Masih Terjadi MOS dan Peloncoan Ala Militer

Nasional / 16 July 2009

Kalangan Sendiri

Masih Terjadi MOS dan Peloncoan Ala Militer

Puji Astuti Official Writer
3616

Setiap siswa baru ketika memasuki jenjang sekolah menengah pertama hingga perguruan tinggi di Indonesia ini harus melewati Masa Orientasi Siswa (MOS). MOS ini lazim digunakan sebagai ajang peloncoan bahkan tidak jarang terjadi bullying yang dilakukan siswa senior kepada siswa baru. Sudah banyak kasus yang terjadi di dunia pendidikan, di mana MOS ini harus memakan korban. Siswa yang dititipkan orangtua kepada sekolah untuk dididik namun dikembalikan dalam keadaan terluka dan tidak sedikit yang sudah menjadi mayat.


Menurut laporan antara hari ini (16/7), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Makmur, Samarinda bahkan melakukan MOS ala militer. Para siswa di jemur hingga pukul 12.00 WIB, disuruh makan nasi sisa, dan ditendang jika melanggar disiplin.


Menurut guru pembina yang mengawasi proses MOS tersebut, hal itu untuk mengajarkan disiplin pada para siswa.


"Ini untuk melatih disiplin anak-anak. Soal distrap sampai pukul 12.00 WIB untuk mengetahui ketahanan fisik mereka. Makan petai mentah untuk mengetahui sejauh mana siswa bisa beradaptasi dengan lingkungannya," demikian komentar Zul, guru pembina SMK Makmur seperti dikutip Antara.


MOS merupakan ajang pengenalan bagi siswa baru kepada lingkungan sekolahnya, teman-teman barunya dan juga mengenal peraturan serta tata tertib sekolah. Departemen Pedidikan serta praktisi pendidikan perlu menilik ulang penerapan MOS pada institusi sekolah, dan jika terjadi pelanggaran hal tersebut perlu ditindak dengan keras. Bagaimana siswa bisa memperoleh sesuatu yang positif jika baru masuk saja sudah dididik dengan kekerasan. Untuk itu jika hasilnya siswa sering tawuran dan melakukan berbagai tindak kekerasan yang berujung kriminal, jangan hanya mempersalahkan siswa karena para guru pun ambil bagian dalam pembentukan para murid-murid itu.


Sumber : Antara/VM
Halaman :
1

Ikuti Kami