Clarence Birdseye: Momentum Menjadi Penemu

Entrepreneurship / 28 May 2009

Kalangan Sendiri

Clarence Birdseye: Momentum Menjadi Penemu

Tammy Official Writer
5465
Salah satu tanda dari pengusaha sejati adalah kemampuan untuk memperkirakan kesempatan berbisnis yang orang lain bisa saja tak perhatikan bahwa kesempatan itu ada. Kemampuan tersebut, bersama dengan ketertarikan yang tak ada habisnya, cinta kepada jalan-jalan keluar atau solusi dan kecenderungan untuk mengambil resiko, yang memampukan pionir makanan-beku Clarence Birdsey untuk mengubah tradisi ratusan tahun menjadi proses revolusioner yang menciptakan industri jutaan dolar dan membuat Birdseye sebagai pria sangat kaya.

Lahir di Brooklyn, New York, pada 1886, Clarence Birdseye, seperti banyak pengusaha sukses lainnya, naik ke jalur perniagaan bebas di usia muda. Ketika ia baru berusia 10 tahun, ia mendengar mengenai seorang tuan tanah Inggris mencari permainan berburu untuk tanah miliknya, maka Birdseye muda mengepak lusinan tikus air yang telah ia tangkap di Long Island. Usaha pertamanya memberikan ia keuntungan bersih $9, yang ia gunakan untuk membeli senapan berburu.

Terbakar oleh ketertarikan membakar pada tumbuh-tumbuhan dan binatang-binatang, Birdseye memasuki Amherst College untuk mempelajari biologi. Ia membayar biaya perkuliahannya melalui beberapa usaha yang unik, termasuk menjul bayi-bayi kodok ke Kebun Binatang Bronx untuk makanan ular dan menangkap tikus-tikus hitam yang jarang di toko daging lokal untuk professor genetic. Tetapi dana-dana yang dihasilkan dari bisnis-bisnis tersebut serta sampingan lainnya tidaklah mencukupi untuk memenuhi biaya-biaya perkuliahan yang meningkat, maka Birdseye keluar dari Amherst setelah dua tahun untuk menaruh tangannya di bisnis perdagangan bulu.

Mendapatkan dana dari rumah bulu di New York, Birdseye berkeliling oleh pimpinan anjing-anjing (dogsled, red) ke Labrador, Newfoundland, dimana ia mampu untuk mengubah keuntungan kecil dari jual-beli bulu-bulu untuk uang. Selagi di Arctic, ia diperkenalkan kepada praktik Inuit Indian untuk "membekukan cepat" ikan yang mereka tangkap. Sang nelayan cukup menaruh ikan tersebut di es, dan kombinasi es, angin, dan temperatur membekukan ikan nyaris secara instan. Bahkan yang lebih mengagumkan, Birdseye memperhatikan bahwa ketika ikan dimasak dan dimakan, begitu empuk dan mudah dibelah, dan rasanya sama bagusnya ketika ditangkap dengan segar. Birdseye juga memperhatikan hal yang sama juga terjadi pada karibu, angsa, dan kepala kubis yang ia simpan di luar kabinnya sepanjang musim dingin Kanada yang panjang.

Clarence BirdseyeBirdseye mengetahui bahwa usaha-usaha untuk membekukan daging dan sayur-sayuran secara komersial di Amerika Serikat telah gagal, sebagian besar dikarenakan makanan-makanan tidak terjaga rasanya ataupun teksturnya. Tetapi pada waktu itu, metode-metode pembekuan menghabiskan waktu sekitar 18 jam atau lebih. Birdseye menyimpulkan bahwa metode cepat-beku Inuit menjaga kristal-kristal es besar dari terbentuk di makanan, menjaga dari bahaya struktur sel sehingga menjaga kualitas "segar" makanan. Ia juga beranggapan bahwa masyarakat daerah asalnya akan dengan senang hati membayar untuk makanan-makanan beku yang enak, jika ia bisa membawakannya.

Dilengkapi dengan pengetahuan ini, Birdseye kembali ke New York pada September 1922. Ia mengorganisasikan perusahaannya sendiri, Birdseye Seafood Inc., dan mulai mengembangkan mesin cepat-beku dengan mata yang melirik ke pembeli-pembeli ritel. Dimana usaha-usaha awalnya adalah kesuksesan dari sudut pandang teknologikal, tetapi secara komersil gagal. Para pembelinya skeptis, dan Birdseye tidak mampu untuk meyakinkan para penjual grosir dan ibu-ibu rumah tangga bahwa ikan cepat-bekunya berbeda dari makanan kering, tanpa rasa yang diciptakan dari teknik-teknik pembekuan tradisional yang lambat. Perusahaan itu pun dengan cepat menjadi bangkrut.

Tak kenal takut dengan kegagalan ini, Birdseye terus melanjutkan bekerja untuk menyempurnakan mesin cepat-bekunya. Pada 1924, ia mengembangkan sebuah paket untuk ikan atau makanan lainnya dalam karton, lalu membekukan-cepat isi-isinya antara dua penekan yang berpermukaan rata dan beku. Menyadari bahwa ia telah menemukan dasar dari operasi pembekuan yang tipenya sama sekali baru, Birdseye memutuskan untuk membentuk sebuah perusahaan baru untuk menghasilkan uang dari penemuannya.

Dengan pertolongan perbankan keuangan dari beberapa pebisnis New York yang kaya raya, Birdseye mengorganisasikan General Seafood Corp., dan industri makanan beku pun lahir. Kendatipun peningkatan-peningkatan revolusioner telah Birdseye buat, ia tetap tidak bisa mengalahkan ketidakpercayaan publik akan makanan beku. Meskipun itu tidak langsung diterima luas, makanan cepat beku Birdseye tetaplah menjadikan ia sebagai pria kaya-raya. Dengan penjualan yang tertahan, General Seafood menjual aset-asetnya, termasuk paten-paten Birdseye, ke Postum Co. pada 1929 untuk $22 juta yang mengejutkan di masa itu.

Food Frozen Industry - Clarence BirdseyePostum mengorganisasikan kembali dirinya sebagai General Foods Corp. dan menyetujui Clarence Birdseye sebagai presiden dari divisi Birds Eye Frosted Foods yang baru. Pada 1930, perusahaan meluncurkan sebuah kampanye besar untuk memenangkan penerimaan akan bentuk baru dari "makanan beku." Kampanye tersebut pun sukses, dan pemilihan makanan-makanan Birdseye pun dengan cepat bervariasi dari kacang polong, bayam, dan ceri-ceri ke ikan dan beberapa jenis daging. Setelah dua kali usaha-usaha pertama gagal, mimpi Clarence Birdseye untuk menjadikan makanan cepat-beku tersedia untuk masyarakat umum telah menjadi kenyataan.

Tak pernah istirahat seperti sebelumnya, Clarence Birdseye membelanjakan 25 tahun selanjutnya bekerja pada penemuan-penemuan baru, termasuk bayangan lampu-lampu bohlam, sebuah putaran ikan elektrik dan sebuah seruit penjaga untuk pemburu-pemburu ikan paus. Bekerja di dapurnya dengan sebuah kipas angin, panas dari coffee maker elektriknya, dan setumpuk roti kubus, ia mengembangkan sebuah proses untuk makanan-makanan kering. Ia bahkan menulis sebuah buku mengenai bunga-bunga liar dengan istrinya. Di waktu hari kematiannya pada Oktober 1956, ia telah memegang nyaris 300 paten. Tak lama sebelum kematiannya, Birdseye menawarkan sarannya bagi para lulusan kuliah untuk mencari lebih lagi di dunia: "Saya bisa pergi berkeliling bertanya banyak pertanyaan-pertanyaan bodoh dan mengambil pilihan-pilihan yang ada."

Sumber : entrepreneur.com
Halaman :
1

Ikuti Kami