Pesimisme Para Penginjil AS Terhadap Kekristenan di Negaranya

Internasional / 8 June 2009

Kalangan Sendiri

Pesimisme Para Penginjil AS Terhadap Kekristenan di Negaranya

Budhi Marpaung Official Writer
4886

Sebuah survei yang dilakukan terhadap beberapa pemimpin penginjil di Amerika Serikat menyatakan bahwa meskipun ada banyak optimisme pada perkembangan Kekristenan di dunia, Namun terdapat banyak pesimisme terhadap masa depan iman di Amerika.

"Penginjilan menunjukkan gejala meningkat di masa depan bagi perkembangan Kekristenan, kecuali di Amerika," kata Leith Anderson, presiden dari 30 juta anggota Asosiasi Penginjil Nasional (National Association of Evangelicals - NAE) sedunia.

Dari survei terbaru yang dilakukan Evangelical Leaders Survey, dirilis Selasa (2/6), para responden mengatakan mereka sangat percaya (94 persen) bahwa jumlah orang Kristen di seluruh dunia akan meningkat dalam sepuluh tahun berikutnya. Hanya empat persen dari responden mengatakan jumlah orang Kristen akan tetap sama, sedangkan dua persen mengatakan mereka tidak yakin.

Tidak ada satu pun prediksi yang menyatakan jumlah umat Kristiani akan menurun.

Walaupun begitu, harapan pertumbuhan Kekristenan difokuskan pada bagian selatan dunia dimana agama saat ini sedang ‘mekar-mekarnya'.

Gary Benedict, Presiden dari Christian and Missionary Alliance yang berkantor pusat di Colorado Springs, Colorado, Amerika Serikat, memprediksi "adanya peningkatan di Amerika Selatan, Afrika dan Asia, tetapi terus menurun di Amerika Utara dan Eropa," demikian laporan NAE.

Ketika datang ke Amerika Serikat, sebagian besar responden penginjil AS mengatakan mereka yakin jumlah umat Kristiani akan tetap sama sebagai yang terbanyak, tetapi akan lebih cenderung menurun. Namun, mereka menyatakan terbukanya harapan akan kebangunan rohani nasional dengan adanya kesulitan ekonomi yang saat ini sedang melanda negara adidaya tersebut dan ketidakpastian politik.

Presiden NAE mencatat lebih lanjut bahwa sementara responden optimis tentang jumlah orang Kristen dalam sepuluh tahun berikutnya, mereka lebih menitikberatkan harapan pada pengaruh agama. Anderson mengatakan banyak dari para pemimpin percaya bahwa meskipun akan ada lagi pengikut Kristus, kelompok tersebut akan memiliki sedikit pengaruh karena sekulersime, Islam dan penganiayaan.

Pengaruh Kekristenan di Amerika yang sudah terlihat semakin menurun ketika pengikut Kristus sendiri menyatakan kebingungan dengan iman mereka

Tahun lalu, sebuah pusat studi agama di Amerika menemukan bahwa sebagian besar umat Kristiani Amerika percaya ada lebih dari satu cara untuk hidup kekal. Bahkan 57 jemaat gereja injili berkata mereka percaya banyak agama dapat membawa mereka ke dalam kehidupan kekal, menurut survei yang dilakukan oleh Pew Forum on Religion and Public Life.

Pemimpin Kristiani Amerika, dalam menanggapi laporan, yang menyebut hasil survei yang dikeluarkan sungguh mengganggu dan merupakan indikasi dari krisis teologi di antara populasi Kristiani negara seperti halnya perkembangan pluralisme di Amerika.

"Mereka (hasil survei) merepresentasikan sebuah kesalah pahaman terhadap Injil dan buruknya lagi yang ada adalah sebuah penolakan terhadap Injil," kata Dr R. Albert Mohler, Jr, presiden dari The Southern Baptist Theological Seminary.

Hasil survei NAE didasarkan pada jajak pendapat yang diadakan setiap bulannya terhadap 100 anggota kelompok dari dewan direksi. Mereka diantaranya adalah pemimpin 60 denominasi dan eksekutif dari organisasi penginjilan termasuk organisasi misi, perguruan tinggi, penerbit dan gereja.

Pertanyaan-pertanyaan survei yang diajukan kepada para pemimpin adalah mengenai peristiwa dan isu-isu yang menarik. Hal itu dilakukan untuk mengukur respon para penginjil pada topik tertentu. Pertanyaan survei sebelumnya adalah meliputi topik Muslim di Amerika, megachurches, dan politik.

Sumber : christianpost.com/bm
Halaman :
1

Ikuti Kami