Bertahan Di Puncak

Kata Alkitab / 10 December 2008

Kalangan Sendiri

Bertahan Di Puncak

agnes.faith Official Writer
7306

Kita harus memiliki karakter yang kuat jika kita ingin menjadi seorang bintang sejati. Jika seseorang berhasil memenuhi panggilannya, tetapi karakternya masih sangat buruk, maka bintang itu tidak akan bertaha lama. Cepat atau lambat, bintang itu akan redup dan jatuh. Karakter yang baik mutlak dimiliki. Jika Anda tidak memiliki karakter, percuma saja Anda mengejar kesuksesan. Simaklah pepatah bijak berikut ini, "Kemampuan bisa membawa engkau ke puncak, tetapi karakterlah yang membuat engkau tetap di sana". (Amsal 12:3; 13:6,9).

Mari kita lihat contoh dua raja Israel, yaitu Raja Saul dan Raja Daud. Raja Saul memiliki kelemahannya dalam karakternya, meskipun dia memiliki kemampuan dan keahlian. Memang keahlian dan kemampuannya membawa dia menjadi raja, tetapi kelemahan dalam karakter membuat Tuhan mencopotnya dari posisi raja (1 Samuel 15:1-26). Dia tidak taat akan petunjuk dan perintah Tuhan untuk menghabiskan seluruh bangsa Amalek sampai kepada ternak-ternaknya. Ketika dia diperhadapkan dengan kesalahan dan dosanya, Saul mengelak dan mencari-cari alasan. Dia menyalahkan tentara-tentaranya yang menyimpan tenak orang Amalek. Dia tidak pernah benar-benar menerima kesalahannya dan bertobat. Tuhan tidak lagi berkenan kepada Raja Saul.

Sedangkan Raja Daud adalah orang yang mempunyai karakter yagn kuat, sehingga Tuhan berkenan untuk membuat Daud dan keturunannya sebagai raja bangsa Israel. Bukan berarti bahwa Raja Daud tidak pernah berbuat salah dan dosa. Dia pernah jatuh dalam dosa dengan mengambil Batsyeba dan membunuh Uria, suaminya. Tetapi, ketika Natan datang dan membuka dosa-disa Daud, sikap Daud berbeda dengan Saul. Daud menerima kesalahan dan dosa-dosanya. Dia tidak melemparkan kesalahan kepada orang lain. Dengan rendah hati Daud meminta ampun kepada Tuhan dan bertobat. Itu pulalah yang dilakukan Daud ketika ia membuat kesalahan dengan mengambil sensus rakyat Israel (1 Samuel 24). Ketika melihat rakyatnya menderita hukuman karena kesalahan yang diperbuatnya, Raja Daud dengan hati hancur berkata kepada Tuhan, "Sesungguhnya, aku telah berdosa, dan aku telah membuat kesalahan, tetapi domba-domba ini, apakah yang dilakukan mereka? Biarlah kiranya tangan-Mu menimpa aku dan kaum keluargaku." Daud menerima kesalahannya dan tidak melemparkan kesalahannya kepada orang lain. Hal ini menunjukkan kekuatan karakter yang dimiliki Raja Daud.

Pada waktu keluarga dan teman kita menunjukkan kesalahan dan kelemahan dalam karakter kita, apa yang biasa kita lakukan? Saya sering sekali melihat orang-orang kesulitan menerima kekalahan dan kelemahannya. Dengan cepat mereka akan menunjujkkan alasan mereka berbuat salah dan dosa. Selain itu, mereka dengan cepat menunjuk orang lain sebagai penyebab kesalahan dan perbuatan dosa mereka. Hal ini menunjukkan bahwa masih ada kelemahan dalam karakter mereka. Bisakah kita menahan mulut kita dan berbesar hati untuk tidak mencari alasan dan menerima kesalahan kita? Bukan pekerjaan yang mudah memang, namun bisa dilakukan. Renungkanlah perkataan John Wooden, seorang pelatih tim bola basket profesional di Amerika, "Tidak ada seorangpun yang kalah sampai dia mulai menyalahkan orang lain".

Daud menerima kesalahan dengan lapang dada dan tidak menyalahkan orang lain. Kedua hal itulah yagn menunjukkan kekuatan karakternya. Hal tersebut tidak dimiliki oleh Raja Saul. Kekuatan karakter Daud membuat Daud tetap bisa bertahan sebagai Raja Israel, meskipun dia pernah berbuat salah. Kelemahan karakter Raja Saul membuat dia turun dari takhtanya. Kedua raja itu memiliki kemampuan dan keahlian yang membuat mereka bisa menjadi raja, tetapi karakter yang kuatlah yang membuat Daud tetap bertahan di puncak (Amsal 11:3).

Jangan pernah berkompromi dengan karakter Anda. Meskipun Anda sudah berusaha, belajar, berubah dan melakukan segala cara untuk mencapai keberhasilan dalam panggilan hidup Anda, tetapi kelemahan dalam karakter Anda akan membuat Anda kesulitan untuk bertahan sebgai bintang. Jangan membuat segala usaha Anda sia-sia hanya karena kelemahan dalam karakter Anda.

Petenis profesional Michael Chang sadar sekali pentingnya karakter dalam hidupnya. Ketika atlet lain merasa keberatan ketika media dan orang-orang menilai kehidupan pribadi mereka, Michael Chang tidak menolak orang memperhatikan kehidupan pribadinya. Dia hidup lurus. Dia tahu bahwa kariernya tidak lepas dari kehidupan pribadinya. Dia sadar bahwa banyak anak-anak muda memperhatikan dan meniru kehidupan idola mereka dan dia mau menjadi contoh yang baik bagi mereka. Dia memakai popularitasnya untuk menyentuh kehidupan anak-anak muda. Orang-orang yang mengkritik hidupnya akhirnya mengakui bahwa Michael Chang adalah seorang yang mempraktekkan apa yag ia katkan. Dia memiliki integritas yang patut ditiru.

Saya mempunyai seorang kenalan yang sangat berbakat. Setiap orang pun mengakui bahwa dia adalah orang yang sangat berbakat. Dalam sekejap, karier orang tersebut melejit. Sayangnya, dia tidak menjaga karakternya. Dia mempunyai kelemahan dalam soal uang. Berkali-kali dia telah diberi kesempatan oleh orang-orang untuk beubah, tetapi dia selalu menyia-nyiakan kepercayaan orang-orang kepadanya. Sekarang ini kariernya hancur, bukan karena bakatnya hilang, melainkan karena kelemahan karakternya. Saya merasa sedih melihat bakat yang akhirnya menjadi sia-sia, tidak membawa kebaikan dan keuntungan untuk orang yang memilikinya.

Karakternya itu dimulai dari dalam, bukan dari luar. Jika Anda mempunyai karakter yang baik, maka reputasi Anda akan baik. Jika karakter Anda buruk, maka reputasi Anda buruk. Jika Anda ingin merubah reputasi Anda, ubahlah karakter Anda. Apa yang Anda lakukan pada saat tidak ada yang melihat akan menunjukkan karakter Anda yang sebenarnya. Apakah Anda tetap rajin bekerja jika atasan Anda sedang tidak berada dihadapan Anda? Apakah Anda melayani Tuhan hanya kalau pendeta Anda ada dihadapan Anda? Apakah Anda berani mempertanggungjawabkan keputusan Anda di hadapan orang banyak? Apakah Anda sering tidak menepati janji? Apakah Anda selalu menguji motivasi Anda dalam membuat keputusan? Apakah Anda patuh pada suara Roh Kudus untuk tidak kompromi dengan standar Tuhan? Apakah orang-orang di sekitar Anda dapat menerima perkataan sebagai suatu kebenaran? Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan itu akan menunjukkan karakter Anda yang sebenarnya. Kalau Anda mau tetap bertahan sebagai bintang untuk Tuhan. Anda tidak boleh kompromi dengan karakter Anda.

Sumber: Mandaliem Lembong, MBA - Be A Star

Halaman :
1

Ikuti Kami