Kuliner di Yogya: Angkringan Pak Man

Entertainment / 28 January 2009

Kalangan Sendiri

Kuliner di Yogya: Angkringan Pak Man

Tammy Official Writer
5733
\"AngkringanDi antara menjamurnya warung angkringan yang ada di Yogyakarta, ada satu yang tak boleh Anda lewatkan untuk dijajal, yakni Angkringan Pak Man. Angkringan ini sangat kesohor di Kota Gudeg. Menunya komplet. Anda tak perlu bersusah payah untuk menemukan lokasinya. Kalau dari arah Malioboro, jalan saja ke arah utara, melewati rel kereta api. Lantas, belokan pertama ke arah barat, Anda bakal menemukannya. Posisinya tepat di tepi jalan. Namun, jika Anda dari arah tugu atau jalan P. Mangkubumi, sebelum sampai di rel perlintasan kereta api, atau tepatnya setelah Hotel Bhinneka, Anda belok ke arah barat atau ke kanan. Tapi hati-hati bagi yang berkendara, jalan tersebut hanya satu arah, Anda harus berputar dulu ke jalan Gowongan Kidul (belokan ke barat sebelum BCA).

Sosok warungnya tak banyak beda dengan warung angkringan lainnya, tapi menu yang tersaji super komplet. Nasi bungkusnya tampak menggunung di sisi atas meja angkringannya. Dengan catatan Anda tak terlalu sore datang ke sana. Di dekatnya terhidang berbagai gorengan, sate, hingga jadah. Tersedia deretan bangku panjang dan meja untuk duduk para pembeli. Ingin duduk lesehan dengan tikar pun bisa. Pak Man menyediakannya di seberang warung angkringannya. Anda bisa duduk nyaman dengan teman-teman sambil melepas malam. Tapi hati-hati, jika hujan turun. Anda harus segera kembali ke tempat Pak Man yang beratap.

\"AngkringanTempat Makan, Juga Tempat Ngobrol
Di tempat ini, semua lapisan masyarakat berkumpul, menikmati makanan dan minuman yang disuguhkan, dari mahasiswa, keluarga, dan seniman. Tak hanya yang bersepeda atau berkendara roda dua yang mampir, mereka yang bermobil pun kerap menyambanginya.

Tak ada formalitas. Semua pengunjung bisa diajak ngobrol ngalor-ngidul, dari isu politik, teknologi, kebutuhan pokok sehari-hari, hingga gosip selebritis. Tak peduli latar belakang sosial atau pendidikan, semua akrab abis. Ingin mengobrol dengan Pak Man pun bisa, duduklah di dekatnya. Anda bisa memperhatikan betapa cekatannya dia menyediakan muinuman yang dipesan. Tangan kanan menyiapkan air, tangan kiri menyiapkan gelas dan gulanya.

Harganya? Jangan ditanya. Super murah. Sebungkus nasi sambal plus teri cukup Rp 1.000, mau ambil gorengan cukup Rp. 400. Nasi-nasi tersebut tersaji khas, dibungkus kertas pembungkus makanan yang dilapisi daun pisang dan yertas koran. Nasinya yang pulen membuat tak cukup menyantap hanya sebungkus. Penyajian lauk maupun nasinya, semuanya self service. Tapi jangan lupa menghitung berapa makanan yang sudah diambil. Karena kebiasaan lupa ini menjadi "penyakit akut" yang sering muncul, tatkala asyik mengobrol sambil menikmati makanan.

Bagi yang suka jadah bakar, bisa meminta Pak Man untuk membakarnya. Harganya hanya Rp500 per potong. Sambil menyantap nasi, Anda juga dapat menikmati sate usus atau sate telur puyuh seharga Rp1.500. Anda juga bisa meminta Pak Man atau asistennya untuk membakar sate usus yang dipesan.

Kopi Jos
\"AngkringanMinuman yang siap dihidangkan juga sangat bervariasi, bisa hangat bisa dingin. Mulai wedang jahe, teh hangat, es teh, jeruk hangat, es jeruk, susu jahe, susuk, hingga kopi susu. Pokoknya komplet. Air panas untuk membuat kopi atau teh siap disajikan dalam ceret khas warung angkringan yang dipanasi dengan bara arang di bawahnya. Aneka minutan dan makanan itu siap menemani kita mengobrol hingga larut malam, bahkan menjelang subuh karena warung ini dibuka dari jam dua siang hingga menjelang subuh keesokan harinya.

Yang paling khas dari angkringan Pak Man ini adalah kopi jos. Apa istimewanya kopi ini? Kopi jos bukan sembarang kopi. Di dalamnya dicampur dengan arang yang masih membara. Tentu saja Anda tak perlu minum bersama arangnya. Sebelum menikmati kopi jos, Anda singkirkan arangnya terlebih dahulu. Tujuan Pak Man menambahkan arang ke dalam kopi semata-mata untuk membuat kopinya lebih matang, awet hangat, dan terasa enak. Padahal di balik itu ada rahasia lain yang mungkin Pak Man sendiri tidak tahu. Pasalnya menurut penelitian seorang mahasiswa UGM, arang tersebut hanya bisa menetralkan kandungan kafein yang ada di dalam kopi. Selain kopi jos, Anda akan menyesal kalau tak mencoba teh racikan Pak Man yang benar-benar ‘wasgitel' alias panas, wangi, legi (manis, red), kentel.

Menurut pria asal Klaten ini, sebelum berjualan di tempat yang sekarang, ia berjualan di dalam stasiun tugu. Namun, tampaknya rezeki lebih menaunginya di tempat yang sekarang, karena warungnya tak pernah sepi pengunjung. Di warung ini, selain disuguhi alunan musik para pengamen jalanan, Anda juga akan ‘dihibur' oleh suara live deru kereta api, maklum lokasi warung Pak Man mepet dengan rel kereta api.

Sumber : Agromedia/Tmy
Halaman :
1

Ikuti Kami