Perjalanan Spiritual Rob Lilwall Berkeliling Dunia Dengan Sepeda

Internasional / 14 October 2009

Kalangan Sendiri

Perjalanan Spiritual Rob Lilwall Berkeliling Dunia Dengan Sepeda

Lestari99 Official Writer
5144

Bersepeda keliling dunia yang dimulai dari Siberia adalah petualangan seumur hidup bagi Rob Lilwall. Dia mempertaruhkan segalanya termasuk hidupnya dan mengambil keputusan melakukan perjalanan besar. Perjalanan ini menempuh jarak 30.000 mil melalui 28 negara dan membutuhkan waktu lebih dari 3 tahun.

Pada tahun 2004, Lilwall melepaskan pekerjaannya sebagai guru geografi dan meninggalkan rumahnya yang nyaman di London lalu mengadakan penerbangan ke Siberia, dengan hanya membawa keperluan dasar untuk bertahan hidup dan sepedanya yang terpercaya.

Lilwall pun langsung dihadapkan dengan berbagai tantangan yang mengancam hidupnya ketika ia harus bersepeda melalui musim dingin Rusia yang keras  dengan suhu -40 derajat celcius.

"Saya benar-benar menantang diri saya sendiri dengan melakukan sesuatu yang memaksa saya sampai pada batas kemampuan. Saya hanya ingin mempelajari dunia ini," ujar Lilwall. "Saya pikir menaiki sepeda adalah cara yang brilian untuk menjelajahi dunia ini karena Anda masih menapak di bumi dan Anda dapat bertemu dengan begitu banyak orang."

Setelah dapat bertahan dari musin dingin Siberia yang ganas, Lilwall terus bersepeda melalui beberapa tempat paling dramatis di dunia ini termasuk daerah Tibet yang bersalju dan daerah yang sedang konflik dipecah perang Hindu Afghanistan.

Meskipun menikmati pemandangan yang luar biasa, Lilwall berkata bahwa bersepeda melintasi Afghanistan benar-benar merupakan pengalaman yang menantang secara emosional.

"Saya terus mengayuh sepeda dengan sangat cepat dan berdoa sangat keras, dan ternyata semuanya baik-baik saja," ujarnya. "Cukup menakutkan memang, tapi hampir semua orang yang saya temui di sana adalah orang-orang yang sangat ramah dan baik hati."

Lilwall menegaskan bahwa perjalanannya itu sungguh memperkaya pengalaman spiritual iman Kristennya, karena ia secara khusus belajar betapa rapuhnya hidup manusia terhadap kematian.

"Saya tinggal di daerah pinggiran konflik selama beberapa tahun dan kemungkinan akan datangnya kematian itu begitu nyata," ujarnya. "Hal itu membuat saya banyak berpikir tentang kematian saya sendiri. Kondisi itu membuat saya banyak berdoa dan mencari Tuhan lebih lagi."

Imannya juga semakin diperkuat oleh keramahan orang Kristen dari berbagai latar belakang yang berbeda.

"Merupakan sebuah pengalaman yang besar untuk bertemu dengan orang-orang Kristen ini, yang beberapa di antaranya adalah para misionaris yang melayani di tempat yang sangat ekstrim dan mereka benar-benar tinggal di daerah pinggiran konflik. Pengalaman yang sangat hebat dan berharga untuk belajar dari orang-orang ini," kenang Lilwall. "Keramahan mereka sungguh luar biasa bila mengingat sebenarnya mereka tidak mengenal saya sama sekali. Saya mengetuk pintu sebuah gereja di sebuah negeri yang jauh dan mereka menyambut saya, memberi saya makan, mengurus keperluan saya, berdoa bagi saya dan kemudian keesokan harinya saya pergi meninggalkan tempat tersebut."

Hari ini Lilwall menulis dan memberikan mata kuliah di seluruh dunia tentang pengalamannya. Dia berharap pengalamannya tersebut dapat menginspirasi banyak orang untuk melakukan hal serupa dalam hidup mereka.

"Saya hanya mencoba menggunakan kisah perjalanan saya untuk menginspirasi orang dalam menghadapi tantangan mereka sendiri, bukannya menghindari untuk melakukan sesuatu hanya karena mereka takut akan hal itu," ujarnya.

Dengan diterbitkannya buku berisikan pengalamannya, ‘Cycling Home from Siberia', dan kisah perjalanannya yang dibuat dalam enam serial di televisi yang akan ditayangkan segera, sepertinya petualangan Lilwall masih jauh dari selesai.

Sumber : cbn.com / LEP
Halaman :
1

Ikuti Kami