Pintar Tapi Antikritik Akibat Sistem Ranking

Nasional / 27 September 2009

Kalangan Sendiri

Pintar Tapi Antikritik Akibat Sistem Ranking

Tammy Official Writer
2797
Akibat sistem pendidikan di Indonesia yang masih melanggengkan sistem ranking di kelas tidak hanya menjadikan para pelajar yang "masuk ranking" tumbuh menjadi manusia yang merasa dirinya pintar, egois, dan tak bisa menerima kritik, ujar Menteri Negara BUMN Sofyan Djalil.

"Di Indonesia anak-anak pintar diberi ranking. Akibatnya anak-anak pintar di Indonesia menjadi sangat tidak menarik," katanya pada acara ramah tamah dan dialog dengan puluhan mahasiswa dan warga masyarakat Indonesia di kampus Universitas Queensland (UQ), St.Lucia.

Akibatnya, para siswa berkemampuan biasa merasakan dirinya "loser" (pecundang) dan kondisi psikologis tersebut meruntuhkan rasa percaya diri yang sangat penting, katanya.

Produk sistem pendidikan nasional yang menghasilkan anak-anak pintar namun tidak bisa menerima kritik itu telah dirasakan dampaknya oleh sejumlah lembaga pemerintah dan non-pemerintah.

Sofyan DjalilContohnya, Sofyan Djalil menyebut pengakuan sejumlah diplomat senior Departemen Luar Negeri RI tentang karakter sejumlah diplomat muda yang sekalipun pintar namun "sangat egois" dan "tidak bisa dikritik". Di mata Sofyan Djalil, kekeliruan lain dari sistem pendidikan di Indonesia selama ini adalah tidak berkembangnya kreativitas anak didik.

Contoh kasus tersebut tampaknya bisa ditelaah lebih lagi. Apa benar karena sistem ranking maka banyak generasi penerus Indonesia yang tak bisa dikritik karena merasa sudah di atas? Sebenarnya itu bisa kembali ke pribadi masing-masing. Dan tampaknya pepatah "padi semakin berisi, semakin merunduk" perlu ditanamkan kepada setiap orang dimana itu artinya orang yang semakin berisi justru semakin rendah hati.

Sumber : antara.co.id
Halaman :
1

Ikuti Kami