Kathryn Monika Parapak: Paksaan Ortu Berbuah Kesuksesan

Entrepreneurship / 14 August 2009

Kalangan Sendiri

Kathryn Monika Parapak: Paksaan Ortu Berbuah Kesuksesan

Tammy Official Writer
6056
Mengasyikan dan jenaka, itulah kesan yang ditampilkan Katryn Monika Parapak, perempuan kelahiran 25 Mai 1977 yang kini tengah merenda karirnya bersama PT Unilever Indonesia sebagai Senior Brand Manager Buavita. Katryn terlihat begitu bersemangat dan lincah saat menjadi salah seorang nara sumber pada kegiatan Hari Buah Internasional yang jatuh pada tanggal 1 Juli lalu. Ia juga sempat terlihat bersama beberapa rekannya membagikan produk Buavita kepada masyarakat di sekitar Bundaran Senayan Jakarta.

Aktivitas yang seperti ini memang bukan sekali ini saja dilakukan oleh ibu dua orang buah hati ini, karena sejak kecil Katryn gemar sekali bersosialisasi dengan masyarakat sekitar. Saat masih sekolahpun, aktivitas keseharian Katryn tak melulu dihabiskan untuk belajar, ia selalu menyempatkan diri untuk ikut berbagai kegiatan ekstrakulikuler dan berorganisasi, maka tak heran saat memasuki dunia kerja ia tak canggung lagi ikut terjun ke lapangan untuk bersosialisasi dengan masyarakat terkait dengan pekerjaannya.

Diakui perempuan lulusan Bachelor of Commerce majoring in Marketing, University of Tasmania, Australia ini, menggeluti dunia marketing awalnya karena dipaksa orang tua. Kathryn juga mengakui bahwa sebenarnya ia ingin menjadi seorang guru, namun niat itu tersandung keinginan sang ayah yang ingin anaknya menekuni dunia marketing, "Awalnya saya ingin jadi seorang guru, tapi orangtua saya menginginkan saya mendalami ilmu marketing. Awalnya sih merarsa terpaksa, tetapi sekarang malah suka," ungkap pemilik senyum manis ini.

Keterlibatan Katryn di Unilever dimulai saat ia baru lulus, saat itu ia langsung tertarik untuk bekerja di Unilever. Menurutnya salah satu perusahaan raksasa ini memiliki manajemen yang sangat bagus, selain itu ia mengaku penasaran dengan kabar yang menyebutkan bahwa untuk masuk perusahaan ini teramat sulit, "Dan ternyata kabar itu memang benar, untuk bisa diterima saya harus melewati berbagai tahap. Saya harus menunggu beberapa bulan sebelum akhirnya dipanggil untuk mengikuti masa training," beber Kathryn.

Selama setahun Kathryn harus menjalani masa training, tepatnya di bulan Januari hingga Desember tahun 2000. Ditahun 2001 tepatnya di bulan Januari Kathryn mulai dapat menikmati hasil dari perjuangannya selama setahun penuh, saat itu ia dipercaya untuk menduduki jabatan Asisten Brand Manager Lipton hingga Mei 2001.

Katryn Monika ParapakDi tahun yang sama tepatnya di bulan Juni 2001, Kathryn diberi kesempatan untuk bergabung dengan Food Solutions Project Leader, Unilever Foods Solutions Phillipines. Kembali ke Indonesia dua tahun kemudian, di bulan Juni 2002, Kathryn langsung dipercaya untuk menduduki jabatan Brand Manager Blueband selama kurang lebih dua tahun.

Kemampuan manajerialnya dalam membangun image dan penjualan Blueband, membuat karir ibu dua orang anak ini terus menanjak. Terhitung sejak Januari 2005 hingga Desember 2005, Kathryn dipercaya utnuk menduduki jabatan Senior Brand Manager Royco dan ditahun selanjutnya Unilever menugaskan Kathryn untuk memegang dua brand sekaligus yaitu Royko dan Kecap Bango dengan jabatan Regional Senior Brand Manager, sebelum akhirnya ia mendapat tugas untuk menangani produk Buavita sebagai Senior Brand Manager hingga saat ini.

Saat kesuksesan karir akhirnya menyapa kehidupannya, Kathryn menyadari bahwa paksaan orang tua dalam hal-hal tertentu tak melulu akan merugikan kehidupan sang anak. Ia juga menyadari jika orang tuanya telah menyadari betul dibidang apa ia akan sukses, "Saya pikir tinggal bagaimana kita menyingkapi keinginan orang tua itu secara bijaksana dan menjalankannya dengan segala kesungguhan," tutur perempuan berparas indo ini.

Diminta pendapatnya tentang perkembangan perempuan Indonesia saat ini, Kathryn berujar bahwa saat ini perempuan Indonesia tengah berkembang kearah yang lebih baik, "Sekarang banyak ya perempuan-perempuan Indonesia yang berhasil disegala bidang, kenapa baru sekarang?, saya melihatnya orang tua sekarang sudah memberikan peluang dan kesempatan kepada anak perempuannya untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik, sementara perempuan itu sendiri saaat ini sudah memilki banyak keinginan untuk lebih maju dan berkembang, namun demikian mereka (perempuan-red) tak pernah meninggalkan kodratnya untuk menjadi perempuan utuh, menjadi istri dan ibu yang baik dan bertanggung jawab," papar Kathryn.

Sementara pendapatnya tentang sosok perempuan cantik, Kthryn berpendapat bahwa cantik itu mendekati kesempurnaan, "Mungkin perempuan cantik itu seperti Ratu Rania, selain fisiknya yang cantik, ia juga memiliki integritas yang tinggi terhadap kehidupan social. ia juga mampu memberikan salah satu kemampuanya untuk ia share hingga bisa bermanfaat untuk orang lain," pungkas perempuan cantik ini.

Sumber : perempuan.com
Halaman :
1

Ikuti Kami