Kekristenan Bawa Pengharapan Bagi Kamboja

Internasional / 25 May 2009

Kalangan Sendiri

Kekristenan Bawa Pengharapan Bagi Kamboja

Budhi Marpaung Official Writer
6421

Kamboja telah berkembang pesat selama beberapa tahun, tetapi tetap merupakan salah satu negara miskin di Asia.

Studi menunjukkan bahwa selain menciptakan lebih banyak pekerjaan bagi penduduk pedesaan, peningkatan di produktivitas pertanian diperlukan di negara tersebut.

Seorang ahli ilmu tanah Kristiani telah melakukan hal tersebut di desa-desa miskin di Kamboja, yakni mengembalikan lahan yang digunakan untuk membunuh menjadi lahan harapan dan kehidupan.

Pada 2004, kepala sekolah dari sebuah sekolah menengah umum di pedesaan Kamboja menantang ahli ilmu tanah asal Filipina Zoe Guasa untuk menghidupkan kembali tanah tandus di sekolah mereka menjadi lahan kehidupan yakni dengan melalui menanam tanaman.

Hal tersebut bukanlah pekerjaan yang mudah, mengingat provinsi Takeo menderita kekeringan sangat parah. Provinsi ini memiliki tingkat kemiskinan yang tinggi dan penyakit karena sanitasi buruk.

"Mereka memberitahu kami bahwa tidak ada yang dapat tumbuh di sini, tetapi kami berkata dengan rahmat Allah, kami akan membuktikan bahwa kami dapat menanam tanaman di sini," kata Guasa.

Guasa memulainya dengan mendirikan Khmer Youth Development Center (KYDC), sebuah pelayanan Kristiani holistik yang mempromosikan program-program untuk anak dan pengembangan masyarakat. Dia mulai dengan membangun sebuah asrama untuk anak-anak dari keluarga sangat miskin yang tinggal jauh dari sekolah.

"Anak-anak disini hampir selesai SMA," ujar Guasa. "Kami ingin menunjukkan bahwa mereka akan kehidupan yang lebih baik setelah bersekolah di tingkat atas ."

Mempelajari Keterampilan Untuk Hidup

Di pusat anak muda (youth center), siswa diajarkan pertanian organik dan dilatih untuk menjalankan usaha tani.

Mereka menanam sayur-sayuran dan pohon buah, budidaya ikan, sapi dan ayam dan memasarkan produk mereka sendiri. 50% dari penghasilan tersebut disisihkan ke dana beasiswa untuk membantu mereka membayar uang sekolah di universitas. 25% masuk ke kas center dan 25% lainnya untuk membeli perlengkapan dan peralatan sekolah untuk sekolah menengah umum.

"Kami ingin membangun kembali kehidupan mereka agar kelak mereka bisa menjadi pemimpin yang lebih baik. Kami mengajarkan mereka nilai-nilai kerjasama, tanggung jawab dalam mengambil keputusan yang mereka buat dan terhadap lingkungan," kata Guasa.

Namun, Guasa dan kawan-kawan menghadapi tantangan.  Pada mulanya, banyak warga yang menentang youth center dan anggota tim dianiaya karena daerah tersebut digunakan sebagai tempat ibadah untuk para petani yang beragama Budha mempersembahan korban mereka.

"Salah satu dari pekerja kami hampir terluka," kata Guasa. "Tetapi setelah dua tahun berada disini, orang-orang mulai melihat perubahan dan mereka mulai bertanya jenis teknologi yang kami gunakan. Beberapa orang bertanya apa apa jenis bahan semprot tanaman atau pupuk yang kami gunakan dan siswa sekolah kami menjawab, 'doa'"

Pertumbuhan rohani  

Sebuah bagian vital dari program pelatihan untuk para siswa adalah pertumbuhan rohani mereka. Para siswa bangun subuh dan memulai hari dengan berdoa dan membaca firman Allah.

"Kami tidak memaksa para siswa, namun mereka mengatakan mereka ingin mengetahui lebih jauh tentang Kristiani," kata Guasa.

Kebanyakan dari mereka kembali ke desa mereka untuk mengajar anak-anak tentang Allah, salah satunya adalah seorang pemuda yang bernama Sao Sophal.

"Sebelum saya tahu Yesus, hidup saya tidak berpengharapan, tetapi sekarang saya tahu rencana Allah dalam hidup saya," kata Sao. "Saya mengajar anak-anak karena itu adalah cara saya membagikan Yesus kepada mereka, sehingga mereka juga tahu rencana Tuhan dalam kehidupan mereka dan melakukannya."

Saat ini, para siswa tingkat pertama KYDC telah berada di universitas dan mereka mengambil bagian hukum, kedokteran, pendidikan dan pembangunan masyarakat.

Menghapus Perbedaan

Apa yang nampaknya suram sebelumnya telah berubah menjadi sebuah masa depan yang menjanjikan bagi masyarakat Kamboja, karena semua orang seperti Guasa telah bersedia untuk berbagi karunia dan bakat mereka untuk membantu mereka yang membutuhkan.

Karena bidang pertanian yang sukses dilakukan oleh KYDC, banyak masyarakat desa Kamboja yang bergabung dengan gereja-gereja di desa mereka dan menduplikasi program pembangunan daerah ke tempatnya masing-masing.

Masyarakat provinsi Takeo telah diajarkan menggali sumur untuk menyediakan air minum, dan juga keterampilan hidup.

Sementara itu, selain membuka kelas siswa tingkat atas, pihak KYDC telah menambahkan kelas pra-sekolah dan membangun gedung gereja.

Pastor Nuo Peta yang melayani di desa-desa Kamboja mengatakan bahwa mereka saat ini memiliki pelayanan holistik yang mempermudah mereka membangun hubungan dan membagikan injil diantara orang-orang yang belum mengenal Tuhan Yesus.

Sumber : cbn.com/bm
Halaman :
1

Ikuti Kami