Menaklukkan Vs Ditaklukkan

Marriage / 27 July 2009

Kalangan Sendiri

Menaklukkan Vs Ditaklukkan

Lestari99 Official Writer
5690

Pria suka menaklukkan, ini sebenarnya cocok dengan wanita yang memang suka ditaklukkan. Sayang tidak banyak para suami sadar bahwa wanita maunya ditaklukkan dengan lembut. Suami tidak sama dengan pacar. Pria ketika masih pacaran akan berjuang, mengejar dan menaklukkan pasangannya, ini yang disukai wanita. Sayang setelah menikah, pria tidak lagi ‘menaklukkan', tetapi menguasai dan memerintah.

Wanita juga membutuhkan keintiman biologis (seks). Bahkan Alkitab menceritakan bagaimana Allah berfirman kepada Hawa, "Bahwa engkau akan birahi kepada suamimu!" Tuhan tidak berkata kepada Adam bahwa ia akan birahi, tapi justru kepada Hawa.

Hanya saja wanita tidak suka dipaksa. Sekali lagi dan sekali lagi saya katakan, bahwa wanita butuh keintiman emosi untuk mencapai keintiman jasmani. Wania mau ditaklukkan, wanita juga butuh bercinta (seks), tetapi terlebih lagi wanita memerlukan kasih sayang, perhatian dalam kasih sayang yang lemah lembut.

Saya masih ingat bahwa di tahun-tahun pertama dalam pernikahan kami, saya merasa cukup sulit untuk mengajak isteri saya bercinta. Jawabannya selalu saja, "Besok saja", "Capek", "Lagi engga mood", "Ogah ah" dan berbagai alasan lainnya. Saya sempat berpikir apakah isteri saya tidak mencintai saya? Tetapi dia baik dan setia, hanya tidak ‘eros'. Sekarang saya sadar, bahwa saya yang tidak mengerti apa yang diperlukannya.

Saya butuh waktu bertahun-tahun untuk mengerti soal perbedaan pria dan wanita ini, sampai akhirnya perubahan dimulai dari diri saya. Setelah saya memberi prioritas lebih kepada isteri saya daripada pelayanan lembaga, lebih dari orangtua, mempercayakan keuangan sepenuhnya kepadanya, dan saya menyempatkan diri untuk lebih banyak bercakap-cakap dan ngobrol dengan dia. Saya juga mulai lebih sering berkomunikasi kalau lagi di luar kota, baik melalui telepon atau SMS.

Dalam doa, saya mulai sering mengucapkan kata-kata syukur kalau saya mempunyai isteri dia. Saya mulai mendapatkan respons lebih sekarang ini. Saat ini dia isteri yang romantis (atau bahkan saya sebut isteri yang ‘rexona'... sedia setiap saat).

Jika Anda para suami ingin bercinta, Anda tidak bisa melakukan ‘serangan mendadak'. Anda harus memulainya pagi hari dengan menabur perhatian, berterima kasih ketika dia membuat kopi, telepon di siang hari ke rumah ketika istirahat kerja, SMS menyatakan kerinduan, dan kalau perlu oleh-oleh kecil waktu pulang ke rumah.

Di rumah ketika sedang menonton televisi, Anda bisa mulai memijat kaki isteri Anda, atau merangkul dan menyentuh lainnya sebagai sinyal-sinyal apakah dia memberikan respon positif. Kebanyakan laki-laki mengenal sistem ‘jatuh' cinta, sedangkan wanita perlu ‘ditumbuhkan' cintanya. Saya senang jika di tempat tidur maka saya akan ngobrol dengan isteri, dan sering sambil memijat kaki atau badannya, saya dapat melihat bahwa isteri saya ‘menikmati' ngobrol tersebut. Intim bagi wanita itu ngobrol. Wanita senang ditaklukkan dengan kelembutan bukan paksaan.

Laki-laki diciptakan Tuhan sebagai kepala, sebagai ‘pengusaha' taman Eden, sehingga laki-laki memang bahagia untuk dihormati, untuk selalu berada ‘di atas', untuk menaklukkan. Wanita perlu mengerti hal ini dan saya sarankan bagi para isteri untuk melakukan hal-hal berikut ini:

  1. Jangan paksa seorang pria mengakui kesalahannya, tetapi kasihi dia lebih, maka dia akan mengaku.
  2. Dalam diskusi persoalan, jangan membuat pria merasa bersalah karena telah berbuat salah, sebab kesalahan-kesalahan membuat pria merasa gagal. Berbeda memang antara kesalahan dan kegagalan. Orang tidak berarti gagal dengan berbuat satu atau tiga kali kesalahan.
  3. Supaya pria mau mendengarkan berikanlah peringatan-peringatan terlebih dahulu, atur waktunya dan buat agendanya, atau buatlah janji. Misalnya, "Pa, nanti malam saya mau cerita ya?" Jangan begitu ketemu suami langsung nyerocos.
  4. Berbicaralah satu atau dua tema saja dengan suami Anda dalam satu kali pembicaraan. Misalnya jika ingin membicarakan tentang anak yang nakal, cukup itu saja. Jangan semua hal dibicarakan membuat suami depresi. Jangan begitu suami pulang ibu langsung nyerocos, "Pa, anak kita nakal, SPP belum dibayar, listrik tagihan naik, kran air di kamar mandi bocor dll dll".

Laki-laki suka ‘menaklukkan' dan wanita juga mau ‘ditaklukkan' tetapi wanita mau ditaklukkan dengan ‘lembut'. Karena itu untuk menikah dan bahagia suami perlu memahami bahwa wanita berbeda dengan pria dan tangani wanita sebagai wanita, dengan kelembutan:

  1. Wanita juga mau seks, tetapi jangan menjadi suami yang terlalu bernafsu dan main paksa dalam seks.
  2. Perlakukan isteri Anda seperti ‘pacar' di mana Anda berjuang untuk mendapatkan hatinya.
  3. Isteri memang penolong, tetapi bukan pembantu rumah tangga, bukan tukang masak tanpa gaji dan pelacur di malam hari. Lindungi isteri Anda, dia butuh rasa aman. Lindungi dengan membelanya, tidak menyalahkannya jika dia sedang berbeda pendapat dengan adik Anda atau ibu Anda. Jika isteri Anda memang salah, maka Anda perlu belajar untuk mengerti dan memahami mengapa dia bersikap demikian. Dan cara yang efektif adalah dengan mendengarkan isteri Anda.
Sumber : Jarot Wijanarko – Pernikahan Bahagia
Halaman :
1

Ikuti Kami