Dari Penjual Kaos Oblong Menjadi Ikon Televisi

Entrepreneurship / 11 August 2009

Kalangan Sendiri

Dari Penjual Kaos Oblong Menjadi Ikon Televisi

Budhi Marpaung Official Writer
4026

Mungkin dari Anda ada yang mengenal sosok pria yang satu ini dan ada juga yang yang tidak mengenalinya. Namun, ketika saya sebutkan program realitas televisi Amerika Serikat seperti Survivor, The Apprentice, The Contender dan Are You Smarter Than a Fifth Grader? Salah satu dari acara ini tentu pernah Anda tonton. Dan untuk artikel kali ini, sosok tokoh sukses yang akan diangkat adalah orang di balik layar program-program tersebut, yakni Mark Burnett.

Mark Burnett adalah tokoh hidup orang-orang yang diimpikan masyarakat Amerika. Berlimpah harta, punya segudang prestasi dan tentunya mendapat ketenaran. Kalau seperti ini, siapa yang tidak menginginkannya? Semua pasti berada di posisi tersebut. Tapi, siapa sangka kesuksesan yang diraihnya saat ini adalah sebuah perjalanan panjang dan berliku.

Di tahun 1982, ketika dirinya pertama kali datang dari Inggris ke Los Angeles dan memulai karir menjadi seorang entertainer, Burnett harus menjadi seorang pengasuh bayi dahulu sebelum dapat memproduksi program TV pertama, "Eco-Challenge" yang baru bisa tayang pada tahun 1995. Tidak hanya itu, pria berusia 49 tahun ini mengaku harus menjadi penjual kaos oblong di pinggir pantai agar bisa mendirikan perusahaan program realitas televisi.

Menurutnya, dari menjual kaos oblong inilah dirinya mendapat banyak pelajaran. "Saya belajar mengenai bagaimana negoisasi dengan pelanggan, Anda tahu, orang aneh, dan juga kemampuan untuk mengerti bagaimana membuat sebuah produk yang bagus serta bagaimana menjual sekaligus memasarkannya," kata Burnett.

Selain belajar dari pengalaman mengerjakannya, Burnett juga mengungkapkan bahwa dirinya mempunyai guru yang bisa membuatnya seperti ini, Tony Robbins. Menurutnya, Tony lah yang mendorongnya menjadi seorang wirausaha. Melalui dorongan semangat untuk mengatasi ketakutan dan melepaskan kekuatan dalam waktu yang bersamaan itulah dirinya bisa sampai saat ini.

Tidaklah mengherankan kalo pada debut program realitas TV yang ditayangkan pada 9 Agustus lalu, "Shark Tank" sangat banyak berbicara mengenai hal-hal kewirausahaan. Dirinya berharap bahwa setiap kontestan yang mengikuti program terbarunya tersebut dapat memberikan kemampuan yang terbaik kaitannya mengembangkan ide bisnis. Sebagai pemacu mereka agar berkreativitas, program realitas "Shark Tank" menghadirkan lima investor yang sukses yang akan mewujudkan mimpi mereka (para peserta, red). Itulah sekelumit bocoran acara yang sudah ditayangkan di televisi nasional Amerika Serikat tersebut.

Kembali kepada kehidupan sang raja program realitas televisi AS. Burnett dapat dikatakan orang yang tidak takut gagal. Baginya, kegagalan bukanlah hal yang menakutkan. Justru yang ditakutkannya adalah bila dirinya tidak melakukan apa-apa.  

Selain itu, ia pun juga memiliki pemahaman sendiri mengenai apa itu kesuksesan. Baginya, sukses adalah bukan Anda dapat membeli segala sesuatu dengan uang yang Anda hasilkan, tetapi lebih kepada mempersiapkan diri Anda dengan sebuah "hak istimewa", yakni  menjadi seorang yang mandiri. Perkataan yang puitis karena memang dia mengutip kata-kata dari puisi seorang pujangga, tetapi karena hal inilah dirinya berhasil tetap bertahan di posisi yang diidam-idamkan setiap orang di dunia ini.  

Sumber : entrepeneur.com/bm
Halaman :
1

Ikuti Kami