Pesawat  Bawa Firman Allah Ke Papua Nugini

Internasional / 22 May 2009

Kalangan Sendiri

Pesawat Bawa Firman Allah Ke Papua Nugini

Budhi Marpaung Official Writer
5446

Ketika biaya bahan bakar mencatat rekor tertinggi di tahun lalu, hal itu berdampak besar dengan pekerjaan misi yang menggunakan penerbangan.

Tingginya biaya avgas, membuat banyak banyak jasa penerbangan yang monalak melayani penerbangan pekerja Kristiani dalam ladang misi, tetapi satu jenis pesawat menawarkan solusi untuk masalah itu.

Generasi baru dari pesawat untuk ladang misi dapat melintasi ke Papua Nugini dan belahan dunia yang letaknya jauh.

Pihak dari produsen pesawat yang selama ini membantu pelayanan misi Kristiani menjanjikan pesawat yang baru sekarang ini, Kodiak dapat membawa lebih banyak orang dan muatan, dan terbang jauh dari pesawat saat ini, serta tetap dapat menggunakan jalur pintas penerbangan yang sama digunakan oleh para penerjemah alkitab dan misionaris lainnya.

Transisi dari pesawat lama ini terjadi karena mereka menggunakan bahan bakar, seperti avgas yang sulit ditemukan.

"Pesawat yang ada di belakang kami menggunakan bahan bakar jet dan itu penting untuk mengisi tempat di Papua Nugini dimana bahan bakar jet yang tersedia, tetapi avgas menghilang," kata Pilot JAARS, Mark Wuerffel.

Wuerffel adalah pilot JAARS yang mengantarkan dari Kodiak ke Papua Nugini. Ini salah satu dari sedikitnya empat dalam rangka mendukung lembaga penerjemahan alkitab Wycliffe, yang saat ini bekerja pada proyek terjemahan 190 bahasa.

"Negara ini sangat berat. Ini hampir mustahil untuk menjangkau tempat di mana saja dengan berjalan kaki yang merupakan lokasi tertentu dan disana terdapat sedikit sekali jalan," kata Wuerffel. "Jadi penerbangan menjadi jalan penting guna memenuhi sebuah kebutuhan, bagi siapapun yang memiliki kontak dengan dunia luar dan begitulah cara yang dilakukan penerjemah kami agar dapat keluar masuk."

Kodiak pertama untuk pekerjaan misi  didedikasikan di pangkalan udara JAARS di North Carolina di bulan April lalu. Persekutuan Misi Aviasi (Mission Aviation Fellowship - MAF) menerima mereka (para misionaris) pada bulan ini.

Pengiriman menggunakan sebuah pesawat yang baru dan lebih baik menggairahkan para pilot, tetapi bagi Wuerffel, hal tersebut tidak dapat dibandingkan dengan mengirimkan sebuah alkitab terjemahan Perjanjian Baru ke satu suku desa.

"Ketika mereka keluar dengan membawa Alkitab Perjanjian baru mereka dan bernyanyi dengan gembira dan berubah menjadi air mata," ujar Wuerffel. "Mereka sangat senang membaca Firman Allah dalam bahasa mereka yang mereka sendiri pun tidak dapat ungkapkan dengan kata-kata ataupun nyanyian."

"Dan mereka semua hanya berdiri dan menangis dengan sukacita karena telah memilki Firman Allah di tangan mereka," lanjut Wuerffel. "Dan saya merasa terhormat berada di hari itu."

14 organisasi misi memberikan masukan untuk membangun pesawat terbang baru. Tetapi untuk kegiatan misi, Kodiak  digunakan secara tidak terbatas.

Sementara itu, Departemen Perikanan dan Satwa Liar Amerika Serikat telah memesan Kodiak untuk memantau migrasi satwa liar.

Sumber : cbn.com/bm
Halaman :
1

Ikuti Kami