Pada musim panas ini, banjir cepat yang terjadi di Filipina selatan telah membuat ratusan rumah keluarga kehilangan tempat tinggal mereka, sementara perang yang sedang berlangsung antara pemerintah dan pemberontak Muslim telah memaksa ribuan orang mencari perlindungan ke pusat-pusat pengungsian yang telah disediakan pemerintah Filipina sebelumnya.
Melihat kekacauan terus-menerus terjadi, Operation Blessing (OB) mengambil inisiatif melangkah untuk membantu warga di negara tersebut mengalami pemulihan secara mental maupun fisik.
Selama tiga minggu, kota-kota tenggelam banjir air tersebut. Lebih dari 3.000 warga kehilangan rumah mereka.
Salah seorang warga yang menjadi korban bencana alam tersebut, Felix Alcala mengaku telah kembali ke rumahnya, tetapi kenyataan yang terjadi rumah yang telah menjadi tempat tinggalnya selama ini telah menjadi puing-puing bangunan. Ia pun segera mengumpulkan bahan-bahan dari rumah lamanya tersebut untuk digunakan membangun rumah yang baru.
Sementara itu, saat ini Alcala dan keluarganya tinggal di tenda sementara di samping jalan.
"Sekarang kami kehilangan rumah kami, itu benar-benar sebuah masalah besar karena anak-anak saya tidak punya tempat tidur," ujar Alcala. "Dan karena mereka dihadapkan pada perubahan cuaca, mereka menjadi sakit dengan demam dan batuk."
Masalah lain adalah kurangnya persediaan makanan. Banjir tidak hanya menhancurkan tanaman, tetapi juga jalan-jalan dan jembatan yang digunakan untuk transportasi distribusi cadangan makanan untuk para korban.
Selain bencana alam, masyarakat Filipina juga memiliki masalah yang tidak kalah seriusnya seperti penculikkan, pengeboman dan penyerangan.
Konflik bersenjata antara pihak kelompok muslim dan pemerintah yang terjadi selama beberapa tahun ini diakui sebagai salah satu penyumbang penderitaan yang dialami masyarakat negara tersebut.
Noraisa Kalim masih berduka atas kematian adiknya yang tewas ketika kelompok pemberontak Muslim menyerang desa mereka setahun yang lalu.
'Ini sudah lebih dari satu tahun, tetapi saya tetap tidak dapat menerima kematian saudara saya. "Kata Kalim." Kami tidak bisa kembali ke desa kami karena tidak aman dan mereka sudah menghancurkan rumah kami. Kehidupan kami telah menjadi miskin."
Pertempuran antara kedua kubu berbeda tujuan tersebut telah membuat ribuan warga pengungsi sekarang tinggal di pusat-pusat pengungsian yang sesak.
Unson Demaguil, seorang Muslim dan sekretaris salah kota di Filipina mengatakan bahwa orang-orang yang ada di tempat pengusian tidak dapat kembali ke daerah mereka karena rumah mereka telah dibakar. Lanjutnya lagi, para pengungsi tersebut juga mengalami tekanan secara ekonomi sehingga membuat mereka bergantung pada LSM untuk makanan mereka.
Operation Blessing mengunjungi berbagai pusat pengungsian untuk memberikan bantuan medis dan mendistribusikan makanan dan bantuan lainnya.
Kalim senang bayinya diperiksa oleh seorang dokter sukarelawan OB. Dia juga berkata sangat bersyukur untuk beras, kacang-kacangan dan makanan kaleng yang diberikan OB Sehingga dia sekarang bisa memberikan makan kepada anak-anaknya.
Alcala juga menyatakan kegembiraannya ketika menerima obat-obatan dari OB yang membantu anak-anaknya sembuh dari penyakit, namun lebih dari pada itu dia mengaku sangat tersentuh dengan doa mereka (OB, red) baginya.
"Saya merasakan sukacita dan adanya sebuah pengharapan ketika konselor berdoa untuk saya," ujarnya. "Kebanyakan dari kita lupa tentang Allah dan mungkin itulah sebabnya kami mengalami bencana banjir. Ini merupakan peringatan bagi kami untuk kembali kepada Allah."
Pastor Albino Mercado Jr dari OB mengatakan dirinya percaya bahwa bantuan bencana yang diberikan kepada para korban banjir Filipina Selatan menaburkan perdamaian dan memberikan pengharapan kepada daerah tersebut.
"Ini adalah cara kami menunjukkan bahwa kami umat Islam Kristen perawatan bagi mereka," kata PastorMercado. "Kami berbagi kasih Yesus kepada mereka."
"Operation Blessing, mereka adalah umat Kristiani dan kami menyambut mereka dengan terbuka. Kami optimis bahwa hal ini akan membangun hubungan yang lebih kuat antara Kristiani dan Muslim," ujar Demaguil.
Maju terus OB baik yang ada di Filipina maupun di negara-negara lain. Semoga makin banyak orang yang mengalami kasih Tuhan dan hidupnya diubahkan karena tindakan kasih nyata yang orang-orang belum percaya rasakan selama ini.
Sumber : cbn.com/bm