Konflik Iran Berlanjut, Perayaan Ahmadinejad Diboikot

Nasional / 26 June 2009

Kalangan Sendiri

Konflik Iran Berlanjut, Perayaan Ahmadinejad Diboikot

Lestari99 Official Writer
3159

Lebih dari 100 anggota parlemen menolak undangan perayaan kemenangan Presiden Ahmadinejad dalam pemilihan umum, demikian laporan berbagai media di Iran. Anggota parlemen yang berjumlah 290 semuanya diundang untuk merayakan kemenangan Ahmadinejad pada Rabu malam namun 105 anggota tidak hadir. Wartawan BBC mengatakan ketidakhadiran ini adalah tanda makin dalamnya perpecahan di tubuh pemerintah terkait dengan pilpres yang hasilnya dipersengketakan.

Sementara itu 70 akademisi ditahan setelah bertemu pesaing Ahmadinejad yang juga pemimpin aksi protes, Mir Hossein Mousavi. Situs Mousavi mengatakan belum diketahui di mana para akademisi ini ditahan. Ratusan pengunjukrasa dari kalangan oposisi dan para aktivis diyakini telah ditahan dan setidaknya 17 orang tewas dalam kerusuhan yang terjadi setelah pelaksanaan pilpres pada 12 Juni.

Polisi antihuru-hara dilaporkan kembali bentrok dengan para pengunjukrasa pada Rabu malam. Para pemrotes ini tidak menghiraukan dekrit presiden yang meminta para pengunjukrasa mengakhiri aksi mereka di jalan. Para saksi mata mengatakan mereka menyaksikan polisi memukuli para pemrotes dengan pentungan, gas air mata dan mengeluarkan tembakan ke udara untuk membubarkan massa di pusat kota Teheran. Pembatasan laporan oleh media menyebabkan BBC tidak bisa melakukan pengecekan atas laporan-laporan tersebut.

Oposisi berjanji melanjutkan gugatan hukum atas hasil pilpres yang dinyatakan dimenangkan oleh Ahamadinejad. Pesaing terdekat Ahmadinejad, Mir Hossein Mousavi menduga telah terjadi kecurangan dan meminta agar pemilu diulang.

Namun wartawan BBC di Teheran Jeremy Bowen mengatakan opsi dan waktu yang dimiliki oposisi semakin terbatas. Dewan Garda yang mengawasi jalannya pilpres akan memutuskan nasib hasi pemilu namun para wartawan mengatakan keputusan Dewan Garda tidak akan jauh berbeda dengan suara pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Khamenei.

Barack Obama mengecam kekerasan "tidak wajar" terhadap para pemrotes. Komentar Presiden Amerika Serikat terhadap situasi di Iran muncul sementara Inggris mengusir dua diplomat Iran sebagai tanggapan terhadap pengusiran dua pejabatnya dari Teheran.

Pihak berwenang Iran menuduh Inggris dan Amerika Serikat berusaha menggoyahkan negara itu, hal yang ditolak oleh kedua negara. Hari Selasa, Presiden Obama menggunakan bahasa yang keras untuk mengecam penindasan terhadap para pemrotes hasil pemilu. Dia mengatakan, dia menghormati kedaulatan Iran dan "keliru" mengatakan Barat yang memicu kerusuhan itu.

Sumber : bbc
Halaman :
1

Ikuti Kami