Ruang Kelas Baru Dibangun 6 Bulan, Sudah Ambruk

Nasional / 30 July 2009

Kalangan Sendiri

Ruang Kelas Baru Dibangun 6 Bulan, Sudah Ambruk

Lestari99 Official Writer
3076

Entah apa yang sebenarnya terjadi. Plafon sebuah kelas di SD Negeri Karamat III kota Cirebon ambruk dan menimpa 54 siswa kelas IV yang sedang belajar Bahasa Inggris. Plafon dari asbes seluas 5x7 m2 itu ambruk dan tinggal menyisakan sekitar seperempat plafon saja. Para siswa yang sedang belajar kontan berlarian keluar sambil menangis karena menderita luka-luka yang umumnya terdapat di kepala dan tubuh mereka. Belum diketahui pasti jumlah siswa yang terluka karena langsung dibawa pulang oleh orangtua masing-masing.

Selain masalah ambruknya plafon kelas ini, yang mengenaskan ternyata ruangan kelas tersebut baru saja selesai dibangun 6 bulan lalu. Kepala Sekolah SD Negeri Kramat III, Sukhemi, seperti yang kami lansir dari tempointeraktif.com menjelaskan, ruang yang ambruk tersebut baru dibangun dengan menggunakan dana yang diambil dari APBD Kota Cirebon pada tahun 2008 lalu. Saat itu ada 3 ruangan yang dibangun, 2 ruang untuk siswa belajar dan 1 ruang untuk ruang guru. Ketiga ruang tersebut baru diserahkan ke pihak sekolah pada Januari 2009 lalu. Namun menurut Sukhemi, baru beberapa bulan digunakan kondisi bangunan memang telah mengkuatirkan. Hampir seluruh bagian plafon di 3 ruang yang baru dibangun tersebut retak.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Cirebon, Dedi Windiagiri, mengaku akan bertanggungjawab atas peristiwa ini. Bila ada pihak orangtua mengajukan keberatan karena anaknya mengalami luka, akan langsung diberikan pengobatan. Namun Dedi Windiagiri membantah jika kesalahan kontruksi bangunan dijadikan alasan runtuhnya plafon ruang kelas tersebut. Peristiwa alam seperti perubahan cuaca atau angin dijadikan alasan penyebab olehnya. Namun pihak Dedi mengaku akan mengawasi CV Rimba Panser selaku pihak yang menjadi kontraktor pembangunan ruang kelas tersebut.

Semoga saja musibah ini benar-benar bukan disebabkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dan haus materi sehingga mengorbankan murid-murid SD yang tidak bersalah. Karena memang tidak ada pihak yang mau mengakui berapa jumlah dana sebenarnya yang dipakai untuk pembangunan 3 ruangan tersebut. Semoga saja...

Sumber : tempointeraktif / LEP
Halaman :
1

Ikuti Kami