Diabaikan Orangtua Yang Sibuk Berbisnis

Parenting / 26 October 2009

Kalangan Sendiri

Diabaikan Orangtua Yang Sibuk Berbisnis

agnes.faith Official Writer
2556

Salah satu kegagalan terbesar kita sebagai orangtua adalah egoisme yang mengabaikan anak, sering kali karena kita terlalu sibuk. Kita bukannya mendisiplinkan anak ketika mereka melanggar aturan Allah, melainkan cenderung mengambil tindakan hanya saat ketidakpatuhan mereka mengacaukan rencana atau keinginan kita.

Dapatkah Anda bayangkan seorang prajurit di medan tempur terlibat perang dengan musuh hanya karena ia secara pribadi terancam atau merasa tidak nyaman? Ketika mendisiplinkan anak dalam hal ini, mengajari bahwa mereka bisa melakukan apa saja sepanjang hal itu tidak menganggu kita. Daud mengabaikan tanggung jawab mendisiplinkan anak sehingga ia dan anaknya mendapat konsekuensi serius karena hal tersebut. Apakah hal ini terjadi karena Daud terlalu sibuk?

Sebagian dari kita terperangkap dalam kesibukan karir dan hobi hingga kita gagal menyediakan energi guna membimbing anak. Kami mengenal orangtua yang percaya bahwa mengabaikan anak pada usia awal kehidupan mereka di kemudian hari. Seperti dituturkan kepada kami oleh salah seorang orangtua: "Saya menyesal tidak konsisten mendisiplinkan anak. Saya kembali melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi dan dibuat pusing oleh pekerjaan sekolah. Saya menyesal tidak mengikuti semuanya untuk melihat ia mematuhi saya. Saya sibuk dan kacau dan menjadi lupa mengecek apakah anak melakukan sesuai dengan yang saya perintahkan."

Ayah yang lain kini memahami bahwa faktor paling penting yang memberi kontribusi terhadap pembangkangan anaknya adalah ketidakhadiran si ayah di rumah pada masa krisis dalam hidup anaknya. Dia sekarang menyadari bahwa ia harus memiliki kemauan untuk mengubah karir sehingga bisa menyediakan waktu bagi keluarga.

Ia memanggil kami pada satu kali ketika mengalami kepedihan karena ia pergi dalam jangka waktu lama sementara anaknya yang tampak dalam kondisi sulit mengatakan, "Ayah, kenapa engkau pergi di saat paling aku butuhkan?" Sang ayah mengenang ke masa itu, "Ketika saya melihat ke belakang, di saat sulit, ketika saya berpisah dari keluarga, pada saat itu jugalah anak saya memulai masa-masa pemberontakan setahap demi setahap."

Sumber : When Good Kids Make Bad Choice - Elyse Fitzpatrick & Jim Newheiser
Halaman :
1

Ikuti Kami