Kesempatan di Balik Kesulitan

Kata Alkitab / 25 September 2009

Kalangan Sendiri

Kesempatan di Balik Kesulitan

Budhi Marpaung Official Writer
7044

"Jadi sekarang, sesungguhnya TUHAN telah memelihara hidupku, seperti yang dijanjikan-Nya. Kini sudah empat puluh lima tahun lamanya, sejak diucapkan TUHAN firman itu kepada Musa, dan selama itu orang Israel mengembara di padang gurun. Jadi sekarang, telah berumur delapan puluh lima tahun aku hari ini; pada waktu ini aku masih sama kuat seperti pada waktu aku disuruh Musa; seperti kekuatanku pada waktu itu demikianlah kekuatanku sekarang untuk berperang dan untuk keluar masuk.( Yosua 14:10-11)

Semua manusia di dalam dunia ini pasti menghadapi yang namanya masalah, entah itu besar atau kecil. Namun, tidak semuanya mau untuk melewati fase tersebut. Ada dari antara milyaran orang di muka bumi ini yang memilih untuk menghindari masalah dan jumlah itu tidak sedikit. Mereka melihat bahwa masalah adalah hal yang tidak bisa dihadapi dan memusingkan kehidupan mereka. Namun, cobalah Anda membaca kisah seorang tokoh di Alkitab bernama Kaleb.

Kaleb merupakan satu diantara 12 pengintai yang diutus Musa untuk melihat keadaan kota Kanaan. Seperti yang kita ketahui, hanya dia dan Yosua yang memberikan laporan positif kepada Musa mengenai kota yang dijanjikan Tuhan. Namun, bukan bagian kisah itu yang menjadi fokus saat ini. Yang akan kita pelajari dari Kaleb adalah mengenai bagaimana Allah memelihara hidupnya sampai dalam masa tutup usianya.

Kaleb sama seperti orang-orang Israel yang hidup pada zaman itu. Dia menghadapi masalah juga, dikejar-kejar Firaun dan pasukannya, berputar-putar di padang gurun, dan semua kesulitan yang dihadapi bangsanya ketika itu. Tetapi, menarik bahwa Alkitab mencatat dirinya tidak mengikuti sikap seperti orang-orang Israel ketika itu. Dia tidak berkeluh kesah dengan keadaan yang sedang dialaminya, tetapi selalu mengucap syukur kepada Tuhan. Ia mengetahui bahwa ketika Allah sudah berjanji sesuatu bahwa janji itu pasti digenapi. Dan betul, sampai masa tuanya Allah menetapi janji tersebut. Hidup Kaleb tetap terpelihara.

Apa yang bisa kita pelajari dari hal ini? Setidaknya saya mencatat ada 3 hal yang bisa kita petik dan terapkan dalam kehidupan kita hari-hari ini, khususnya berkaitan dengan kesulitan-kesulitan yang akan dan sedang dihadapi:

1. Kaleb mengikut Tuhan dengan segenap hati. Kaleb tidak menyerahkan hidupnya untuk mengikut Tuhan dengan seperempat hati atau setengah hati. Dia menyerahkannya penuh. Hidupnya yang total kepada Tuhan inilah membuat segala sesuatu yang Dia kerjakan selalu bagus dan maksimal karena Tuhan berkenan dengan sikap hatinya. Begitupun dengan kita. Apabila kita mau mengikut Tuhan dengan total maka janji penyertaan Tuhan itu benar-benar nyata dalam kehidupan kita. Maukah Anda memiliki itu?

2. Kaleb memiliki pandangan positif. Hingga dalam usianya yang senja (85 tahun) kekuatan Kaleb tidak hilang bahkan masih sanggup berperang sebab ia mempunyai karakter yang positif. Karakter ini sangat penting dimiliki seseorang karena pandangan dan sikap seseorang terhadap suatu masalah menentukan apakah dia berhasil atau gagal mengatasi masalah tersebut. Ketika kita membangun karakter yang negatif, maka saat masalah datang kita hanya bisa menghindar dan menghindar dan pada satu titik kita akan menyerah dan akhirnya mengambil keputusan "bodoh" seperti bunuh diri atau mengonsumsi narkoba. Oleh karena itu, miliki pandangan positif. Lihatlah bahwa segala sesuatunya pasti memiliki maksud Tuhan yang indah di dalamnya. Dan bila Anda melakukan seperti itu, maka berkat yang diterima Kaleb dari Tuhan, itu juga Anda terima dalam kehidupan Anda.

3. Kaleb mengimani janji Tuhan. Kaleb adalah seorang pemercaya. Dia selalu percaya janji Tuhan pasti digenapi dalam hidupnya dan bangsanya. Tidak ada sedikit pun kebimbangan merasuk ke dalam hatinya. Ia mengimani setiap Firman Tuhan sebagai perkataan yang mengandung kepastian. Kita pun harus melakukan seperti itu. Kita harus beriman bahwa janji yang Tuhan sampaikan kepada kita pasti terjadi. Kita harus percaya bahwa seberapa besar masalah yang menghimpit, itu tidak menandakan bahwa Tuhan melupakan janji-Nya.

Tuhan adalah Allah yang setia dan seharusnya bukan bagian kita untuk meragukannya. Kesulitan demi kesulitan adalah alat-Nya untuk menjadikan kita lebih dewasa dan ujian sebelum kita menerima berkat Allah yang luar biasa. Jadi, untuk apa takut lagi menghadapi masalah bila kita tahu bahwa dibalik itu semua ada berkat-Nya yang luar biasa?

Sumber: Pribadi Tangguh; Pendeta Yuyung Nehemia; Penerbit Buku Rohani Andi

Halaman :
1

Ikuti Kami