Mitos Tentang Kepemimpinan

Career / 14 August 2009

Kalangan Sendiri

Mitos Tentang Kepemimpinan

agnes.faith Official Writer
2273

Mitos manajemen

Suatu kesalahan pengertian yang tersebar luas adalah bahwa memimpin dan mengelola itu adalah ide tunggal dan persis artinya. Bahkan hingga beberapa tahun lalu, buku-buku yang mengklaim sedang membahas kepemimpinan sering kali hanyalah membahas tentang menajemen. Perbedaan utama diantara keduanya adalah bahwa kepemimpinan itu adalah soal mempengaruhi orang lain sehingga mereka mau mengikuti, sementara manajeman memusatkan perhatian pada mempertahankan sistem-sistem dan proses-proses. Cara terbaik untuk menguji apakah seseorang sanggup memimpin ketimbang hanya mengelola saja adalah dengan memintanya menciptakan perubahan yang positif. Para manajer dapat mempertahankan arah tujuan, namun mereka tak sanggup mengubahnya. Untuk menggerakkan orang ke suatu arah yang baru, Anda membutuhkan pengaruh.

Mitos usahawan

Acap kali, orang beranggapan bahwa semua pramuniaga dan usahawan itu adalah para pemimpin. Namun tidaklah selalu demikian. Anda mungkin ingat akan iklan-iklan yang banyak diproduksi oleh orang-orang hebat. Itu tidak menjadikannya serta merta menjadi pemimpin karena kebanyakan mereka hanya mampu membujuk orang dalam waktu sejenak, namun tidak punya pengaruh jangka panjang terhadap mereka.

Mitos pengetahuan

Sir Francis Bacon mengatakan "Pengetahuan adalah kekuasaan." Kebanyakan orang yang percaya bahwa pengetahuan adalah intisari kepemimpinan, otomatis beranggapan bahwa mereka yang punya pengetahuan dan kecerdasan pasti menjadi pemimpin. Namun tidak secara otomatis demikian. Anda dapat mengunjungi universitas besar maupun dan menjumpai para ilmuwan riset serta ahli-ahli filsafat yang brilian, yang kemampuan berpikirnya begitu tinggi hingga melampaui skala yang ada tetapi kemampuan memimpinnya begitu rendah sehingga tak terdaftar dalam skala terendahpun. IQ belum tentu menjamin kemampuan kepemimpinan.

Mitos pelopor

Ada lagi konsep yang keliru bahwa siapapun yang ada di garis depan dari kerumunan orang banyak pastilah seorang pemimpin. Namun menjadi yang pertama tidaklah selalu sama dengan memimpin. Untuk menjadi seorang pemimpin bukan saja harus berada di garis depan, melainkan juga berhasil membuat orang-orang secara sukarela mengikuti dia dari belakangnya, mengikuti kepemimpinannya dan bertindak atas dasar visinya.

Mitos kedudukan

Kesalah mengertian yang terbesar tentang kepemimpinan adalah bahwa orang menyangka kepemimpinan itu didasarkan pada kedudukan, padahal bukan. Stanley Huffty menegaskan "Bukanlah kedudukan yang menjadikan seorang pemimpin, tetapi sang pemimpinlah yang membuat kedudukan tersebut menjadi ada".

Sumber : Kepemimpinan 101 - John C. Maxwell
Halaman :
1

Ikuti Kami