Journey To The Center Of The Earth

Film Review / 20 November 2008

Kalangan Sendiri

Journey To The Center Of The Earth

arienurkrisna Official Writer
5127
j1Diilhami dari karya fiksi ilmiah Jules Verne tahun 1864. Kini di tahun 2008 dengan teknologi perfilman yang dasyat, terutama dibuat tengan technology 3D. Sebenarnya teknologi film 3 dimensi bukan sesuatu yang baru tetapi belum banyak yang menggunakan animasi animasi 3d dan kacamata 3d. j43D disini memberi efek benda yang dilayar seolah-olah keluar dari layer. Memang untuk merasakan pengalaman 3D ini tidak semua bioskop menawarkannya. Diantaranya XXI EX dan XXI Plaza Senayan adalah bioskop yang menawarkan 3D tersebut. kisah ini bercerita tentang seorang ahli vulkanologi Trevor Anderson (Brendan Fraser, "The Mummy") dan keponakannya Sean (Josh Hutcherson, "Bridge to Terabithia") menyelidiki kematian ayah Sean di Eslandia. Mereka menemukan sebuah gua yang membawa mereka masuk ke perut bumi. Mereka lantas melanjutkan misi mencari saudara Trevor yang hilang, dan sepanjang petualangan ini, mereka harus berhadapan dengan makhluk-makhluk aneh dalam sebuah dunia yang sangat berbeda. Walau tidak komplit seperti didalam karya tulisnya tetapi kisahnya up to date dengan masa sekarang dan tidak mengurangi esensi ceritanya.

j5Cerita fiksi yang ditawarkan memang sangat unik namun di zaman sekarang dengan kisah-kisah fiksi ilmiah yang sudah ada agaknya kurang bisa menonjol dan memukau penonton. Untung saja teknoloj3gi 3D sungguh menambah daya tarik film ini. Sebenarnya film ini direlease pertengahan tahun 2008 atau musim panas Amerika. Tetapi sepertinya kalah pamor dari Dark Knight, Wall E dan film lainnya. Maka dari itu barulah bulan November ini di tayangkan di Indonesia. Segi penampilan not much comment Brendan Fraser, so mummy gitu loh. Tapi nyatanya lebih keren dari film mummy terakhir. Ajaklah keluarga anda menyaksikan film ini. Kalau bisa di studio yang menawarkan 3D tersebut. Tapi siap-siap merogoh kocek 2 kali lipat dari biasanya sebab diberlakukan harga khusus untuk film ini dikarenakan teknologi 3D tersebut. Bagaikan menaiki sebuah wahana 3D sambil makan popcorn bersama keluarga. Bukan saja menarik tetapi kalau para orang tua jeli ada nilai edukasi juga yang bisa diajarkan kepada anak-anak.

Sumber : onchom
Halaman :
1

Ikuti Kami