Pertobatan Sang Pecandu Seks

Family / 19 March 2009

Kalangan Sendiri

Pertobatan Sang Pecandu Seks

Lestari99 Official Writer
10858

Uang telah menjadikan Ogan budak seks. Dengan mudah ia bisa mendapatkan wanita mana pun yang ia inginkan. Bagi Ogan, seks itu seperti merokok. Sekali mencoba, pasti langsung ketagihan. Jadinya seperti orang yang maniak terhadap seks, selalu mau, mau dan mau terus.

Pernikahan tidak mampu membendung hasrat seks Ogan yang liar. Bahkan hasrat itu telah mengubah Ogan menjadi sosok yang kejam. Ogan mengoleksi film-film porno di rumahnya. Tak jarang untuk mendapatkan kepuasan, Ogan memaksa isterinya untuk bersama-sama dengan dirinya menyaksikan film porno tersebut. Sehingga bagi Ernawati, isteri Ogan, setiap kali ia melayani suaminya hanya sebatas kewajiban, bukan lagi karena perasaan cinta yang penuh penghargaan terhadap suaminya.

Semakin hari temperamen Ogan semakin kasar. Tanpa belas kasihan, Ogan tega memukul anak-anaknya. Cincin besar yang dikenakannya tanpa pikir panjang langsung dihantamkannya ke kepala anak-anaknya. Setiap kali Ogan tidak mendapatkan kepuasan dalam hal seks, ia selalu melampiaskannya kepada anak-anaknya.

"Sewaktu saya masih kecil, karena saya suka disiksa oleh papi, jadinya setelah besar dan saya sudah memiliki keberanian, ditambah dendam yang sudah dipendam dari kecil dengan perlakuannya yang kasar, saya pun akhirnya melawan," ujar Hery Gunawan, anak Ogan.

Benih kejahatan Ogan berawal ketika ia mengikuti tawaran temannya. Tanpa disadari, hal itu telah membangkitkan sisi gelap dalam diri Ogan. Saat itu teman Ogan menawarkan beberapa orang wanita sekaligus dan meminta Ogan untuk memilih salah satu di antaranya. Pergaulan yang buruk menyeret Ogan ke dalam kehidupan seks bebas.

Ogan seakan haus akan kepuasan. Namun di saat nafsunya tidak terpuaskan, isteri dan anak-anak Ogan menjadi korban kekesalannya. Entah apa yang dapat menghentikan kekejian Ogan. Kebutuhannya yang kuat akan hasrat seksnya membuatnya tak kuasa menghentikan kecenderungan seksnya yang tak terkontrol. Terpikir olehnya bahwa ia bisa saja menerima karma akibat dari segala perbuatan jahatnya. Sehingga ketika isterinya melahirkan untuk pertama kalinya, yang Ogan kuatirkan adalah ia akan mendapatkan anak yang cacat. Tapi untungnya semua ketakutannya itu tak terbukti.

Bagi anak-anak Ogan, melihat perilaku Ogan yang kejam seperti itu, sepertinya mustahil untuk mengharapkan ayahnya dapat berubah. Jalan keluar yang terlihat saat itu sepertinya hanya dengan bercerainya kedua orangtua mereka. Entah kapan semua hal ini akan berakhir. Namun harapan Ernawati akan perubahan suaminya tak pernah berhenti. Ernawati terus berdoa dan berdoa.

"Tuhan, saya sungguh menginginkan agar anak-anak saya tidak mengalami seperti yang saya alami. Saya mengasihi suamiku Tuhan, Engkau sanggup Tuhan mengubahkan dia. Menjadikan saya isteri yang baik di mata dia. Saya ingin dia bisa merasakan itu, bahwa saya adalah isteri yang baik baginya," tangis Ernawati dalam doanya.

Sampai suatu malam secara tak terduga Ogan mau mengikuti sebuah kebaktian. Sewaktu ada tantangan, Ernawati tergerak untuk maju ke depan dan mengajak Ogan untuk ikut bersamanya. Ogan marah pada awalnya akan ajakan isterinya itu namun akhirnya ia pun mengiyakan. Sikap hati Ogan saat itu benar-benar jauh dari Tuhan. Sambil melangkah ke depan, dengan sengaja Ogan berkata, ‘Ampuni kami Tuhan' sambil tertawa memandang isterinya.

Dalam kepura-puraannya, Ogan terus melangkah ke depan. Namun tiba-tiba, sesuatu yang supranatural menghentikan langkahnya. Ia seperti sedang menyaksikan sebuah film akan kehidupan dirinya sendiri selama ini. Saat dipertontonkan kembali segala perbuatan yang pernah dilakukannya, saat itulah Ogan baru menyadari bahwa itu adalah sebuah kejahatan, kejahatan yang sangat jahat. Dan sepertinya otak Ogan dicuci oleh Tuhan saat itu. Saat itulah Ogan benar-benar menangis di hadapan Tuhan.

Hari itu menjadi awal pertobatan Ogan. Dan tiba saatnya Ogan harus mengakui semua perbuatanya. Ogan mengumpulkan anak-anak dan isterinya dan meminta maaf kepada mereka atas setiap perbuatan jahat yang telah dilakukannya terhadap mereka. Anak-anaknya begitu menyambut perubahan sikap ayahnya dengan sukacita. Anak-anak Ogan terheran-heran akan perbuatan Tuhan, melihat bagaimana ayahnya bisa berubah dan berbalik dari segala kelakuannya yang jahat. Pemulihan pun terjadi atas keluarga Ogan.

"Wah, puji Tuhan mereka mau mengampuni saya. Dan mereka semua merangkul saya sambil berkata, ‘Kami mengasihi papi, kami mengampuni papi'. Dan itu suatu mukjizat yang memang luar biasa," ujar Ogan dengan penuh ucapan syukur.

"Saya lihat papi memang banyak berubah. Perlakuan papi sama mami sudah beda. Makin lama malah makin mesra," ujar Hery mengenai perubahan drastis ayahnya.

Dengan komitmen yang kuat, Ogan membuang seluruh tabiat buruknya. Hubungan yang rusak antara ia dan keluarganya pun telah dipulihkan Tuhan.

"Bukan ucapan syukur lagi yang bisa saya berikan kepada Tuhan, tapi saat ini saya benar-benar penyerahan hidup secara total buat Tuhan. Dulu antara isteri dan saya tidak ada hubungan kasih, tapi sekarang kami saling mengasihi karena Yesus yang sudah menolong saya, mengubahkan hidup saya dan mengubahkan seluruh keluarga saya," ujar Ogan menutup kesaksiannya. (Kisah ini ditayangkan 19 Maret 2009 dalam acara Solusi Life di O'Channel).

Sumber Kesaksian:
Ogan Gunawan & Ernawati
Sumber : V090317113808
Halaman :
1

Ikuti Kami