Konser Musik Klasik Ditengah Kuburan

Nasional / 21 October 2008

Kalangan Sendiri

Konser Musik Klasik Ditengah Kuburan

Puji Astuti Official Writer
4854

Pernahkan Anda membayangkan akan menghadiri sebuah pergelaran musik klasik di tengah lahan kuburan pada malam hari?

Ya, inilah yang terjadi Sabtu (18/10) malam. Sebuah orkestra bertajuk "Sunset Serenade" disajikan di areal pemakaman "San Diego Hills (SDH) Memorial Park" di Karawang Barat, Jawa Barat, yang jaraknya sekitar satu jam perjalanan dengan mobil via jalan tol dari
Jakarta.

"The Lippo Karawaci Community Choir and Orchestra" (LKCCO) di bawah pimpinan maestro Antonius Priyanto dengan jumlah personil 60 orang menggelar acara tersebut di dalam ruangan "wedding chapel" (kapel tempat perkawinan) , yang letak bangunannya di tengah areal pemakaman SDH.

Adakah penonton untuk sebuah acara pagelaran musik kamar yang diselenggarakan di tengah-tengah lahan kuburan yang jaraknya juga sekitar 20 kilometer dari
Jakarta dengan harga per tiket Rp250 ribu ?

Jangan salah. Ruang kapel tempat pergelaran yang berkapasitas sekitar 250 penonton tersebut dipadati penonton.

CEO Lippo Group James Riady, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Miranda Gultom, serta Bupati Karawang Dadang S.Muchtar tampak hadir dan menikmati perhelatan tersebut.

"Saya sebetulnya bukan penggemar musik klasik. Datang ke sini karena kebetulan mendapat tiket ini dari bos di kantor, yang membeli beberapa lembar tiket tersebut. Saya ingin tahu, mendengar pagelaran musik klasik di tengah kuburan seperti apa ya?" kata seorang wanita eksekutif sebuah perusahaan properti yang duduk di barisan belakang dekat wartawan.

"Takut? Wah nggak tuh...rasanya seperti bukan di tengah kuburan ya? Sepertinya indah begitu...Jangan-jangan arwah-arwah di sini juga senang menikmati pagelaran ini..haha..," kata wanita yang menolak disebut namanya tersebut dengan bercanda.

Acara tersebut dimulai pukul 19.00 WIB dan ditutup sekitar pukul 21.00 WIB dengan lantunan paduan suara "Lippo Karawaci Community Choir" yang menyanyikan lagu "Climb Every Mountain". Lagu tersebut terkenal karena menjadi salah satu lagu "sound track" film termahsyur sepanjang masa "The Sound of Music".

"Karena kapasitas ruangan yang terbatas, hanya sekitar 250 tempat duduk, maka kami hanya menjual tiket sebanyak 250 lembar. Harga per tiket Rp250 ribu. Semuanya habis terjual," kata Chief Executive Officer (CEO) PT.Lippo Karawaci Tbk, Viven G.Sitiabudi kepada wartawan sesaat sebelum pagelaran dimulai.

Mengapa harus menggelar konser musik klasik di lahan kuburan ?

"Tujuannya adalah untuk mempopulerkan musik klasik sekaligus mengubah persepsi masyarakat yang menganggap areal pemakaman selalu merupakan tempat yang menyeramkan. Di SDH ini Anda bisa lihat dan rasakan sendiri, bahwa pemakaman di sini merupakan tempat yang indah, penuh kenangan dan cocok sebagai tempat peristirahatan terakhir orang yang kita cintai," kata Viven berpromosi.

Sementara itu, Direktur SDH Manny Francisco mengatakan bahwa pihaknya sangat bangga karena SDH merupakan taman pemakaman modern pertama di
Indonesia yang memiliki family center (tempat hiburan keluarga) dengan fasilitas paling lengkap.

Antara lain terdapat bangunan multifungsi bergaya Mediterania, restoran kelas bintang
lima, danau seluas delapan hektare, serta kolam renang.

Pembangunan proyek seluas 500 hektare tersebut telah dimulai sejak pertengahan 2006 dan diperkirakan akan selesai dan terjual seluruhnya pada tahun 2013, dengan perkiraan mampu menyediakan sebanyak 1,2 juta lubang makam.

"Ini merupakan yang pertama kalinya di
Indonesia bahkan di Asia ada penyelenggaraan konser musik klasik di tengah lahan pemakaman. Kami harap perhelatan ini akan menjadi pengalaman seumur hidup yang tak terlupakan bagi para penonton," kata Manny Francisco.

Ide pagelaran musik klasik di tengah lahan kuburan memang agak mencengangkan. Bukan hanya bertujuan mempopulerkan musik klasik, tetapi juga bermotif bisnis untuk makin mendorong penjualan unit-unit lahan pemakaman tersebut.

Namun demikian, ide-ide kreatif yang menggabungkan pertunjukan seni dengan strategi pemasaran properti lahan pemakaman seperti ini patut dihargai. Inilah langkah terobosan baru di tengah krisis ekonomi global saat ini.

Sumber : Antara/VM
Halaman :
1

Ikuti Kami