Dampak Depresi Terhadap Anak

Parenting / 3 December 2008

Kalangan Sendiri

Dampak Depresi Terhadap Anak

agnes.faith Official Writer
3161

Tak sedikit sekolah yang melaporkan semakin banyak anak-anak yang mulai masuk sekolah tampak tak bisa memenuhi tuntutan dasar seperti duduk yang baik, memperhatikan guru, dan mengendalikan dirinya. Tak seorang pun tahu apa penyebabnya. Ada yang menyalahkan games, perceraian, atau faktor kedua orangtua yang bekerja.

Di saat yang bersamaan timbulnya depresi klinis pada orang dewasa, termasuk para orangtua, hampir epidemik dan terus meningkat. Sekarang hampir 20 persen populasi memenuhi kriteria sejumlah bentuk depresi, dan ini tak termasuk orang yang merasa sedih sesaat atau merasa lebih baik di hari berikutnya, tetapi orang yang sungguh-sungguh kesulitan dalam memfungsikan dirinya di dalam kehidupan.

Masalah Anak Vs Depresi Orangtua

Ahli terapi anak sering menemukan, anak bermasalah ternyata orangtuanya depresi. Walaupun orangtua sering merasa perilaku anak merupakan sumber stres, kenyataannya justru anak bereaksi terhadap depresi orang tua.

Ada kasus-kasus ekstrim di mana orangtua menyekolahkan anaknya di luar kota, mengirim anaknya ke kerabat agar saat kembali ke rumah sudah bisa diatur. Sementara dari sisi sang anak, ia sungguh-sungguh mencoba untuk bisa merasakan punya orangtua yang memberi perhatian dan menerapkan peraturan.

Orangtua mungkin tak pernah menyadari, pada kenyataannya merekalah yang depresi. Jika orangtua bisa berhasil mengatasi depresi, maka akan memiliki energi untuk memberikan perhatian, batasan, bersikap tegas, konsisten, dan perilaku anak akan jadi lebih baik.

Siklus Depresi

Sebuah penelitian menunjukkan, seorang anak dari orangtua yang depresi beresiko tinggi mengalami depresi, demikian juga terhadap penyalahgunaan obat-obatan dan kegiatan antisosial. Banyak penelitian menemukan, seorang ibu depresi mengalami kesulitan untuk dekat dengan bayi atau anak balitanya.

Sang ibu jadi kurang peka terhadap kebutuhan bayi dan tidak memberikan respons baik terhadap perilaku bayi. Bayi tampak tak bahagia dan sulit ditenangkan, tidak bergairah, sulit diberi makan, atau disuruh tidur.

Ketika si bayi mencapai tahapan usia balita, ada yang jadi sulit dikendalikan, melawan, tidak menurut, dan rewel. Hal ini tentu membuat orangtua merasa gagal. Ayah dan ibu jadi tidak konsisten, karena apapun yang dilakukannya tampak tak berhasil dan tak berpengaruh.

Jika orangtua yang depresi tak mampu mendapatkan bantuan, akan berakibat tak baik bagi anak-anak. Anak-anak akan tumbuh dengan ide untuk merusak diri sendiri, merasa tak dicintai, tak bisa dikendalikan, dan menyusahkan. Anak pun tak tahu cara menarik perhatian orang dewasa dengan cara positif hingga dijuluki si pengacau.

Solusi Depresi

Tak seorangpun tahu mengapa depresi pada orang dewasa terus meningkat. Banyak orang tak menyadari dirinya depresi. Orang depresi biasanya mengalami sulit tidur dan memiliki gejala fisik lainnya seperti gelisah, sedih berlebihan, kehilangan ambisi dan harapan, merasa sendiri dan diasingkan, terganggu oleh pikiran-pikiran yang salah, bahkan ingin bunuh diri.

Mereka merasa hidup membosankan dan tak ada yang bisa dilakukan untuk mengatasinya. Jika anak tak terkendali, mereka merasa itu bukan salahnya. Namun, obat-obatan antidepresi dan fisioterapi yang terpusat bisa diandalkan, dan secara efisien 80-90 persen bisa membantu. Dan semakin dini Anda mengobatinya, semakin besar kemungkinan berhasil dan sembuh.

Sumber : nova
Halaman :
1

Ikuti Kami