Orang Kristen di Pakistan dan Nigeria Berdoa bagi Perdamaian

Internasional / 5 August 2009

Kalangan Sendiri

Orang Kristen di Pakistan dan Nigeria Berdoa bagi Perdamaian

Lestari99 Official Writer
4517

Orang kristen di Nigeria dan Pakistan berada di ujung tanduk setelah menyaksikan hari-hari yang penuh dengan kematian dan kehancuran. Ratusan orang tewas dalam kekerasan di Nigeria akhir-akhir ini, sementara orang Kristen di Pakistan merasa tidak berdaya setelah gerombolan orang Muslim menyerang tempat kediaman mereka sepanjang minggu kemarin. Sekolah Kristen di seluruh Pakistan ditutup selama tiga hari sebagai masa berkabung menghormati orang percaya yang telah dibunuh.

"Begitu banyak rumah yang dibakar dan korban yang tewas, sehingga seluruh sekolah Kristen memutuskan untuk ditutup sebagai tanda protes atas aksi kekerasan ini," ujar Simon Raja, salah seorang pegawai administrasi sekolah.

Dua penduduk desa ditembak mati. Enam lainnya, termasuk dua orang anak-anak, dibakar hidup-hidup ketika ratusan orang Muslim menyerang pemukiman orang Kristen di kota Gojra, Pakistan. Kekerasan diawali dengan dugaan bahwa orang Kristen Pakistan telah mencemari Quran.

Hari Senin kemarin, segenap orang Kristen mengadakan rally demonstrasi menyerukan perdamaian dan keamanan bagi warga masyarakat Gojra. Para demonstran berdiri di samping peti jenazah mereka yang tewas dalam serangan dan menuntut pemerintah agar menemukan mereka yang bertanggungjawab atas serangan ini.

"Sekarang Anda akan menangkap mereka yang terlibat," ujar salah seorang demonstran. "Tolong jangan paksa kami untuk mengangkat senjata untuk membalas."

Orang kristen memang menjadi kelompok minoritas di Pakistan yang sebagian besar dihuni populasi Muslim Sunni. Mereka harus menghadapi intimidasi dari tangan hukum yang diskriminatif, termasuk hukuman mati bila menggunakan bahasa yang menghina Islam, Quran dan nabi Mohammad.

Di Nigeria, satu minggu setelah bentrokan antara Islam militan dengan militer Nigeria, orang Kristen di sana melakukan ibadah di bawah awan ketidakpastian.

"Saudara Kristen kami dibunuh dan gereja kami dibakar," ujar Bapa John Paul Bashe dari gereja Saint Patrick.

Kekerasan ini dimulai pekan lalu setelah sebuah kelompok radikal Muslim, bersandar pada hukum Islam yang keras di seluruh negeri, menyerang sebuah kantor polisi di Utara Nigeria. Kelompok ini menghancurkan beberapa gereja dan rumah orang Kristen. Pertempuran senjata antara kekuatan militer dan militan Muslim terjadi selama berhari-hari.

"Mereka tidak mau menyerah," ujar Ben Ahanotu dari militer Nigeria. "Orang-orang ini telah dipersiapkan untuk mati. Ini adalah jihad."

Pada akhir pertempuran, 800 orang terbunuh, termasuk para pemimpin dari militan Muslim.

Di sebuah gereja Katolik, pada hari Minggu kemarin orang Kristen berkumpul untuk berdoa bagi perdamaian, bahkan dengan petugas kepolisian berjaga di luar.

"Kami harus menyemangati diri kami sendiri untuk mempertahankan iman kami, bukannya mendukung kekerasan, sehingga kami mampu membangun bangsa ini bersama-sama dan hidup bersama-sama sebagai saudara, tidak perduli apakah dia Kristen atau Muslim," ujar Bashe.

Pihak berwenang saat ini mencoba mencari tahu bagaimana sebuah kelompok Islam yang bertumbuh merencanakan untuk mengumbar begitu banyak kekerasan dan bagaimana mencegah agar hal seperti ini tidak terjadi lagi di masa yang akan datang.

Sumber : cbn.com / LEP
Halaman :
1

Ikuti Kami