akhirnya mereka menikah. Mereka berdoa dan beriman bahwa semua akan baik-baik saja. Setelah menikah, Yoyok dengan bermodalkan motor, keliling keluar kota menjual barang. Ia mengharapkan dapat mencicil utangnya. Semua hartanya habis, mereka harus menghadapi tekanan karena penagih utang selalu mendatangi mereka.

Sampai pada suatu hari, sesuatu yang tidak pernah terbayangkan terjadi. Pada saat mereka ingin membayar utang, ternyata utang mereka sudah lunas. Sama sekali tidak pernah terpikirkan oleh mereka bahwa utang yang sangat banyak itu dapat terlunasi hanya dengan bermodalkan motor.

Pada tahun 2008 Yoyok memulai bisnis crepes. Ia mencoba ratusan kali hingga ia mendapatkan resep crepes yang lezat. Kurang dari 1 tahun, ia sudah memiliki 100 outlet. Dan pada saat ini total outletnya yang tersebar di berbagai tempat mencapai 130 outlet.

Yoyok sangat bersyukur untuk hal-hal yang tidak enak yang telah ia lewati. Tuhan bekerja dengan luar biasa dengan semua kejadian ini. Saat ini ia bisa membahagiakan orangtuanya. Untuk Yoyok, yang penting adalah hubungan dengan Tuhan, bisnis adalah hal yang terakhir. (Kisah ini ditayangkan 28 Oktober 2009 dalam acara Solusi Life di O'Chanel).

Sumber Kesaksian:
Yoyok Widiantono

 

 

 

Sumber : V091026101942
Halaman :
1

Ikuti Kami