Sandera Kolombia Menemukan Tuhan di Tahanan

Internasional / 17 March 2009

Kalangan Sendiri

Sandera Kolombia Menemukan Tuhan di Tahanan

Lestari99 Official Writer
5204

Dalam konflik di Kolombia, beberapa orang telah melarikan diri dari FARC, teroris yang terkenal kejam di Kolombia. Tetapi seorang Amerika yang bernama Marc Gonsalves adalah salah satu pengecualian. Dia dan dua rekannya telah ditahan selama hampir enam tahun di hutan Kolombia.

Februari 2003, sebuah pesawat yang membawa kontraktor sipil Amerika melewati hutan Kolombia dan mendarat darurat karena kegagalan mesin. Gonsalves, seorang analis intelijen, berseru kepada Tuhan saat pesawat itu jatuh ke tanah.

"Sebelumnya saya memang seorang Kristen, tapi saya tidak benar-benar menjalankan kekristenan saya," ujarnya. "Meskipun saya masih percaya kepada Tuhan, tapi saya tidak pernah berdoa dan pergi ke gereja... Saya menjadi orang yang terhilang dalam identitas saya sebagai orang Kristen, namun kejadian ini telah membuat saya berbalik kepada Tuhan." Gonsalves mengatakan bahwa Tuhan telah memberikan kesempatan kedua kepadanya.

Titik Balik Kehidupan Gonsalves

Gonsalves selamat dari pesawat yang jatuh, tapi ia kemudian ditangkap oleh gerilyawan FARC Kolombia - bagian dari pasukan bersenjata revolusioner Kolombia. Dua orang rekannya yang lain juga telah ikut disandera bersamanya, Tom Howes dan Keith Stansell, keduanya juga warga negara Amerika. Penderitaan mereka ditulis secara rinci dalam buku yang baru dikeluarkannya, "Out of Captivity".

"Bagi saya, hal yang terberat adalah terpisah jauh dari keluarga," ujar Gonsalves. "Ketakutan terbesar saya adalah saya tidak lagi dapat bertemu dengan anak-anak saya."

Keprihatinan keluarganya akan dirinya terjadi secara intensif di tiga tahun pertama masa penahanannya. Sementara rekan-rekan Amerika lainnya terus menerima surat dari orang-orang yang mereka kasihi, Gonsalves mengatakan bahwa Shane, isterinya, menjadi diam seiring dengan berlalunya waktu. Tidak ada lagi kabar berita yang diterimanya.

"Hal itu menjadi sangat sulit bagi saya," katanya. "Tapi saat saya menempatkan diri di posisinya, saya dapat mengerti bagaimana dia benar-benar tidak tahu apakah saya masih hidup atau sudah mati. Saya telah pergi selama bertahun-tahun dan dia masih di sana mencoba membesarkan ketiga orang anak kami seorang diri," tambahnya.

Mengalami Hadirat Tuhan

Gonsalves mengatakan dia tidak pernah berpikir bahwa dirinya dapat tetap bertahan di tengah hutan dalam penahanan teroris sampai akhirnya ia merasakan hadirat Tuhan di tengah-tengah segala penderitaannya. Hal itu terjadi pada suatu malam ketika pesawat jet militer Kolombia mulai menjatuhkan bom di perkemahan musuh sedangkan dirinya terkurung di ruangan tahanan yang hanya berukuran 6x6 bersama para tawanan lainnya.

"Saya hanya bisa gemetar, benar-benar gemetar ketakutan. Saya berseru kepada Tuhan untuk melindungi kami," kisah Gonsalves. "Keesokan paginya ketika saya bangun, saya merasa semuanya begitu berbeda. Saya benar-benar merasakan bahwa IA sekali lagi telah menyelamatkan saya - menyelamatkan saya secara fisik, dan saat itulah saya percaya bahwa saya akan terus hidup dan melalui semua hal ini."

Setelah melewati pengalaman itu, Gonsalves memiliki kerinduan yang sangat besar untuk membaca Firman Tuhan.

"Sebelumnya sangat mudah bagi saya untuk menemukan Alkitab tapi saya tidak pernah berminat untuk membacanya," ujarnya. "Tapi kemudian saya begitu penasaran, begitu haus untuk tahu lebih banyak lagi akan kebenaran Firman itu."

Sebuah Alkitab diberikan kepadanya oleh sandera lainnya. Gonsalves mengatakan ia sering berbagi Firman dan imannya dengan sesama sandera lainnya, Ingrid Betancourt, sandera dari Prancis yang diculik saat sedang berjalan bersama presiden Kolombia tahun 2002. Gonsalves juga mengatakan ia melihat di dalam diri Ingrid seorang wanita yang penuh iman, begitu murah hati dan manusiawi.

"Seringkali kami berdua duduk bersama dan membicarakan Firman. Sharing kami pun akhirnya berkembang menjadi begitu baik dan menyenangkan. Saya tidak memiliki orang lain yang bisa saya ajak sharing sebaik dirinya," ujar Gonsalves.

Menikmati Kebebasan

Gonsalves dan 14 sandera lainnya, termasuk Howes, Stansell dan Betancourt berhasil diselamatkan pada 2 Juli 2008 setelah sebelumnya pasukan komando Kolombia berhasil mengibuli para teroris FARC dengan menyamar sebagai tenaga bantuan. Penyelamatan itu berhasil dan membuat mereka semua pulang ke rumah dengan selamat.

Saat ini Gonsalves berkeliling menggunakan motor Road King-nya, pemberian dari perusahaan Harley Davidson. Gonsalves berkeliling memperjuangkan kebebasan bagi negara-negara yang dilaluinya bersama rekan sesama sandera dahulu, Howes dan Stansell.

Gonsalves mengatakan ia belum sepenuhnya mengerti akan rencana Tuhan bagi hidupnya di masa mendatang, tapi ia sepenuhnya sadar bahwa dirinya telah berubah secara total setelah melalui pengalaman penyanderaan dirinya di Kolombia.

"Saya pernah berada di situasi ketika saya mati secara rohani, dan saya menghadapi ancaman kematian secara fisik selama bertahun-tahun. Tapi sekarang secara roh saya telah hidup dan tidak mati lagi," ujar Gonsalves. "Jika saya harus kehilangan enam tahun dari kehidupan saya di bumi ini untuk mengenal Tuhan, saya benar-benar bersyukur bahwa hal itu terjadi seperti ini adanya."

Tidak ada yang menyangkal bahwa kasih Tuhan sangat besar bagi setiap jiwa yang terhilang. Melalui banyak hal yang terjadi dalam hidup kita, Tuhan terus memanggil kita untuk kembali pada-Nya. Pengalaman hidup seburuk apa pun, jika kita menemukan Tuhan di sana, akan mendatangkan keindahan dan kebahagiaan pada akhirnya.

Sumber : cbn.com / LEP
Halaman :
1

Ikuti Kami