Hargai Aset Budaya, Kampung Batik Solo Dikembangkan

Nasional / 23 September 2009

Kalangan Sendiri

Hargai Aset Budaya, Kampung Batik Solo Dikembangkan

Tammy Official Writer
3333
Di wilayah Laweyan Solo sedang dikembangkan sebuah Kampung Wisata Batik yang rencananya akan dilakukan perluasan cakupan wilayah yang berada di sekitar kawasan ini yakni termasuk daerah Sondakan, Bumi, dan Pajang. Demikian penuturan dari Ketua Paguyuban Kampung Wisata Batik Laweyan Solo, Alpha Febela Priyatmono, di Solo.

"Pada ketiga wilayah yang masih masuk dalam wilayah Laweyan tersebut, juga terdapat perajin batik serta bangunan kuno yang harus dilestarikan," katanya.

Menurut dia, terdapat dua hal yang harus dijaga dalam pengembangan kampung wisata batik ini, yakni aspek budaya dan ekonomi. Kampung Batik Laweyan, katanya, diciptakan sebagai salah satu museum hidup tentang perkembangan batik di Surakarta.

Berbagai hal yang berkaitan dengan batik dipamerkan di kampung wisata ini, termasuk kelestarian lingkungan serta sosial budaya masyarakat yang tinggal di dalamnya. Konsep tradisonal kampung batik yang dihuni sekitar 60 perajin ini, kata dia, akan terus dijaga kelestariannya. "Konsep tradisional seperti proses membatik secara manual tetap dijaga," katanya.

Meski demikian, lanjut dia, aspek ekonomi masyarakat setempat harus tetap diperhatikan. Perkembangan teknologi, kata dia, cukup banyak membantu para perajin dalam proses produksi batik.

Kampung Wisata Batik Solo LaweyanMenurut dia, produksi batik tetap menjadi salah satu andalan para perajin di Laweyan untuk mempertahankan kelangsungan hidup usahanya. Adapun motif batik yang dibuat oleh para perajin, kata dia, sebagian besar masih merupakan motif lama peninggalan para leluhur. "Motif yang dibatik merupakan motif khas Laweyan peninggalan leluhur," katanya. Ke depan, lanjut dia, para perajin di wilayah ini berencana menciptakan motif ciri khas masing-masing, yang selanjutnya akan didaftarkan hak atas kekayaan intelektualnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Kota Surakarta Purnomo Subagyo mengatakan, pengembangan kampung batik ini ke depan diserahkan kepada masyarakat setempat. "Masyarakat setempat sendiri yang harus merancang arah pengembangan kampung wisata ini, seperti penataan lingkungan, kegiatan-kegiatan budaya, dan sebagainya," katanya.

Ia mengaku, pengembangan kampung batik Laweyan sebagai salah satu obyek wisata unggulan kota ini belum maksimal. Namun ke depan, dengan penataan wilayah yang lebih baik, ia optimistis kampung batik ini akan menjadi salah satu ikon pariwisata Kota Solo.

Baik sekali rencana dari pemerintah daerah setempat untuk mengadakan sebuah kampung wisata yang tak hanya berpotensi untuk menarik wisatawan lokal dan mancanegara tetapi juga semakin lebih lagi menggiatkan pemasukan bagi daerah lokal tersebut. Terutama lagi ada rencana agar setiap pebatik mengembangkan motil batik sendiri untuk dipatenkan karya intelektualnya tentunya semakin menggiatkan kreatifitas dalam negeri kita. Maju terus produk dalam negeri...!

Sumber : kompas.com/Tmy
Halaman :
1

Ikuti Kami