Bekas Lokasi Bom Bali Dijadikan Nightclub, Korban Bom Protes

Nasional / 24 August 2009

Kalangan Sendiri

Bekas Lokasi Bom Bali Dijadikan Nightclub, Korban Bom Protes

Budhi Marpaung Official Writer
3975

Rencana pembangunan komplek hiburan malam (nightclub) dan restoran baru di atas tanah lokasi bekas Sari Club, yang luluh lantak dalam peristiwa bom Bali 2002 menuai protes dari para korban bom pada tahun tersebut. Demikian berita yang kami kutip dari vivanews.com Senin 24 Agustus 2009.

Tidak hanya para korban dan kerabat peristiwa bom yang sudah terjadi tujuh lalu itu yang menolak, tetapi organisasi Bali Peace Park Foundation pun mengecam tindakan yang dilakukan oleh pemilik tanah dimana Sari Club dulu berdiri.

Anggota Bali Peace Park Foundation Phil Britten mengungkapkan alasan penolakan organisasi mereka adalah karena lokasi yang akan didirikan komplek nightclub dan restoran baru itu merupakan tempat yang sakral dimana dulunya disitu tergeletak mayat-mayat orang yang tewas karena terkena ledakan bom.

Kuasa hukum dari pemilik tanah, Putu Oka Semadi menyatakan bahwa kliennya Wiranatha (pemilik tanah, red) akan tetap meneruskan rencananya untuk membangun 2 buah gedung baru di atas tanah bekas Sari Club.

"Saya informasikan pada Anda, kami akan membangun bar dan restoran di atas tanah bekas Sari Club," kata Putu Oka Semadi dalam suratnya kepada Bali Peace Park pada 11 Agustus 2009.

Sementara itu, Pemerintah Daerah yang seharusnya menjadi penengah masalah mengaku tidak dapat berbuat banyak dalam kejadian itu.

Lurah Kuta, I Gede Suparta kepada The Age yang dikutip vivanews.com, mengatakan permohonan pembangunan komplek hiburan malam sudah diajukan Agustus. Namun, pengajuan itu urung diproses karena beberapa persyaratan surat belum dilengkapi.

Menurut Suparta, dia dalam posisi sulit dalam polemik tersebut. Di satu sisi dia tak mendukung, namun sampai saat ini belum ada tindakan kongkrit untuk membangun taman peringatan tragedi Bom Bali 2002.

Satu lagi bentuk negatif diperlihatkan orang-orang yang memiliki uang dan kekuasaan di negeri ini dimana mereka hanya melihat segala sesuatu dari keuntungan materi (uang) dan menyampingkan nilai-nilai historis suatu daerah yang akan mereka gunakan sebagai tempat berinvestasi.

Semoga Pemerintah Indonesia dapat bersikap lebih tegas terhadap orang-orang yang merasa memiliki kekuasaan karena banyak uang dan menunjukkan kredibilitasnya sebagai pihak yang peduli terhadap apa yang terjadi di negeri ini.

Sumber : VIVAnews.com/bm
Halaman :
1

Ikuti Kami