Pemujaan Diri Sendiri, Sebuah Epidemi Narsisme

Psikologi / 23 April 2009

Kalangan Sendiri

Pemujaan Diri Sendiri, Sebuah Epidemi Narsisme

Puji Astuti Official Writer
7644

Ketika saya mengatakan pada seorang teman bahwa dia itu narsis namun dia menjawabab, "Narsis itu perlu, asal jangan kelebihan dosis." Jika percaya diri dengan tidak berlebihan atau dalam dosis secukupnya, saya rasa itu masih dikatakan sesuatu yang sehat. Namun kondisi saat ini, narsisme sudah mengarah kepada sesuatu yang negatif. Hal ini menjadi perhatian Jean M Twenge dan W. Keith Campbell, psikolog yang melakukan penelitian tentang narsisme di Amerika Serikat, serta telah meluncurkan buku berjudul "The Narcissism Epidemic."

Menurut mereka, narsisme di kalangan masyarakat Amerika telah menjadi sebuah epidemi yang membahayakan, serupa dengan epidemi obesitas. Jika ditilik lebih lanjut, epidemi narsisme ini bukan hanya melanda Amerika, bahkan berbagai belahan dunia pun telah terjangkit.

Hal yang membahayakan disini adalah pemujaan diri sendiri. Di Amerika sekarang mereka bisa membayar paparazzi yang akan mengikuti mereka kemanapun sepanjang hari dan menjadikan mereka seperti Artis terkenal. Saat ini Anda sudah bisa membuat wajah Anda terpampang menjadi cover sebuah majalah terkenal dengan mudahnya, melalui tehnologi photoshop, tanpa harus menjadi seorang model.

Dengan ajang pencarian bakat yang bermunculan, banyak orang mengejar obsesi mereka menjadi superstar, supermodel, dan selebritis yang melesat seperti bintang jatuh, yang muncul sebentar kemudian menghilang.

Banyak orang berjuang membangun "personal brand" atau "self-branding." Para pelajar bekerja keras mengejar menjadi juara olimpiade sains, para pekerja mencari jalan mengejar mimpi mereka untuk mendapat kesuksesan dalam waktu instant, dan para wanita berlari keberbagai salon kecantikan dan dokter bedah plastik untuk mengupgrade penampilanya.

Sama seperti obesitas, sejak tahun 1980 hingga decade tahun 2000an ini, para pengidap narsisme melonjak drastis. Di tahun 2006 saja, 1 dari 4 pelajar mengidap penyakit psikologis ini, yang dalam dunia medis disebut  Narcisstic Personality Disorder (NPD).

Di Amerika sendiri 1 dari 10 orang diusia sekitar 20an, dan 1 diantara 16 orang disemua usia, menunjukkan gejala NPD ini.

Narsisme dapat ditemukan dimanapun, di tayangan tv, social network online, youtube, kehidupan sehari-hari, sekolah, kantor, bahkan di pusat perbelanjaan. Mereka berpusat pada diri sendiri. Fokusnya hanya "saya..saya..saya..." saja. Orang-orang yang awalnya disadarkan bahwa dirinya adalah seorang pribadi yang unik dan special, berubah menjadi orang yang memuja diri sendiri dan egosentris.

Tetapi seperti epidemic yang lain, memang hal ini menular melalui berbagai perjumpaan, dan menunjukkan beberapa tanda bahwa seseorang terjangkit, namun diantara banyak orang itu, masih ada beberapa yang memiliki kekebalan psikologis yang membuat mereka tetap sehat. Mereka adalah orang-orang yang memiliki kerendahan hati dan ketulusan. Orang-orang yang tidak hanya mengejar kesuksesan, uang dan ketenaran saja, tetapi bagaimana hidup mereka bisa memberi dampak positif bagi orang lain, tanpa peduli diri mereka menjadi sorotan atau tidak.

Untuk itu, hari ini mulailah evaluasi diri kita sendiri, apakah Anda terlalu narsis atau tidak. Jika ya, mari kita terus belajar pada Tuhan Yesus, sebab Dia adalah pribadi yang lemah lembut dan rendah hati.

Sumber : MSN/VM
Halaman :
1

Ikuti Kami